Pesta Rakyat Pandapa 3000an Orang Diundangan

 

Dewan masjid

 

Antasena (deadline-news.com)-Palu-Dalam waktu dekat, masyarakat Besusu akan menggelar pesta rakyat yang akan dihadiri 3000an orang undangan.

 

Pesta rakyat Pandapa ini akan mengungkap kembali sejarah lahirnya peradaban kota Palu.

 

Kota Palu berawal  dari kesatuan empat Kampung  yaitu, Besusu (Pandapa), Lere (Panggovia), Baru (Boyantogo), Kamonji (Tangga Banggo) keempat kampung ini membentuk satu kesatuan yang disebut PATANGGOTA.

Demikian dikatakan ketua panitia Pesta Rakyat Pandapa Drs Ridwan Dg Marau,M.Si kepada deadline-news.com Senin (1/5-2023) di Palu.

Anwar Hafid

 

Menurutnya salah satu tugasnya memilih raja dan pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan, pemberian nama PANDAPA diawali  kerajaan  PUE NGGARI  sebagai raja  pertama di Palu 1796 – 1805  (Kuburannya terletak di Besusu Barat ).

 

“Seiring berjalannya waktu, maka nama Pandapa berubah menjadi  BESUSU  yang  bermakna  atau diartikan batu  KARANG ( Gusu bahasa Kaili )  dikumpulkan lalu  disusun  sempadan pantai untuk menahan arus gelombang  yang dapat menyebabkan terjadinya  perpindahan sedimen  (tanah, kerikil, Pasir) agar tidak terjadinya abrasi pantai,”jelas Ridwan.

 

Kata mantan Sekretaris KNPI Sulteng ini Kampung Pandapa Besusu merupakan satu wilayah tertua di kota Palu yang  melahirkan peradabann  (Budaya dan adat istiadat ) dengan suku aslinya  TO KAILI  yang  dapat  menerima masyarakat /  suku  lainnya   (Masyarakatnya  Hiterogen ) hidup berdampingan  rukun dan damai.

 

Ridwan menceritakan budaya  dan adat  istiadat sudah  hampir  hilang ditengah – tengah masyarakat  dewasa ini. Oleh karena kurangnya kepedulian dan pemahaman  generasi  muda  tentang  budaya mereka sendiri (Khususnya Budaya kaili).

“Oleh karena itu perlu ditumbuh kembangkan budaya/adat istiadat  sebagai  kebiasaan  turun temurun yang terjadi di daerah kaili. Sebab budaya  dapat  mewakili  norma, nilai, tradisi dan kebiasaan  bersama  dari suatu  kelompok / suku, kita  berusaha  terus  menerus  untuk melestarikan agar kelak anak cucu kita masih bisa melihat budaya To Kaili,”tutur Ridwan.

Kata Ridwan kelurahan Besusu salah satu wilayah terluas dikota Palu sebelum dimekarkan, seiring dengan  perkembangan yang  semakin  padat, maka Besusu dibagi tiga adaminstrasi pemerintahan yakni Kelurahan Besusu Barat, Kelurahan Besusu Tengah, Kelurahan Besusu Timur  sebagai  mana diatur  dalam  Peraturan  Daerah  nomor 4 tahun 2012  tentang  pemekaran  Kecamatan.

Kegiatan ini dilaksanakan mempunyai maksud dan tujuan yaitu;

1.   Mengangkat  dan melestarikan nilai – nilai budaya dan adat istiadat To kaili.

2.   Sebagai wahana sambung  rasa, menjalin hubungan persaudaraan dengan berbagai suku dan agama.

3.   Membentuk dan membangun kesepahaman Masyarakat khususnya Besusu dan pada umumnya  Kota Palu untuk menunjang program pemerintah berbasis Kultur.

4.   Melalui event ini  mengangkat  ekonomi Masyarakat dalam bentuk Pandapa Expo dan  kegiatan aktifitas  yang  berkaitan  dengan  perekonomian  lain  pasca kegiatan ini.

Kegiatan ini diberi nama : “POSALIA PANDAPA BESUSU 2023 “ atau disingkat  PPB 2023 akan digelar 8-13 Juni 2023.

Tema  kegiatan ini  adalah :

“MOSINGGANI  MOSANGUPATUJU MOSIPEILI NOSIPATUVU=Bersama kita satujuan saling peduli saling menghidupi“. ***

Lahan Tidur Dimanfaatkan Jadi Destinasi Wisata Alam

 

 

Nelwan (deadline news.com)-Sigi-Taman wisata Alam Bukit Asam yang teletak di desa Sibedi kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah merupakan sebuah terobosan seni eksterior yang estetis dan mempesona.

Destinasi baru ini merupakan pengembangan wisata alam yang diharapkan dapat mendongrak pertumbuhan ekonomi disektor kewira usahaan yang digagas dan dikelolah secara personal oleh wiraswastawan bernama Hartono pemilik PT. Neo Bukit Asam.

Himbauan iuran sampah

Seiring dengan perkembangan zaman diera globalisasi dan tehknologi yang lagi marak dan pesat saat ini, dimana pertumbuhan ekonomi di dunia Lokawisata atau darmawisata makin santer dikancah persaingan.

Anwar Hafid

Sehingga memicu daya saing dikalangan para pelaku usaha. Dan tak ketinggalan acuan para pelaku wira usahapun banyak melirik peta baru dalam prioritas bisnis yang inovatif.

Syarifuddin Hafid

Upaya kesesuaian leteratur bernuansa moderen menjadi prioritas cikal bakal pemanfaatan lahan tidur yang bakal disulap menjadi area pertamanan yang asri, indah dan nyaman.

Hendri Muhidin

Destinasi wisata alam ini memiliki karakteristik dengan konsep desain spektakuler yang punya nilai jual dan daya saing yang tinggi.

Dewan masjid

Tentu hal itu, terinisiasi mengacu pada ending torobosan baru dalam hal objektifitas di lingkup kewira usahaan guna mendorong efektifitas dan literatur seni interior pertamanan (gardening) ala kontemporer.

