PT.Brantas Abipraya Tinggalkan “Bengkalai” DI Bendung Salugan

 

Dewan masjid

 

Bang Doel (deadline-news.com)-Tolitoli-Satu dari tiga saluran daerah irigasi (DI) bendung Salugan di kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah “terbengkalai”.

 

Proyek saluran DI Bendung di Salugan itu dikerjakan PT.Brantas Abipraya dengan anggaran senilai kurang lebih Rp,198 miliyar.

Anwar Hafid

 

Nilai biaya pembangunan infrastur pertanian itu fantastis besar dari anggaran pendanpatan dan belanja negara (APBN) dari 2017-2021, untuk pembiayaan proyek strategis itu namun sampai saat ini tidak memberikan dampak ekonomi yang memadai, sebab tidak tuntas pekerjaannya.

 

Padahal harapannya dengan program pembangunan bendung Salugan itu dapat meningkatkan produktivitas ketahanan pangan negara/daerah ini.

 

Tapi apalacur harapan itu tak kesampaian. Karena tiga saluran yang direncanakan bersamaan proyek bendung itu, satu diantaranya “terbengkalai” sampai saat ini.

Syarifuddin Hafid

 

Sementara dua saluran irigasi lainnya sampai saat ini belum berfungsi. Padahal diharapkan dengan kehadiran bendung Salugan itu dapat membantu petani meningkatkan produksinya.

Hendri Muhidin

 

Namun kenyataannya proyek multi yers itu sampai saat ini tidak memberi manfaat bagi masyarakat petani disekitar wilayah bendung salugan Tolitoli itu.

Himbauan iuran sampah

 

Adalah jaringan saluran irigasi Sibiaya yang diperuntukkan 9000 hektar areal pertanian (sawah). Hanya saja baru 3 saluran yang dikerjakan bersamaan bendung Salugan.

 

Tapi satu saluran diantaranya terbengkalai, yakni Saluran Janja Kompi. Untuk kelanjutan pembangunan saluran irigasi Janja Kompi bendung Salugan itu masih butuh anggaran sekitar Rp, 100san miliyar.

Artinya patut diduga ada ketidak beresan dalam perencanaan pembangunan bendung salugan dan tiga saluran irigasinya. Karena nyatanya ketiga saluran itu dikerjakan bersamaan bendungannya, tapi tidak tuntas dengan alasan anggaran tidak mencukupi. Akibatnya tiga saluran irigasi bendung salugan itu tidak fungsional.

Sedangkan yang dua saluran sudah dikerjakan tapi tidak fungsional yakni saluran Sibea dan saluran Salugan. Bahkan dinding tembok saluran irigasi itu sudah mulai rusak dan terbongkar.

Diduga material pasir dan bebatuan bercampur tanah digunakan di proyek saluran irigasi bendung Salugan itu.

Demikian dikatakan anggota DPRD Tolitoli Jemi Jusuf menjawab deadline-news.com group detaknews.id media patner metrosulteng.com di Palu Kamis (4/5-2023).

Menurutnya 52 persen saluran irigasi di Tolitoli rusak. Artinya ada masalah dalam hasil produktivitas pangan di Tolitoli.

Aparat penegak hukum perlu melakukan penyelidikan atas proyek lebih dari sertus miliyara itu (Rp,198 M).

Proyek liding sektor Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Palu ini dikerjakan sejak tahun 2017 sampai 2021-2023 awal.

Tapi karena tidak tuntas-tuntas maka pihak BWSS Palu melakukan adendum pada tahun 2021. Sampai masa perpanjangan kontrak 2022-2023 pekerjaannya lagi-lagi tidak tuntas-tuntas.

“Rugi uang negara digelontorkan ratusan miliyar, tapi pekerjaan yang dibiayai tidak memberikan manfaat bagi keberlangsungan ketersediaan dan peningkatan produksi pangan kita,”tegas politisi Golkar itu.

Pejabat pembuat komitmen (PPK) bendung Salugan Fijri Samsu, ST, MP.MPSDA yang dikonfirmasi via pesan singkat di telepone selulernya tidak memberikan jawaban.

Kemudian didatangi di kantornya (BWSS) Palu jalan Abdurrahman Saleh Palu kamis siang (4/5-2023) tidak berada ditempat. Bukti konfirmasi ke kantornya itu dengan mengisi lembaran yang disiapkan di pos jaga pintu masuk kantor BWSS itu.

“Maaf pak Ibu Fijri keluar kota,”kata Securiry di Pos penjagaan pintu masuk kantor BWSS Palu setelah mendapat informasi dari dalam kantor yang dijaganya itu. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top