Basarnas Turunkan Personil Cari Orang Hilang

Sugiarto (deadline-news.com)-Palusulteng-Banjir bandang yang menerjang Desa Lengkeka, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, pada Selasa Sore kemarin, membuat Badan Sar Nasional Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palu menurunkan personil dikirim ke lokasi kejadian, Rabu (4/3-2020).

Personil Kantor Sar Palu, yang diturunkan dan diberangkatkan ke lokasi terjadinya banjir tersebut, sebanyak 5 personil, yang merupakan tambahan untuk menyusul lima personil Sar Parimo yang terlebih dulu diberangkatkan Selasa malam (3/3-2020).

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palu, Basrano kepada wartawan mengungkapkan, tim yang diberangkatkan tersebut guna untuk melakukan evakuasi dan pencarian terhadap korban yang dilaporkan hilang terseret derasnya arus banjir.

“Menurut laporan tim lapangan yang telah lebih dulu tiba di lokasi kejadian, tim Sar dari Palu telah tiba, namun beberapa kendala menjadi penghalang untuk melakukan pencarian, seperti cuaca,”ujarnya.

Ia menambahkan, Tim yang berada di lapangan belum melakukan susur sungai di karenakan cuaca mendung di bagian hulu, yang memungkinkan akan terjadinya air bah.

Informasi sementara yang di himpun, Jumlah keseluruhan korban terdampak banjir bandang itu, sebanyak 257 Kepala keluarga (KK) dan dengan jumlah jiwa sebanyak 952 orang.

Adapun yang telah terdata di tempat pengungsian Aula Kantor Camat Lore Barat, baru sekitar 140 kepala keluarga dengan jumlah 506 jiwa, sementara yang belum terdata sebanyak 177 kk atau sebanyak 446 jiwa.

Sementara itu, satu Korban hilang yang saat ini belum di temukan, diketahui bernama Mariam Lambagu yang akrab dengan sapaan Mama Bambang (51), warga desa Lengkeka.

Tidak hanya korban hilang, beberapa warga juga mengalami trauma yang saat ini sedang menjalani perawatan di Puskesmas Lengkeka dan Gintu sebanyak 4 orang, dimana yang di rawat di puskesmas Lengkeka sebanyak 3 orang diantaranya Rodi Kawewo, T. Tobingki dan M. Tolakii sementara satu orang lainya di Puskemas Gintu, atas nama Hampale Mantola.**

Banjir Bandang di Poso Barat, Ibu Bambang Belum Ditemukan

 

Ilong (deadline-news.com)-Pososulteng-Banjir Bandang yang menerjang wilayah Bada tepatnya di Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, seorang wanita belum ditemukan.

Adalah Ibu Bambang nama wanita yang hilang saat banjir bandang menerjang wilayah Poso Barat Selasa sore (3/3-2020) sekitar pukul 15:30 wita itu. Informasi ini diperoleh di group whatsapp Dandim 1707 Poso yang dishere Caly.

“Kepada

Yth. Dandim 1307/Poso

Selamat malam,

Ijin melaporkan, pada hari Selasa tanggal 3 Maret 2020 Pukul 15.00 Wita, telah terjadi banjir bandang yang masuk pemukiman warga Desa Lengkeka Kec Lore Barat, Kab. Poso yang mengakibatkan pemukiman warga terendam air, lumpur dan kayu yang dibawa banjir.

Kerugian :

  1. personil – 1 orang Warga Ats Nama ibu bambang belum diketahui sampai sekarang ini. 2. materil : 11 rumah rusak berat, 51 rumah rusak ringan.

Sampai saat ini warga masyarakat sudah diungsikan kurang lebih 900 jiwa kekantor kecamatan lore barat.”

Sampai berita ini naik tayang, Bupati Poso Kolonel Purnawirawan Marinir Darmin Agustinus Sigilipu yang dikonfirmasi via chat di whtsappnya maupun contak pertelepon belum memberikan jawaban.

 

Banjir Bandang Terjang Poso Barat

Sugiarto (deadline-news.com)-Pososulteng- Banjir bandang terjang Desa Lengkeka, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, Selasa sore (3/3-2020) sekitar pukul 14.00 sore tadi.