Juga nantinya akan menjadi ruang publik atau tempat destinasi dengan view pemandangan alam terbuka yang ditunjang oleh berbagai ketersediaan fasilitas confensional didalamyanya.

Terkait kewirausahaan diberbagai aspek, dimana sistem tata kelolah ruang lingkup estetika struktur konstruksi, rancang bangun desain interior pertamanan ini dikelola secara indikator dan diaplikasikan sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya.

Adapun pengembangan sarana wisata dan tata ruang publik rekreatif disektor gardening (berkebun) yang telah difasiltasi atas ketersidiaan lahan yang cukup memadai kurang lebih 40 hektar, yang mana kosntruksi serta desain garden (taman) itu, dikelolah secara personal oleh salah seorang partikelir yang bernama Hartono.

Hal itu diungkapkannya saat dikonfirmasi deadline-news.com group detaknews.id beberapan waktu lalu.

Ia mengatakan peruntukan pembangunan taman rekreasi moderen atau gardening (horticulture, garden affairs) di desain dan di protek dengan unsur natural atau keaslian alamnya itu sendiri.

“Hal ini teraplikasi dalam pola imajener melalui pemikiran daya hayal individualis dan bakat outodidak yang dimiliki,”ujar Hartono.

Menurutnya pengembangan wisata alam terkait estetis (keindahan) dengan konsep desain bergaya naturalis di alam terbuka, dan pesona panorama alam yang eksotik.

Disamping itu, kata dia ketersediaan fasilitas wahana rekreasi moderen yang disuguhkan, dirancang dengan sentuhan seni konfesional.

“Sehingga nantinya membuat pengujung akan mersa nyaman dan dapat sensai lain berwisata sambil menikmati sejuknya hijau pepohonan serta buah dari pohon produktif dan sekaligus dengan leluasa melihat penapakan satwa langka, baik binatang endemik lokal maupun satwa yang didatangkan berasal dari manca negara,”bebernya.

Kata Hartono segala fasilitas yang berhubungan dengan destinasi atau tempat rekresasi (darmawisata), konsepnya telah terlebih dahulu diproyeksikan dalam managemennya yang sesuai dengan fungsinya.

Yaitu, weekend, weekday, tiket, guide, mesium turis, sunset, sunresi traveling, backpaker, tour, camping, honeymoon, pariwisata, darmawisaita adfenture, dan rafting, itulah daya tarik wisata yang bakal disuguhkan dilahan seluas 40 hektar adalah rekreatif fenomena baru, terkhusus di Sigi Sulteng.

Hartono mengungkapkan terkait tata kelolah dan deasign intrior tata ruang pengelolaan taman tersebut, hal itu dinisiasi secara perorangan oleh pelaku usaha itu sendiri.

Lelaki yang akrab disapa pak Tono ini mengatakan ushanya tersebut merupakan inspirasi baru dan kiprah perdananya.

“Saya terbilang baru dibidang bisnis berskala besar ini. Dan menjadi barometer buat para wirausahawan lainnya untuk menciptakan visi baru dalam pengelolaan tata ruang puplik serta memantik sitem penerapan digitalisasi dengan skala prioritas di era globalisasi di dunia lokawisata ini,”jelasnya.

Dalam hal ini kata Tono, sebagai acuan dan motivasi dirinya, terpaut referensi serta terispirasi oleh para pelaku wira usahawan ketika ia di luar negeri, dimana dirinya sudah sering kali melakukan serangkain pertumuan dengan rekanan para investor manca negara yang kerap membuka peluang bisnis lain dengan gaya baru juga terbilang inovatif dan lebih moderen.***

Ekspedisi Toba- HPN 2023: Di Geosite Sipinsur, Ketum SMSI: Mari Kita Tulis Dengan Rasa dan Cinta

 

 

Bang Doel (deadline-news.com)-Humbahas- Geosite Sipinsur di Desa Pearung, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Provinsi Sumatera Utara, merupakan satu dari 16 Geopark Kaldera Toba yang menyuguhkan pemandangan alam yang cukup menawan.

Selain berhawa sejuk dengan dikelilingi deretan pohon pinus yang menjulang, kawasan ini sejak diresmikan pada 2018 lalu banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun internasional.

“Sudah dua kali Presiden Jokowi mengunjungi tempat ini (Geosite Sipinsur),” kata Hasundungan Manurung, pengelola Geosite Sipinsur, Minggu (5/2-2023).

Sejak kunjungan Presiden Jokowi, Geosite Sipinsur menjadi primadona andalan Pemkab Humbahas di bidang kepariwisataan.

“Kalau hari-hari libur nasional, pengunjung bisa mencapai 3 ribuan orang,”ungkap Hasundungan saat menerima rombongan Ekspedisi Geopark Kaldera Toba Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) tahun 2023. Ekspedisi ini merupakan rangkaian dalam menyemarakkan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Sumatera Utara.

Ketua Umum SMSI Firdaus beserta rombongan dan jajaran pengurus SMSI provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia juga begitu takjub menyaksikan panorama alam Geosite Sipinsur.

“Sungguh keindahan alam yang penting untuk dinikmati. Geopark Kaldera Toba ini merupakan bagian dari warisan dunia yang perlu kita jaga. Mari kita tulis dengan rasa dan penuh cinta,” pesan Firdaus kepada jajaran SMSI.

Ungkapan kagum juga dilontarkan Ketua SMSI Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Begitu menjejakkan kakinya di Geosite Sipinsur, dia langsung terpana dan kemudian merekam momen keindahan itu dengan hapenya.

“Luar biasa ini. Sungguh. Ini akan kita viralkan ke masyarakat Sumatera Selatan. Selama ini mereka tau hanya Danau Toba. Ternyata cukup banyak potensi wisata menawan di sekelilingnya,” katanya.

