
Tambal sulam proyek preservasi ruas jalan nasional di wilayah Sulawesi Barat tahun anggaran 2021.

Seperti yang terlihat mulai dari Surumana Batas Sulteng Pasangkayu, Sarudu, Karossa, Topoyo, Tarailu, Kalukku, batas Mamuju-Tamerodo-batas kota Majene, Malabo-Tabone dan Polewali. Kemudian ruas jalan Kalukku-Salubatu-Mambi dan Malabo.

Surumana Batas Sulteng Pasangkayu-Baras-Karossa dikerjakan oleh PT.Adhi Karya dengan pagu anggaran Rp, 225.886.147.000,00 dan nilai kontrak sebesar Rp,182.169.685.017,20.

“Jadi sekitar Rp,43.716.461.983 yang dibuang penyedia jasa saat tender, sehingga dapat memenangkan proyek ruas jalan itu. Akibatnya kwalitas pekerjaan diduga rendah, bahkan ada ruas jalan yang hanya disiram aspal cair, tepatnya di wilayah batas Surumana Sulteng – Pasangkayu Sulbar,”ujar sumber deadline-news.com pekan lalu di Mamuju.
Menurur sumber banyak ruas jalan sepanjang Sulbar sudah ditambal-tambal, tapi tambalannya sudah berlubang-lubang lagi, padahal baru dikerjakan. Sehingga terkesan tambal sulam.
Ruas jalan nasional Karossa-Topoyo-Tarailu – Kalukku dikerjakan oleh PT.Berkat Rahmat Sejati dengan pagu anggaran sebesar Rp, 27.459.981.000,00 dan nilai kontrak sebesar Rp,24.163.233.000,00.
Dengan demikian sekitar Rp,3.296.213.000 yang dibuang penyedia jasa untuk mendapatkan proyek itu.
Selain pengerjaan ruas (badan) jalan juga ada pengerjaan bahu (Struktur) jalan Pasangkayu -Baras dengan pagu anggaran sebesar Rp,6.298.493.000 dan nilai kontrak sebesar Rp,4.965.465.865,96.
Dengan demikian PT.Citra Manunggal selaku penyedia jasa konstruksi membuang anggaran sebesar Rp,1.334.534.144 untuk mendapatkan paket itu.
Kemudian preservasi ruas jalan nasional Batas Mamuju-Tamerodo-kota Majene dikerjakan oleh PT.Bangun Sarana Nusantara dengan pagu anggaran sebesar Rp,28.471.146.000,00 dan nilai kontrak sebesar Rp,24.834.597.839,82, sehingga dengan demikian pihak penyedian jasa konstruksi membuang sebesar Rp,3.636.548.161, untuk mendapatkan paket itu.
Namun sayangnya di ruas ini masih banyak yang mengalami kerusakan. Bahkan yang sudah ditambalpun kembali berlubang-lubang, bergelombang dan berkerut.
Namun begitu tidak dampat dipungkir sebagian juga sudah bagus dan mulus. Hanya saja yang rusak-rusak itu membuat tidak nyaman pengguna jalan itu.
Begitupun di ruas jalan Nasional Malabo-Tabone sampai Polewali yang dikerjakan oleh PT.Hutama Surya Perdana masih sangat banyak yang tambal sulam.
Padahal anggarannya cukup besar yakni pagu sebesar Rp, 10.943.110.000,00 dan nilai kontrak sebesar Rp.9.834.495.000,00 dengan demikian pihak rekanan membuang separuh anggarannya sebesar Rp, 1.108.615.000, untuk mendapatkan paket itu.
Diduga paket-paker preservasi ruas jalan nasional wilayah Sulbar itu banyak yang menyeberang tahun alias belum selesai 100 persen.
“Menyikapi masih banyaknya ruas jalan nasional yang tambal sulam dan tidak sebanding dengan anggaran yang digelontorkan negara, maka diminta Direktorat Reserse dan kriminal khusus (Ditreskrinsus) Polda atau As Pidsus Kejati Sulbar untuk Melakukan penyelidikan terhadap proyek-proyek strategis nasional yang kurang beres itu,”tegas Sumber itu. ***