Banjir tersebut, akibat meluapnya aliran sungai Lariang yang berada tepat di desa Lengkeka itu. Hasil pantauan pemerintah Kecamatan, sekitar 10 rumah warga yang rusak berat akibat terjangan banjir bandang tersebut.

Camat Lore Barat, Ruli Labulu menjawab wartawan via telephone selulernya Selasa (3/3-2020), mengungkapkan, desa Lengkeka yang diterjang banjir bandang itu, terdapat 900 jiwa.

Menurut laporan dari tim evakuasi dari pemerintah setempat yang ada di lapangan, baru sekitar 100 jiwa yang dievakuasi, tetapi hingga saat ini tim masih terus melakukan evakuasi terhadap warga yang terdapat di sekita lokasi banjir bandang itu.

“Kami telah menghubungi bantuan berupa truk, yang berada di Kecamatan Lore Selatan untuk meminta bantuan dalam mengevakuasi warga terdampak banjir,” ujarnya.

Menurut informasi yang di himpun media ini dari Pemerintah Kecamatan Lore Barat, Desa yang di ketahui terdampak banjir tersebut, baru desa Lengkeka, belum di ketahui apakah desa lain yang berada di seberang lokasi kejadian terdampak ataukah seperti apa?

“Saat ini pemerintah setempat masih terus melakukan pemantauan, terkait berapa desa lain yang berdekatan denga desa yang menjadi pusat Banjir bandang itu,”ujar Ruli.

Camat Lore Barat itu mengungkapkan, sebelum terjadinya banjir bandang di Desa Lengkeka itu, pada Senin sore kemarin, kami sempat memantau beberapa desa yang berada di sebrang dari lokasi kejadian, karena terjadi longsor di desa tetangga itu.

“Lokasi terjadinya banjir itu, berada di kemiringan, yang mengakibatkan derasnya aliran banjir yang menerjang desa tersebut, kami belum mengetahui pasti apakah banjir di sebabkan oleh hujan ataukah hal lain, karena di lokasi kejadian hujan tidak begitu deras hanya rintik rintik,”ucap Camat.

Dirinya menerangkan, karena tidak mengetahui apakah sebelumnya terjadi hujan deras ataukah seperti apa, karena dirinya tidak berada di lokasi kejadian, namun saat pemantauan memang terjadi hujan, tapi hanya sebatas hujan ringan atau rintik yang saat ini sudah mereda.

“Bebrapa rumah di bagian atas yang awal mula dialiri banjir, tertimbun material kayu dan batu. Sementara rumah di bagian bawah atau dataran rendah tertimbun lumpur yang terbawa oleh aliran banjir,” katanya.

Kata Camat, pihaknya telah menghubungi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Poso untuk meminta bantuan evakuasi dan tim BNPB langsung di berangkatkan. Namun jarak yang cukup jauh membuat tim dari BNPB sangat lama tiba di lokasi kejadian.

“Jarak yang harus di tempu dari BNPB Daerah Kabupaten Poso, ke lokasi kejadian, membutuhkan waktu sekitar 3 jam,” ujarnya.

Saat ini masyarakat yang terdampak, masih membutuhkan tepat tidur seperti tikar, selimut dan makanan seperti mie serta bantuan lain yang bermanfaat bagi mereka.

hingga saat ini, pemerintah masih terus melakukan evakuasi terhadap para korban banjir bandang di Desa Lengkeka itu.**

SIP-Danau Poso Unjuk Rasa Tolak Pengerukan

Sugiarto (deadline-news.com)-Pososulteng- Satu Indonesia Peduli (SIP) Danau Poso, yang tergabung dalam Mahasiswa dan masyarakat serta lembaga pemerhati lingkungan, melakukan aksi Unjuk Rasa menolak pengerukan danau Poso yang dilakukan oleh PT. Poso Energi yang bergerak di bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Kamis (20/2-2020) Sore di kota Poso.

Aksi yang dimulai dari Depan Pengadilan Negeri Poso ini mendapat pengawalan ketat dari puluhan aparat kepolisian. Puluhan Massa aksi itu memulai orasi dan pembagian selebaran kepada masyarakat penguna jalan raya.