Sama dengan geosite lainnya, Geosite Sipinsur juga terbentuk setelah peristiwa letusan Gunung Toba pada 24 ribu tahun lalu. Berbeda dengan geosite lainnya, kawasan Geosite Sipinsur berbentuk runcing yang berada pada ketinggian. Dari atasnya, hamparan Danau Toba begitu indah dengan bukit-bukit yang mengitarinya. ***

SMSI Ekspedisi Geopark Kaldera Toba, Pers Turut Menjaga Warisan Dunia

 

Catatan: Iman Handiman, Wartawan Senior Siberindo.Co

 

MENGAWALI Hari Pers Nasional (HPN) 2023 tanggal 9 Februari di Sumatera Utara, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) menyelenggarakan kegiatan yang menantang, yaitu melakukan ekspedisi geopark kaldera Danau Toba.

Kegiatan ini akan diawali dengan peluncuran ekspedisi pada hari pertama, 4 Februari, dan akan berakhir 7 Februari.

Selanjutnya para peserta yang tergabung dalam organisasi pers SMSI akan bergabung dalam puncak acara HPN di Medan yang diselenggarakan panitia pusat HPN yang diketuai oleh Mirza Zulhadi yang sehari-hari sebagai Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.

Tentu pelaksanaan rangkaian dan puncak acara yang menurut rencana akan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, melibatkan panitia HPN daerah dan organisasi pers serta sejumlah konstituen Dewan Pers, terutama Dewan Pers yang diketuai DR Ninik Rahayu, SH, MS.

Menurut catatan sejarah lama, Danau Toba adalah danau alami berukuran besar di Indonesia yang berada di kaldera Gunung Supervulkan.

Memiliki panjang 100 kilometer, lebar 30 kilometer, dan kedalaman 508 meter, dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter, Toba berada pada titik tengah sekaligus sentral pulau Sumatera bagian utara.

Secara ekonomis, peranan Danau Toba sangat penting bagi penduduk di sekitarnya karena berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan domestik serta kegiatan perkerambaan dan pertanian.

Selain itu menjadi destinasi wisata dengan pengelolaan oleh masyarakat di bawah pengawasan pemerintah setempat.

Kaldera Toba yang terbentuk dari ledakan super volkano 74.000 tahun lalu memiliki dasar yang sepenuhnya air sehingga menciptakan danau terbesar di Indonesia.

Keindahan Kaldera Toba dengan kekayaan budaya masyarakat tepiannya menjadikan Danau Toba sebagai salah satu tujuan wisata andalan Indonesia yang masuk daftar ’10 Bali Baru’.

Pada Juli 2020 Kaldera Toba ditetapkan sebagai Global Geopark oleh Dewan Eksekutif UNESCO lewat sidangnya yang ke-209 di Paris. Kaldera Toba berhasil masuk daftar 16 UNESCO Global Geopark baru setelah dinilai dan diputuskan oleh UNESCO Global Geoparks Council pada Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok, Indonesia, pada 31 Agustus-2 September 2019.

Penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark melalui proses panjang dari upaya bersama berbagai pemangku kepentingan baik Pemerintah Pusat dan Daerah maupun masyarakat setempat yang tinggal di kawasan danau Toba.

Proses persiapan untuk mendapatkan pengakuan UNESCO bagi Kaldera Toba, menunjukkan komitmen tinggi dan kerja sama yang baik dari semua pihak di Indonesia, dari pengumpulan data, menyelenggarakan berbagai workshop, penyusunan, hingga negosiasi dokumen nominasi untuk diajukan ke UNESCO.

Pemerintah Indonesia telah berhasil meyakinkan UNESCO bahwa Kaldera Toba memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati.

Dalam konteks inilah,
UNESCO mendukung Kaldera Toba dilestarikan dan dilindungi sebagai Warisan Dunia.

Melalui penetapan ini, Indonesia dapat mengembangkan geopark Kaldera Toba melalui jaringan Global Geoparks Network dan Asia Pacific Geoparks Network khususnya dalam kaitan pemberdayaan masyarakat lokal.

Setelah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG), kini menjelang dua tahun setelahnya bagaimana Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyiapkan rencana induk pengembangan Geopark Kaldera Toba sehingga perencanaan pengembangan di kawasan Geopark Kaldera Toba bisa terintegrasi satu sama lain?

Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) bersama berbagai pihak lainnya, menyoroti hal ini dan telah merencanakan sebuah rangkaian kegiatan dalam rangka ikut menjaga Geopark Kaldera Toba sebagai warisan dunia.

SMSI adalah organisasi media-media siber terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota 2000 perusahaan media siber.

SMSI sejauh ini telah melakukan kegiatan di daerah-daerah yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata. SMSI telah melakukan berbagai program pemberdayaan para anggotanya melalui bimbingan teknis dan lain-lain.

SMSI melihat penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark telah memberikan kesempatan dan sekaligus juga tanggung jawab bagi Indonesia, khususnya bagi masyarakat setempat.

Penetapan ini dapat mendorong pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut.

Melalui pengembangan geo-pariwisata yang berkelanjutan, terbuka peluang bagi masyarakat setempat untuk promosi budaya, produk lokal, serta penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih luas.

Pada saat yang sama, dengan adanya pengakuan dan perhatian dunia terhadap Kaldera Toba, pemerintah dan masyarakat setempat berkewajiban untuk meningkatkan dan terus menjaga kelestarian lingkungan dan keutuhan dari kawasan Kaldera Toba.

Danau Toba bisa menjadi sumber pendapatan untuk masyarakat yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan sebagai destinasi. Memadukan tiga potensi utama yaitu geodiversity, biodiversity, dan culture diversity, Danau Toba memiliki peranan penting menopang sektor pariwisata Indonesia.

Rangkaian kegiatan yang akan dihelat SMSI adalah Misi Ekspedisi Geopark Danau Toba yang akan berlangsung pada tanggal 4 hingga 6 Februari 2023.

Melalui pendalaman pengetahuan tentang kaldera Toba dan geopark yang disampaikan oleh para ahli, akan membangkitkan kesadaran bersama akan pemeliharaan geopark Toba.

Para bupati kepala daerah di seputar Danau Toba akan menyertai jaannya ekspedisi yang mengawali kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 pada 9 Februari 2023..

“Harapan kami ketika kami turun ke Danau Toba, kita akan singgah di tujuh kabupaten yang dilintasi, kita akan berkampanye kepada mereka kalau danau ini punya marwah dan nilai, selain historis. Toba juga diagungkan karena dalam rentang waktu ribuan tahun telah membawa kehidupan baru bagi nasyarakat,”kata Ketua Umum SMSI Firdaus.

Misi ekspedisi ini akan menampilkan empat paddler (awak perahu) utama
untuk menjelajahi tepi danau sejauh 130 kilometer.

Dalam ekspedisi ini, tim ekspedisi juga akan mendampingi desa-desa wisata yang sudah ada di sekitar danau untuk dikembangkan lagi sekaligus memetakan potensi-potensi wisata mereka.

“Misalkan bisa ditambahi dengan paket-paket wisata water sport. Harapannya, ketika banyak aktivitas di danau kemudian orang bakal nggak enak buang sampah di danau dan sekitarnya,” ujar Ketua Umum SMSI Firdaus.

“Nah, Toba harus memberikan lebih banyak manfaat kepada masyarakat. Kalau danau itu menjadi penghidupan, kemudian ada duit yang mengalir ke desa, desa punya alasan untuk menjaga danau sebagai warisan dunia,” kata Firdaus. ***

Wisata Jurnalistik di DANAU Poso dan Hutan Pinus Bersama OJK

Foto rombongan Jurnalis dan OJK di resort Torau. Foto Ismail/deadline-news.com

 

 

Dengan menggunakan bus pariwisata yang disopiri Om Enal, pagi itu Kamis (25/11-2021) 20an pewarta bergegas melakukan wisata jurnalistik di danau Poso dan Hutan Pinus di Tentena.

Foto bersama rombongan Jurnalis dan OJK di hutan pinus Tentena. Foto Simson Riza/deadline-news.com

 

Wisata jurnalistik ini masih bagian dari agendan otoritas jasa keuangan (OJK) yang bertemakan “Kumpul Jurnalis Sulawesi Tengah tahun 2021, dengan thema Kolaborasi dan Sinergi Mewujudkan Kesejahteraan Sulawesi Tengah” yang berlangsung sejak Rabu hingga Kamis (24-25/11-2021) di Tentena Danau Poso.

Tempat – tempat wisata yang menjadi tujuan Jurnalis dan OJK ini yakni Hutan Pinus panorama Tentena dan obyek wisata danau Poso di Torau Desa Siuri Kecamatan Pamona Barat.

Kunjungan wisata Jurnalistik bersama OJK ini dipimpin Kepala OJK Palu Sulawesi Tengah Gamal Abdul Kahar, didampingi Wahyu Kresnanto, Mega, Risa dan Imanuel.

Danau Poso yang memanjang dari Tentena ke Pendolo ini sangat eksotis dan ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun manca negara.

Di Tentena terdapat hotel dan resort dibawah kaki gunung dan tepi danau. Perjalan wisata jurnalistik bersama OJK ini dari Danau Poso Resort ke hutan Pinus kurang lebih 30 menit dan Torau Resort sekitar 1 jam.

Di Torau Resort ini terdapat cottage-cottage yang terbuat dari kayu dengan atap alang-alang dan modelnya menyerupai rumah adat Poso. Selain itu juga terdapat kolam renang yang berada tepat di pinggir danau.

Di cottage Torau ini para jurnalis dijamu makan siang. Kurang lebih satu stengah jam menikmati panorama alam danau Poso di Torau.

Para pewarta dan OJK menikmati suasana kebersamaan riang dan gembira. Setelah kurang lebih satu stengah jam di resort Torau, rombongan bergegas menuju air terjun Saluopa di Desa Wera Kecamatan Pamona Pusolembah.

Perjalanan ke air terjun Saluopa ini rombangan yang dipimpin kepala OJK Gamal Abdul Kahar dan dipandu oleh Ibu Mega bersama Risa.

Di Saluopa rombongan akan menikmati air terjun. Airnya jernih dan sejuk. Karena matahari sudah meninggi membuat suhu disekitar air Terjun Saluopa begitu dingin terasa.

Kurang lebih 500 meter dari pintu gerbang di perkampungan warga dengan melewati perkebunan masyarakat kita akan sampai di air terjun Saluopa yang berada diketinggian sekitar 80 derajat.

Di kaki air terjun Saluopa ini air terbagi dua. Karena ditengah-tengahnya terdapat bebatuan dan banguman berbentuk segi empat dengan dilengkapi tempat duduk terbuat dari semen, pasir dan ditegel warna putih.

Air terjun Saluopa sangat indah. Dan bertangga-tangga. Bebatuan besar berdiri kokoh mengalir air jernih diatasnya.

Dan disetiap trapnya terdapat dataran menyerupai kolam-kolam kecil yang sangat cocok untuk tempat mandi-mandi bersama keluarga maupun teman-teman.

Permandian air terjun Saluopa airnya jernih, sejuk merasuk kedalam tulang belulang. Kata warga disekitarnya pada kondisi tertentu misalnya pukul 15 keatas suhu udara dan air terjun terasa sangat dingin. Apalagi jika hujan turun menambah suhu udara dan air makin dingin.

Kondisi air terjun Saluopa ini kemiringannya sekitar 80 -90 derajat dan diapit dua gunung yang ditumbuhi pepohonan yang rindang nan hijau, membuat para pengunjungnya terkagum-kagum, sampai ketua PWI Poso Muhammad Rusli mengatakan “Nikmat apalagi yang engkau dustakan bersama OJK. ***

Pesona Wisata Alam Wai Tiddo di Lereng Gunung

 

Sabtu (2/10-2021), kami sekeluarga menikmati hari libur dengan berwisata di lereng gunung Bukit Harapan Kecamatan Bua Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan.

Foto bersama Drs.H.Tauhid owner wisata alam Wai Tiddo lereng gunung Bukit Harapan Bua Kab.Luwu Prov.Sulsel. foto Reseky/deadline-news.com

 

Sabtu siang setelah ba’da Suhur tepatnya pukul 13:00 wita, kami meninggalkan kampung Padang Lipan Kelurahan Jaya Kecamatan Tellu Wanua Kota Palopo menuju Wisata alam Wai Tiddo (air menetes) dengan menggunakan dua mobil.