Setelah melakukan orasi di depan Pengadilan Negeri Poso, massa aksi bergerak menuju ke kantor Bupati Poso sebagai sasaran aksi mereka. Sebelum tiba di Kantor Bupati Poso, massa aksi sempat melakukan orasi di depan Universitas Sintuwu Maroso Poso.

Hal ini dilakukan untuk mengajak mahasiswa agar bersama-sama bersolidaritas turun ke jalan menolak pengerukan Danau Poso yang dilakukan oleh PT. Poso Energi.

Fikar orator dalam massa aksi menyatakan dalam orasinya, Hari ini telah terjadi pengerukan di Danau Poso yang dilakukan oleh PT. Poso Energi. Sayangnya sebagian besar mahasiswa masih bersikap apatis atas persoalan itu.

“Padahal di balik pengerukan ini, ada masyarakat yang menggatungkan hidupnya di atas danau yang sudah Pasti akan terdampak dari pengerukan,” ujar Fikar.

Dirinya menambahkan, satu hari sebelum aksi beredar informasi kepada mahasiswa, bahwa ada oknum dosen yang meminta mahasiwa untuk tidak melakukan aksi demostrasi dikarenakan PT. Poso Energi telah banyak membantu Universitas Sintuwu Maroso serta ada beberapa kerjasama yang dilakukan Universitas dengan PT. Poso Energi.

“ini adalah upaya pembungkaman terhadap daya kritis mahasiswa,”tutupnya.

Setelah melakukan orasi di depan Universitas Sintuwu Maroso, massa aksi bergerak menuju kantor Bupati Poso untuk melanjutkan aksi mereka.

Dodi selaku coordinator lapangan (Korlap) dalam aksi tersebut menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Poso yang saat ini dipimpin oleh Bupati Darmin Agustinus Sigilipu, justru mengeluarkan kebijakan pengerukan tanpa memikirkan dampak terhadap rakyat.

“Kami menduga ada persekongkolan antara Pemda Kabupaten Poso dengan PT. Poso Energi yang dengan ini untuk memuluskan kepentingan privatisasi danau Poso oleh PT. Poso Energi demi kepentingan produksi energi PLTA Poso I dan Poso III yang sedang dibangun,” tegas Dodi.

Sementara itu, Vandi yang juga sebagai koordinator Satu Indonesia Peduli Danau Poso menjelaskan bahwa, pengerukan Danau Poso yang dilakukan oleh PT. Poso Energi saat ini adalah bagian yang tak terpisahkan dengan lahirnya MoU nomor : 130/PIP/ENV/2017/IV/2017- 180/0760/HKM/2017 tentang penataan Danau Poso.

“Dalam MOU ini dijelaskan bahwa, pengerukan danau Poso oleh PT. Poso Energi untuk penataan sungai Poso,” tambah Vandi.

Sayangnya menurut Vandi dalil penataan yang dijelaskan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Poso hanyalah dalil akal-akalan.

Menurut dia, dibalik argumentasi penataan itu, terkandung kepentingan besar untuk memprivatisasi Danau Poso oleh PT. Poso Energi.

Diketahui PT. Poso Energi saat ini sedang membangun PLTA Poso I dan Poso III. Sehingga dalil pengerukan atas penataan hanyalah bualan semata yang mana di balik itu adalah untuk kepentingan PT. Poso Energi.

“Alhasil, lahirnya MoU itu, lagi-lagi harus mengorbankan rakyat dan lingkungan Danau Poso yang selama ini berusaha untuk dijaga,” lanjut Vandi.

Vandi juga menambahkan bahwa, MoU siluman antara Pemda Kabupaten Poso dan PT. Poso Energi diduga kuat telah melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan.

Lebih lanjut Vandi menerangkan, Dalam Perda Rencana Tataruan Wilayah Peraturan Daerah No 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Poso Tahun 2012 – 2032 serta Perda Kabupaten Poso No 2 TAHUN 2015 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah Perkotaan Tentena Tahun 2015-2035 dijelaskan bahwa wilayah Kompo Dongi adalah wilayah kawasan lindung.

“Sayangnya saat ini pengerukan Danau Poso sedang berlangsung di situ sehingga kuat dugaan telah terjadi pelanggaran lingkungan atas itu,” tutupnya.