Foto sungai diapit dua gunung dan lokasi motor gross dan offroader mob jeep. Foto Andi Attas Abdullah/deadline-news.com

 

Mas Timotius bersama Istri dan anak-anaknya jadi pemandu jalan menuju wisata alam Wai Tiddo itu, sekaligus sebagai pimpinan rombongan dengan menanggung seluruh tetek bengek keperluan selama berwisata, mulai dari komsumsi hingga lain-lainnya.

Villa di wisata alam Wai Tiddo. Foto Ety/deadline-news.com

 

Kami ada dua rombongan menuju Wisata Alam Wai Tiddo yang berada di lereng pegunungan Desa Bukit Harapan Kec.Bua Kab.Luwu Provinsi Sulawesi Selatan itu.

Foto tangga-tangga dari atas gunung ke tebing sungai. Foto Fatricia/deadline-news.com

 

Wisata alam ini sekitar 22,5 kilometer dari arah kota Palopo atau 54,5 kilometer dari Belopa (Ibu kota Kab.Luwu) ke desa Bukit Harapan, Kecamatan Bua ini.

 

Dari jalan Poros trans Nasionam Belopo – Palopo – Toraja jaraknya sekitar 5 kilometer belok kiri dari arah Belopo/belok kanan dari arah Palopo masuk ke dalam Desa Bukit Harapan Kecamatan Bua.

Foto kolam alami di wisata alam Wai Tiddo. Foto Bang Doel/deadline-news.com

 

Ada sungai mengalir diantara lereng gunung wisata alam Wai Tiddo ini. Sehingga mengundang pesona alam yang begitu indah dengan hembusan angin sepoi-sepoi.

Foto Cafffe tempat livemusik di wisata alam Wai Tiddo.foto Bang Doel/deadline-news.com

 

Sungai yang diapit pegunungan ini menjadi tempat bermain dan mandi-mandi bagi pengunjung.

Ditengah sungai lokasi wisata alam Wai Tiddo ini terdapat kolam alami dengan kedalaman 1,5 meter – 2 meter dengan luas 5 meter dan panjang kurang lebih 10 meter.

Foto villa di wisata alam wai Tiddo. Foto Bang Doel/deadline-news.com

 

Kolam alami ditengah sungai ini, dikelilingi bebatuan besar dan pepohonan yang rindang nan hijau serta air mengalir deras dari hulunya.

Airnya sejuk dan jernih saat musim panas (Kemarau). Airnya keruh saat musim penghujan seperti saat ini.

Hanya saja tidak sampai warnanya cokelat akibat banjir bandang. Karena di sungai wisata alam permandian Wai Tiddo ini dipenuhi bebatuan besar-besar yang sudah ditata sedemikian rupa, sehingga menampakkan ke indahannya.

Wisata lereng gunung Wai Tiddo ini asri dan berada di kemiringan sekitar 70-80 derajat. Hanya saja tebing gunung Wai Tiddo ini sudah direkayasa (ditata) sedemikian rupa untuk bangunan Villa, Caffe dan tempat parkiran kendaraan.

Disekitar tempat parkir ada beberapa bangunan caffe, livemusik, seluncuran yang terbuat dari kawat yang dibentangkan sekitar 100 meter menjadi jembatan layang, yang mengundang keseriuan berwita atau menikmati liburan bersama sanak keluarga.

Selain itu pihak pengelola membuat jalan bertangga-tangga yang memanjang dari atas lereng gunung ke dasar tebing sungai. Ada dua tangga-tangga panjang sekitar 20 anak tangganya.

Setiap hari wisata alam Wai Tiddo yang dibangun sejak 2019 oleh Drs.Tauhid itu ramai dikunjungi orang, baik lokal, maupun dari daerah lain, seperti Makassar, Pare-Pare, Palu, Jawa, Kalimantan maupun manca Negara.

Dan paling padat saat hari Libur, Sabtu dan Minggu. Wisata alam Wai Tiddo ini buka 24 jam. Dan sejak pandemi covid19, pengunjungnya agak berkurang.

Ada sekitar 16 bangunan Villa dan 8 villa diantaranya sudah digunakan (disewakan) di lokasi Wisata alam Wai Tiddo itu.

Dan beberapa bangunan pendukung lainnya yang terbuat dari Kayu dengan atap multiroof berwarna merah maron.

Bangunan Villa wisata alam Wai Tiddo ini lancip, yakni kecil dibagian atasnya memangka kebawah dan lebar dibagian paling bawahnya menyerupai bangunan-bangunan rumah adat di Sulawesi Tengah.

Sekitar Rp, 1 miliyar diinvestasikan Drs.Tauhid untuk membangun dan mengembangkan wisata alam Wai Tiddo itu.

“Namun sejak dibangun 2019 lalu belum memberikan keuntungan secara financia. Tapi hanya kepuasan batin. Karena memang saya menyukai keindahan panorama alam yang indah,”ujar lelaki separuh baya itu.

Drs.Tauhid owner wisata alam Wai Tiddo itu dulunya adalah seorang pejabat disalah satu perusahaan di Palopo. Setelah pensiunan dari perusahaan swasta itu, Ia memulai mengelola tempat wisata Wai Tiddo sejak 2019 dengan membeli lahan di pegunungan Bukit Harapan Bua.

Selain mengembangkan obyek wisata permandian alam, lelaki yang nampak humoris itu tengah mempersiapkan lahan wisata agro yakni perkebunan yang dapat menghasilkan buah-buahan seperti Durian, Rambutan, Mangga, Nangka, Lengkeng dan tanaman buah-buahan lainnya.

Obyek wisata alam Wai Tiddo ini seluas 15 hektar yang akan dikembangkan oleh Drs.Tauhid.

Selain permandian dan kebun buah-buahan juga terdapat arena balap motor yang menentang dan Offroader mobil-mobil jeep tua.

Menurut Drs.Tauhid lokasi wisata Wai Tiddo yang dikelolanya itu sudah diverifikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui liding sektirnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten dan Provinsi.

Yang suka berwisata alam dan balapan motor trail serta mobil jeep Offroader silahkan berkunjung ke wisata alam Wai Tiddo di lereng pegunungan Desa Bukit Harapan Bua Kabupaten Luwu. Panorama alamnya Indah, terjal dan menantang. ***

Mengenal Destinasi Wisata Kampung Penyuh Pantai Salopi

 

Oleh Andi Attas Abdullah

Foto Caffe Rumah Karya yang terbuat dari kayu limbah dan terbuka. Foto Bang Doel deadline-news.com

 

Walau hanya dikelola secara sederhana, namun tampak menarik perhatian para pengunjung destinasi wisata kampung Penyuh Pantai Salopi itu.

Adalah Sudirman pengelola destinasi wisata kampung penyuh Pantai Salopi Desa Binanga Karaeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang itu.

Lelaki berperawakan kecil dan gondrong ini sudah tiga tahun mengelola destinasi wisata Kampung Penyuh Pantai Salopi itu.

Kenapa disebut kampung penyuh? Sebab di caffe rumah karya destinasi wisata pantai Salopi ini terdapat konservasi penangkaran penyuh.

Sebanyak 3000an ekor penyuh telah dilepas liarkan ke laut setelah melalui proses penangkaran berbulan-bulan di Kampung Penyuh Pantai Salopi itu.

Kampung penyuh Pantai Salopi ini didesain sedemikian rupa oleh Sudirman bersama kawan-kawannya sejak tiga tahun lalu. Dan tampak indah dipandang mata. Pasir dan pantainya Indah dari kesan pencemaran lingkungan.

Bagaimana tidak semua ornamen dan assesoris di caffe destinasi wisata kampung Penyuh Pantai Salopi itu terbuat dari kayu limbah yang hanyut dibawa ombak lalu dipungun dan didesain dalam berbagai bentuk sehingga bernilai seni yang indah dan alami.

Semua bahannya disekeliling caffe destinasi wisata kampung penyuh pantai Salopi ini 100 persen dari kayu lumbah pantai yang dibawa ombak lalu dipungut dan dikumpulkan oleh Sudirman bersama kawan-kawannya.

Ada perhatian lingkungan, menjaga alam dan mengembang biakkan penyuh visi dan missi Sudirman dalam mengelola destinasi wisata di Kampung Penyuh pantai Salopi itu.

Padahal tidak sedikit pun keuntungan financial yang mereka dapatkan. Mereka hanya kepuasan bathin dan sekedar menyalurkan hobby mendirikan ceffe pada destinasi wisata kampung Penyuh Pantai Salopi itu.

“Kalau berbicara untung rugi dan nilai ekonomi tidak ada incam mengelola caffe pada destinasi wisata kampung penyuh pantai Salopi ini. Tapi hanya karena hobby dan kepuasan bathin tersendiri yang diperoleh,”kata lelaki lulusan salah satu Universitas di Makassar Sulsel ini menjawab deadline-news.com Senin Sore (26/7-2021).

Destinasi wisata kampung penyuh Pantai Salopi ini memang sangat Indah dipandang mata dikalah senja hari. Apalagi jika cuaca cerah.

Betapa tidak mata hari sunset yang perlahan hendak terbenam tampak kemerah-merahan seperti warnah api menyalah.

Apalagi dengan hembusan angin sepoi-sepoi sambil menyerub kopi asli asal Soppirang racikan Sudirman di Kampung Penyuh Pantai Salopi menambah suasana nyaman yang Indah.

Lokasi destinasi wisata kampung Penyuh Pantai Salopi ini jauh dari kesan pencemaran lingkungan Industri Logam. Bahkan sangat alami.

Lautnya membiru dan di daratan dikelilingi oleh pohon kelapa dan rumput hijau.

Lokasi destinasi wisata kampung Penyuh Pantai Salopi ini merupakan tempat tongkrongan anak – anak muda maupun orang dewasa bersama keluarga baik masyarakat setempat maupun dari luar daerah seperti Polman.

Dan keindahannya sangat tampak dan terasa pada petang hari.

Destinasi wisata kampung penyuh Pantai Salopi ini berada di kilometer 37 dari Kota Pinrang atau kurang lebih 300 kilometer dari Kota Makassar Sulsel dan sekitar 5 kilometer dari Polewali Mandar (Polman).

Sebab tempatnya berada di perbatasan Desa Binangan Karaeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang Sulsel dan Desa Paku Kecamatan Binuang Kabupaten Polman Sulbar.

Mengapa mesti sore atau senja baru menampakan Ke Indahannya destinasi wisata kampung Penyuh Pantai Salopi ini?

Sebab disenja hari dikalah cuaca cerah, sinar mata hari Sunset baru tampak.

Hanya saja di lokasi destinasi wisata kampung Penyuh Pantai Salopi ini belum ada sajian makanan khas. Tapi baru sekedar makanan ringan dan minuman hangat dan dingin.

Tapi yang pasti Sudirman bersama kawan-kawannya mengelola destinasi wisata kampung penyuh pantai Salopi itu karena peduli lingkungan dan cinta akan ke Indahan alam laut serta mengembang biakkan makhluk hidup terkhusus Penyuh.

Sayangnya pemerintah melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif baik Kabupaten maupun Provinsi belum meliriknya.

Mungkin karena ketidak tahuannya akan keberadaan destinasi wisata kampung penyuh pantai Salopi itu.

Namun yang Pasti destinasi wisata alam kampung penyuh itu tersirat akan kepedulian melestarikan penyuh, menjaga alam laut, hiburan dan kepuasan bathin.

Terima kasih pak Sudirman telah menjaga alam pantai laut Salopi dan memberi warna ornamen yang benar-benar alami, sehingga membuat pengunjung puas dan mengundang selera untuk kembali lagi menikmati Indahnya mata hari Sunset yang perlahan terbenam di kampung penyuh pantai Salopi itu. ***

Pesona Destinasi Wisata Alam Salu Pajaan Kanang

 

Destinasi Wisata alam Salu Pajaan Desa Kanang Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Sulawesi Barat (Sulbar) penuh pesona.