Kata Vandi Pemeritah harus membatalkan MoU nomor : 130/PIP/ENV/2017/IV/2017- 180/0760/HKM/2017 yang sangat merimplikasi buruk terhadap rakyat serta hentikan pengerukan Danau Poso oleh PT. Poso Energi.

Sejumlah perwakilan massa aksi yang mendesak untuk bertemu Bupati tidak juga membuahkan hasil.

Justru melalui stafnya, Bupati memanggil perwakilan massa aksi untuk menemuinya di ruangan Bupati. Namun massa aksi dengan tegas, menolak untuk bertemu di ruangan itu dan harusnya Bupati menemui rakyatnya.

Karena takkunjung ditemui oleh Bupati, massa aksi kembali ke Depan Pengadilan Negeri Poso dan berjanji akan kembali turun dengan estimasi massa yang lebih besar.**

Pasangan DAMAI Bakal Diusung Golkar – Gerindra di Pilkada Poso

 

Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak 2020 di Sulawesi Tengah, termasuk Kabupaten Poso, Partai Golkar dikabarkan akan berkoalisi dengan Partai Gerindra untuk mengusung pasangan Darmin Agustinus Sigilipu – Amdjad Lawasa (DAMAI). Demikian informasi yang diperoleh di Internal Golkar dan Partai Gerindra Sulteng Kamis (12/12-2019).

Menurut informasi dari internal Golkar dan Gerindra yang dihimpun deadline-news.com itu, Darmin merupakan incumbent di Pilkada Poso, pun kritikan makin tajam yang disertai aksi-aksi unjuk rasa atas nama rakyat memprotes sejumlah kebijakan pemerintahannya.

Bahkan Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu bersama manajemen PT.Poso Energy telah dilaporkan sekelompok masyarakat dan organisasi ke Polisi atas pembongkaran Jembatan Yondo Pamona dan pengerukan sungai Danau Poso di Tentena.

Padahal pembongkaran itu untuk merekonstruksi kembali jembatan Yondo Pamona itu agar terlihat lebih modern, menari dan tanpa menghilangkan cirri khasnya.

“Pembongkaran itu dalam rangka merekonstruksi kembali Jembatan Yondo Pamona agar lebih modern dan sesuai kondisi kekinian, dan tanpa menghilangkan roh sejarahnya (Ciri khasnya), sehingga menarik bagi para wisatan,”kata Bupati Poso dalah sebuah wawancara beberapa waktu lalu.

Terkait pasangan DAMAI yang akan diusung Partai Golkar-Gerindra itu sejumlah tokoh masyarakat Poso menyambutnya dengan baik. Pasalnya Darmin mewakili kelompok Non Muslim. Sedangkan Amdjad representasi kelompok Islam Poso.

“Saya kira pasangan DAMAI (Darmin-Amdjad) sangat representatif untuk membawa Poso makin baik lagi. Apalagi Darmin sudah berpengalaman, teruji dan berhasil membawa Poso makin baik pada periode pertamanya. Sedangkan Amdjad sangat berpengalaman dibirokrasi, sehingga perpaduan DAMAI itu makain membawa Poso kearah semakin baik dan maju,”ujar Suardin warga Sangira dan diamini Lius warga Pendolo.

Sementara itu Demokrat Poso di kabarkan akan berkoalisi dengan Nasdem dan PDIP untuk mengusung pasangan bakal calon Verna Ingkiriwang – Eddy Suroso. Namun demikian baru pasangan DAMAI yang final, sedangkan Verna – Eddy masih wacana politik. ***

Bupati Darmin: Sungai Poso di Tentena Sudah Kumuh

Bang Doel (deadline-news.com)-Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu menjawab deadline-news.com melalui jaringan whatsappnya dari Jakarta Kamis siang (28/11-2019), sekitar pukul 14:05 wita mengatakan sudah saatnya sungai Poso di Tentena itu dibersihkan. Karena sudah sangat kumuh.

Hal itu ditegaskan Bupati Darmin terkait gelombang protes atas pengerukan Sungai Poso yang diatasnya terbentang Jembatan Yondo Pamona sepanjang 215 meter dengan lebar 4 meter, yang menghubungkan Kelurahan Sangele ke Kelurahan Pamona.

“Memang sudah harus dibersihkan sungai Poso itu, sebab sudah sangat kumuh. Begitupun dengan jembatan Yondo Pamona sudah lapuk bagian bawahnya, sengnyapun sudah tua dan berkarat. Sehingga sudah saatnya dilakukan renovasi yang lebih baik lagi,”jelas pensiunan Marinir TNI Angkatan Laut itu.

Disinggung soal adanya kelompok masyarakat yang melakukan unjuk rasa dan memprotes kebijakan Bupati yang diduga berkoloborasi dengan PT.Poso Energy membongkar jembatan Yondo Pamona dan melakukan pengerukan Sungai yang membelah Kelurahan Sangele dengan Pamona itu, kata Bupati Darmin yang pro lebih banyak ketimbang yang protes.

“Bahkan ketika pembongkaran jembatan Yondo Pamona itu melibatkan 10 Desa. Sebab saat dibangun mulai dari awal sampai yang ke empat kalinya dulu juga melibatkan lebih dari 10 desa. Nah sekarang untuk pembangunannya yang ke lima kalinya, kita ingin menampilkan desain yang lebih bagus lagi, dan tanpa menghilangkan ciri khas jembatan Yondo Pamona itu,”tutur Darmin.

Menurutnya kalau bercerita sejarah dibangunnya Jembatan Yondo Pamona pada tahun 1908 hanya menggunakan Kayu dan Bambu. Dan sebetulnya renovasi jembatan Yondo Pamona itu sudah yang ke lima kalinya pada tahun 2019 ini.

“Kita akan bangun jembatan baru yang lebih bagus lagi, dengan 85 persen menggunakan kayu. Dan kelebihannya kita tampilkan Galeri sejak mulainya dibangun dan digunakannya Jembatan Yondo Pamona itu sampai perubahannya yang ke lima kalinya, Sehingga menjadi salah satu icon destinasi wisata di kabupaten Poso dengan danaunya,”terang Bupati Poso Darmin itu.

Ia menegaskan kalau generasi dulu bisa bikin sejarah dimana Jembatan Yondo Pamona itu unik dan menarik bagi Wisatawan, maka kita juga ingin mempersembahkan hal yang sama, yang tentunya sesuai dengan kondisi kekinian.

Darmin mengatakan bagi kelompok masyarakat yang protes hanya sebagian kecil. Bahkan mereka tidak pernah peduli sungai Poso di Tentena itu. Pernahkah mereka turun membersikhkan sungai itu? Padahal sungai Poso di Tentena itu sudah sangat kumuh dan kotor.

“Mereka mengaku peduli dan penunggu Danau Poso, tapi mereka tidak pernah turun membersihkan danau dan sungai Poso di Tentena itu. Dan kalau penunggu danau berarti mereka berada dalam danau,”terangnya.

Kata Bupati darmin Bagi PT.Poso Energy jika tidak memilik izin baik analisis dampak lingkungan (AMDAL) maupun aturan lainnya, kami akan menghentikannya. Tapi kenyataannya PT.Poso Energi memiliki IZIN sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

“Karena memang manajemen PT.Poso Energy yang membangun jembatan Yondo Pamona dan pengerukan Sungai Poso dengan menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan Tanggung jawab Sosial Perusahaan. Kita Pemerintah hanya mengasinya mulai dari soal Izin sampai pembangunannya,”ungkap Bupati Darmin.

Bupati Darmin menambahkan pembongkaran dan pembangunan Jembatan Yondo Pamona serta pengerukan sungai Poso di Tentena itu sudah mendapat petunjuk dan izin dari pemerintah Provinsi Sulteng dan Kementerian PUPR. Sehingga tidak ada masalah lagi.

“Saya curiga gerakan unjuk rasa sebagian masyarakat yang mengatasnamankan pemerhati dan penunggu Sungai dan Danau Poso yang menolak pembongkaran jembatan Yondo Pamona dan Pengerukan sungai bermuatan dan bermotif lain. Karena sesungguhnya mereka tidak pernah peduli sungai dan danau Poso yang sudah kumuh itu. Pernahkah mereka melakukan gerakan membersihkan Sungai dan Danau Poso?”kata Bupati Darmin dengan nada curiga.