Kolam bebek ala destinasi wisata alam Salu Pajaan. Foro bang Doel/deadline-news.com

 

Makanya tidak heran jika satiap hari ramai dikunjungi masyarakat. Apalagi dihari libur puluhan bahkan ratusan orang memadati pesona destinasi wisata alam Salu Pajaan ini.

Foto pohon Enau dan tumbuhan lainnya. Foto Bang Doel (deadline-news.com)

 

Baik masyarakat lokal Polman maupun dari daerah lain seperti kabupaten Tetangga Kabupaten Pinrang, Barru, Maros, Makassar Sulsel dan daerah lainnya.

Foto salah satu kolam permandian destinasi wisata alam salu Pajaan. Foto Bang Doel/deadline-news.com

 

Destinasi wisata alam Salu Pajaan ini berada di perbukitan dan perkebunan durian, Langsat, Rambutan, Kayu Jatih putih, Bambu, pohon enau dan separuh pohon nangka serta Maja. Sehingga menambah suasana pemandangan yang asri dan indah.

Foto Salu Pajaan (Sungai) di tengah destinasi wisata alam. Foto Bang Doel/deadline-news.com

 

Adalah Hj.Ruedah (50an) tahun dan Suaminya Baharuddin pemilik dan pengelola destinasi wisata alam Salu Pajaan Kanang ini.

Terdapat 6 kolam renang pada Destinasi Salu Pajaan ini, dengan ukuran panjang sekitar 10an meter dan lebar sekitar 4 meter dan terdapat jembatan kecil dengan cat warna warni diatasnya pada posisi ditengah kolam.

Selain itu puluhan kotek-kotek berjejer dipinggir kolam yang menjadi tempat para pengunjung baik yang dengan kelurganya maupun yang bersama-sama teman-teman dewasa maupun remajanya.

Destinasi alam Salu Pajaan ini sekitar 10 kilometer dari kota Polewali Polman Sulbar. Destinasi wisata alam Salu Pajaan ini sudah lebih dari 10 tahun dikelola oleh keluarga Hj.Ruedah dan Baharuddin.

Selain dipenuhi pohon Durian, Langsat, Nangka, Bambu dan jatih putih juga Enau ini, terlihat bersih dan sejuk.

Bagaimana tidak sejuk, karena berada di tengah-tengah sungai bebatuan besar yang jernih dan bersih dan pepohonan Durian, Langsat, Nangka dan aneka tumbuhan lainnya, sehingga terlihat asri.

Bahkan air kolamnya berasal dari pegunungan yang sejuk dan jernih. Tapi bila musim hujan airnya keruh. Namun pihak pengelola menutup semua keran airnya jika keruh. Dan setiap hari diganti.

“Bila hujan dan keruh airnya semua keran air ditutup. Tapi bila misum kemarau atau tidak hujan airnya bersih dan sejuk.
Apalagi air kolam-kolamnya setiap hari diganti,”kata Vika yang menjadi saksi mata setiap hari penggantian dan pembersihan air kolam.

Vika adalah penjual durian dan buah-buahan lainnya yang saban hari berada di lokasi destinasi wisata alam Salu Pajaan itu.

Menariknya lagi biaya masuk ke lokasi destinasi wisata alam Salu Pajaan ini tidak merobek kantong, karena hanya Rp,5000 perorang dewasa, sedangkan anak-anak tidak dikenakan biaya alias geratis. Kemudian biaya parkirpun hanya Rp,5000.

Diareal destinasi wisata alam Salu Pajaan ini, terdapat penjual kuliner baik minuman hangat, dingin, makanan ringan, dan nasi ikan dan ayam bakar/goreng gepre.

Nurmi salah seorang pengunjung yang mengaku sering berkunjung ke destinasi wisata alam Salu Pajaan itu mengaku sangat nyaman dan aman berwisata di Salu Pajaan bersama keluarganya.

Pantauan deadline-news.com Sabtu siang (10/7-2021), sebagian besar pengunjung membawa bekal sendiri dan menyewa kotek-kotek dengan harga Rp,100 ribu perunit sampai puas.

Bagi pengunjung yang senang bernyayi atau mau uji vokal, pengelola menyiapkan live musik. Di depan panggung live musik ini terdapat kolam dan kendaraan menyerupai bebek yang dapat digunakan berkeliling kolam seluas kurang lebih 20 X 20 meter.

Kemudian diatasnya terdapat sepeda ontel tanpa ban hanya pelek yang dapat berjalan diatas kawat yang dibentangkan sepanjang 20 meter dan diikat di pohon langsat.

Pokoknya destinasi wisata alam Salu Pajaan ini menarik, indah, sejuk, nyaman dan luas. Diperkirakan lokasinya kurang lebih dari 2 hektar. Dan sangat alami.

Walau masih disuasana covid19, destinasi wisata alam salu Pajaan ini tetap ramai dikunjungi masyarakat.

Namun begitu aparat dari Polres Polman yang hadir di lokasi selalu menghimbau pengelola dan pengunjung mematuhi protokol kesehatan (Protkes) dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Ayo berwisata ke Salu Pajaan alami dibawah pepohonan durian, langsat, nangka, bambu, enau dan sungai bebatuan besar mengalir air ditengah-tengahnya. Dan jangan lupa patuhi Protkes covid19. ***

JJS Masuk Kelender Event Destinasi Budayat Provinsi Sulsel

foto suasana arak-arakan benda pusaka peninggala kerajaan Tarowang yang disertai gandang (gendang). foto Bang Doel/deadline-news.com
foto Andi Qomar Patta KR.Baso Cucu Raja ke IX-XI Tarowang bersama Dr.Ashari Rajamilo, Camat Tarowang, Kapolsek dan Perwakilan Dandim. foto Bang Doel/deadline-news.com
foto warga masyarakat yang menikmati pesta adat Je’ne-Je’ne sappara. foto Bang Doel/deadline-news.com

Nanang (deadline-news.com)-Jenepontosulsel- Pesta Budaya Je’ne-Je’ne Sappara (JJS) sudah merupakan salah satu event destinasi budaya Provinsi Sulawesi Selatan di Tarowang kabupaten Jeneponto, diman setiap bulan Sapar digelar. Demikian dikatakan Camat Tarowang H.Rahman Narah dalam sambutannya wakaliki Bupati Jeneponto Drs.Iksan Iskandar, M.Si Ahad (13/10-2019).