Sebelumnya telah diberitakan Puluhan Massa dari Poso melakukan unjuk Rasa di Depan Gedung DPRD Sulteng, Selasa (26/11-2019), memprotes pembongkaran jembatan Yondo Pamona dan Pengerukan Sungai Poso di Tentena.

Dan sebelumnya Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu dan Manajemen PT.Poso Energi Ahmad Kalla dilaporkan ke Polisi atas pembongkaran Jembatan Yondo Pamona dan Pengerukan Sungai Poso di Tentena itu.

Massa menilai Pembongkaran jembatan Yondo Pamona dan Pengerukan Sungai sarat dengan kepentingan bisnis perusahaan Kalla Group yang mengelola pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Sulewana Poso Sulteng. ***

Bupati DAS : Jembatan Tentena Akan Dibangun Kembali

Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu menjawab deadline-news.com via sambungan whatsapp Kamis (28/11-2019) dari Jakarta mengatakan Jembatan Yondo Pamona Tentena yang membentang diatas danau Poso di Tentena akan dibangun kembali.

Menurutnya pembongkaran jembatan yang menghubungkan Kota Tentena dengan Desa Petiro Dongi itu sudah keropos bagian bawahnya, sehingga perlu direvitalisasi (Dibangun) Kembali dengan konsep kekinian (Milenial) dan tanpa menghilangkan ciri khasnya yakni 80 persen semuanya terbuat dari Kayu seperti semula.

“Pembongkaran dan pembangunan kembali Jembatan yang membentang diatas danau Poso di Tentena itu merupakan petunjuk Pemerintah Provinsi Sulteng yang disahuti Pemerintah Kabupaten Poso,”jelas Purnawirawan Kolonel Marinir TNI Angkatan Laut itu.

Ia menerangkan bahwa pembongkaran dan pembangunan jembatan Tentena menggunakan Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan Tanggung jawab Sosial Perusahaan (PT.Poso Energy).

PT.Poso Energy adalah pengelola manajemen Pembangkit Listri tenaga Air (PLTA) Sulewana di Poso Sulawesi Tengah.

Sebelumnya telah diberitakan Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu bersama Ahmad Kalla dilaporkan ke Polisi atas pembongkaran jembatan Tentena dan pengerukan danau Poso di Tentena.

Kemudian pada hari Selasa (26/11-2019), sejumlah lembaga swadaya masyarakat peduli lingkungan melakukan unjuk rasa di depan gedung DPRD Sulteng sebagai bentuk protes atas pembongkaran Yondo Pamona dan pengerukan danau Poso di Tentena.

Pengunjuk rasa itu kemudian diarahkan masuk ke gedung DPRD Sulteng dan beberapa perwakilan diundang oleh Komisi III DPRD Sulteng.

Dehadapan perwakilan pengunjuk rasa, anggota Komisi III DPRD Sulteng Sony Tandra mengaku akan membentuk pansus jika memang ada pelanggaran atas pembongkaran jembatan Yondo Pamona di Tentena itu.

“Jika memang ada pelanggaran atas pembongkaran, pembangunan jembatan Yondo Pamona dan pengerukan danau Poso itu kami akan membetuk pansus untuk melakukan investigasi dan menyelidikinya,”tegas politisi NasDem itu. ***

WTP di 3,2 Tahun Pemerintahan Darmin A Sigilimpu

Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Wajar tanpa pengecualian (WTP), itulah predikat Kabupaten Poso sesuai hasil audit badan pemeriksa keuangan (BPK) RI perwakilan Sulteng di Palu tahun anggaran 2018.

“WTP ini, dapat diraih dimasa pemerintahan saya memasuki 3,2 tahun. Sebelumnya pernah diraih pada tahun 2012 silam. Tepatnya 6 tahun kemudian baru WTP kembali lagi diraih Pemda Poso,”kata Bupati Poso Darmin A Sigilimpu dalam jumpa persnya usai buka puasa bersama dengan para jurnalis di Palu Selasa (28/5-2019) di Santika Hotel.

Menurutnya tahun 2015,2016 dan 2017 hanya meraih wajar dengan pengecualian (WDP), hampir disclaimer.

“Kunci keberhasilan WTP ini, berkat kerjasama semua organisasi perangkat daerah (OPD), dengan membangun komunikasi dengan baik antara para pimpinan daerah dan pejabat OPD. Selain itu harus ada koordinasi yang baik untuk menghasilkan kerjasama sehingga mencapai WTP,”jelas ketua DPD Partai Golkar Poso itu.

Kata mantan perwira Marinir itu, selain komunikasi dan koordinasi, juga dibutuhkan pengawasan melekat dari atas kebawah. Kemudian cek and ricek perintah tugas yang diberikan ke bawahan, sehingga tidak macet ditempat.

“Karena biasanya ada bahawan yang diberi tugas, ketika ditanya sudah beres, tapi ketika dicek ke bawah, ternyata masih disimpan diatas dimejanya, sehingga macet. Makanya perlu cek and ricek kebawah itu. Kalau saya mempraktekkan 60 persen ke bawahan dan 40 persen penyelesaiaan administrasi,”tutur Darmin yang didampingi Kabah Humas dan Pengacaranya itu. ***

Obyek Wisata Poso Sangat Menjanjikan

Bang Doel (deadline-news.com)-palusulteng-Obyek wisata kabupaten Poso sangat menjanjikan. Apalagi Laut dan Danau Poso, yang memiliki pasir kuning dan putih, memiliki daya tarik tersendiri.

Danau Poso dengan kedalaman 1000 meter (1 km), dengan panjang 53 kilometre dan lebar 16 kilometer serta airnhya tidak pernah keruh alias jernih sepanjang masa.

Danau Poso merupakan peninggala purba kalah, yang kaya akan ekosistem air, seperti Sogili, Krang, Ikan Emas, dan berbagai ikan jenis air tawar lainnya.

Bukan itu saja, tapi ada juga air terjun Salopa yang memiliki 66 tingkat. Dan akses jalan ke air terjun Salopa ini sudah bagus karena sudah dihotmix.

Adalah Tentena akan dijadikan kota Wisata di Poso. Jarak Poso ke tentena ini, kurang lebih 50 kilometer. Tentenan sangat dekat dengan Danau Poso.

Jika hendak melihat pemandangan pesisir Danau Poso dapat melalui ruas jalan Tentena – Peura – Dulumae di Kecamatan pemekaran Pamona Utara tembus ke Bancea.

Menurut Bupati Poso Darmin A Sigilimpu, 3,2 tahun masa jabatannya itu, saatnya memberikan keamanan, kedamaian dan kesejahteraan masyarakat Poso umumnya dan khususnya Masyarakat Tentena melalui Obyek Wisata di daerah itu.

“Saatnya meningkatkan tarap hidup masyarakat Tentena melalui obyek wisata Danau Poso dan pengembang biakan Sugili dan ikan tawar lainnya,”ujar mantan perwira Marinir itu. ***

Frekwensi Gangguan Keamanan di Poso Sudah Menurun

“Sekarang Poso Sudah Aman, Tidur di jalanpun Tak ada gangguan”

Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Bupati Poso Darmin Sigilimpu menjawab wartawan disela-sela buka puasa bersama (Bukber) di Santika Hotel Palu Selasa (28/5-2019), menegaskan sejak 2015 awal masa jabatannya, frekwensi gangguan keamanan di Poso sudah mulai meredah.

Hal ini terjadi karena kesadaran masyarakat Poso itu sendiri, untuk hidup berdampingan dengan baik, dan ketegasan aparat keamanan terhadap oknum-oknum yang dapat merusak tatanan kehidupan yang hidup berdampingan.

Menurutnya opini negatif tentang Kabupaten Poso, menjadi tantangan dan perlu dilawan dengan tindakan positif. Caranya pemerintah mengadakan festival danau Poso dengan mengundang artis-artis seperti Sank, Hari Lasso dan Once Dewa 19.

“Kegiatan itu dibanjiri masyarakat sekitar 20an, dan Alhamdulillah aman. Masyarakat hidup rukun dan damai. Sejak saya menjabat Bupati Poso sampai sekarang Poso lebih aman dan damai. Bahkan tidur dijalanpun dapat dipastikan tidak ada gangguan seperti tahun-tahun sebelumnya. Ayo ke Poso berwisata, jangan takut, Poso sudah sangat aman, nyaman dan damai,”jelas mantan Perwira Marinir itu. ***