Menurutnya Pesta Budaya JJS bukan hanya serimoni yang dikunjungi banyak orang dari berbagai daerah, tapi juga sebagai event silaturahim keluarga besar warga masyarakat Tarowang di Perantauan, terkhusus anak keturunan Para Raja Tarowang dahulu dan kini.

Berbagai kegiatan ditampilkan dalam Pesta JJS itu. Mulai dari lomba tari-tarian, pemilihan Tau Lolonna dan Tau Rungkana (putra dan putrit) Jeneponto 2019, sepak takrow, Mappasempa (aduh kekuatan dengan tendangan) dan berbagai kegiatan lainnya yang menyemarakkan pesta Budaya tersebut.

Pesta Budaya Je’ne-Je’ne Sappara ini, bukan hanya menghidupkan nilai-nilai budaya leluhur Kerajan To Tarowang Jeneponto masa lalu, tapi juga menggerakkan ekonomi masyarakat, yang ditandai dengan hadirnya berbagai macam kuliner, penjual barang campuran, pakaian dan yang lainnya.

Pesta adat Je’ne-je’ne Sappara merupakan wujud mengingatkan kita pada khasana nilai-nilai budaya To Ratea yang diambil dari pesta kemenangan ke Rajaan Tarowang saat mengalahkan musuh-musuhnya di masa lampau.

Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah diwakili Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Dr.Ashari Raja Milo,M.Si menegaskan sangat mendukung Pesta adat Je’ne-Je’ne Sappara di Balangloe Tarowang, dan sudah menjadi kelender Provinsi Sulsel.

Mantan PLT Sekprov Sulsel ini menyarankan agar tahun berikutnya, pesta adat Je’ne-Je’ne Sappara ini dapat mengundang dan menghadirkan empat Kerajaan besar di wilayah Jeneponto dimasa lalu, yakni Kerjaan Tarowang sebagai penyelenggara, Kerajaan Arung Keke, Kerajaan Binamu, dan Kerajaan Bangkala.

“Agar kegiatan ini lebih meriah lagi, maka saya sarankan kedepan panitia penyelenggara dapat mengundang dan menghadirkan tiga kerajaan besar lainnya di Jeneponto yang pernah jaya dimasanya yakni Kerajaan Arung Keke, Kerajaan Binamu dan Kerajaan Bangkala,”saran Gubernur Prof Nurdin Abdullah melalui Kadis PMD Ashari Raja Milo. ***

Setahun, Pengunjung Treasure Bay 180 Ribu

Ilong (deadline-news.com)-Bintan- Objek wisata Treasure Bay yang ada di kawasan wisata Lagoi, Bintan masih menjadi objek wisata unggulan di Pulau Bintan bahkan di Kepri.

Pada 2018 saja, resort yang dibangun dilahan seluas 338 hektar ini mempu menyedot wisatawan mencapai 180 ribu wisatawan asing dan wisatawan lokal.

Menurut CK Fong Presiden Direktur Treasure Bay, wisatawan lokal yang berkunjung ke Treasure Bay, tidak hanya dari wilayah kepri saja, namun banyak dari Jawa Barat, Jawa Timur dan sejumlah provinsi di Indonesia.

“Sekitar 25 persen dari pengunjung Treasure Bay ini merupkan wistawan asing. Jumlah kunjungan pada 2018, naik cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Untuk satu kawasan wisata, pertumbuhan pengunjung Treasure Bay cukup fantastis, apalagi usia Treasure Bay ini baru 2015 lalu dibuka. Kami optimis angka kunjungan akan terus meningkat pada tahun ini dan tahun depan,” sebut CK Fong di sela-sela berkunjung ke Rumah Bahagia Lansia di Kelurahan Kawal, Bintan, Kamis (18/4-2019).

Saat ini, kata CK Fong, objek wisata Treasure Bay sudah dilengkapi dengan 200 kamar hotel.

“Awalnya kita bangun 40 kamar dan hingga saat ini sudah 200 kamar yang beroperasi. Sampai saat ini, nilai investasi kita untuk sektor witasa treasure bay sudah sekitar 50 juta Dolar Singapura (setara Rp519 miliar dengan kurs Rp10.380),” kata CK Fong di sela-sela penyerahan program CSR bersama komunitas CB motor.

Karena potensi wisata yang cukup baik, lanjut CK Fong, tahun ini kita akan bangun 200 kamar hotel lagi serta sarana pendukung lainnya dengan tambahan investasi 50 juta Dolar Singapura.

“Target kita 200 kamar penambahan ini sudah beroperasi pada 2020 mendatang,” sebutnya.

Ketika disinggung tentang alasannya berinvestasi di Pulau Bintan, CK Fong menyebutkan, selain Bintan lokasinya sangat straregis karena berbatasan dengan sejumlah negara tetangga, juga proses perizinannya yang sederhana serta kondisi keamanannya yang cukup baik.

CK Fong juga menceritakan program pihak Treasure Bay terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan yang sangat mendukung terhadap keberadaan Treasure Bay.

“Sebagai tanggungjawab kami membina lingkungan melalui Corporate Social Responsibility (CSR), kami rutin melakukan penanaman mangrove bekerjasama dengan berbagai komunitas kepemudaan dan masyarakat setempat, serta membantu membagun sejumlah masjid sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan sekarang, saya datang ke Rumah Bahagia Lansia ini bersama komunitas CB Motor. Program ini kami namai ride for life, untuk berbagi rasa dengan orang tua-orang tua kita yang tinggal di Rumah bahagia lansia ini,” ucap CK Fong.

Dalam kunjungan ke rumah bahagia itu, sejumlah petinggi Treasure Bay grub juga hadir.

“Selain Treasure Bay, ada juga dari pihak pengelola Hotel The Canopi dan Diamont yang juga masih satu grub dengan Treasure Bay dan lokasi kami berdampingan di Kawasan Wisata Lagoi,” beber CK Fonk. ***