Arham (Deadline News/koranpedoman.com)-Pasangkayu-Rumah sakit umum milik pemerintah daerah Mamuju Utara mulai mengambil langkah serius untuk memperbaiki segala kekurangan selama ini terjadi. Melalui direktur yang baru Drg. Munawir selama satu bulan pasca dilantik menggantikan Amaliah sedikit demi sedikit melakukan pembenahan, mulai dari kekurangan air hingga pelayanan terhadap pasien sudah diatasi.
Bahkan adanya informasi keluhan masyarakat mengenai sebagian besar penanganan pasien dilakukan oleh tenaga honorer yang tidak berpengalaman, dokter gigi pemilik klinik praktek di kecamatan Baras tersebut langsung menyikapi dengan melakukan sidak bahkan harus tidur di ruang operasi selama dua malam untuk memastikan dan mengontrol pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut.
Memang dokter yang punya reputasi baik ini mengakui kalau kompisisi tenaga honorer lebih banyak dibanding pegawai negeri dari sekitar seratus orang lebih petugas yang ada, dan itu masih kurang bila dihitung berdasarkan komparasi rasio ranjang pasien dengan petugas jaga.
RS tersebut (rumah sakit_red) sudah memilki lima dokter spesialis yang terdiri dari dua spesialis bedah, spesialis anak, spesialis penyakit dalam dan klinik patologi lab. Semntara itu pihaknya sudah melakukan proses komunikasi dengan Universitas Hasanuddin Makassar untuk mendatangkan satu spesialis kandungan sebagai persyaratan dasar untuk menjadi rumah sakit tipe D berdasarkan ketentuan Permenkes 157.
Dengan adanya lima dokter spesialis ia menghimbau kepada seluruh puskesmas dan klinik swasta agar tidak lagi merujuk pasien ke luar daerah yang bisa ditangani oleh tenaga ahli yang sudah disiapkan.
Ia menyadari masih banyak kekurangan, namun bila semuanya sudah dibenahi utamaya pelayanan maka secara logika masyarakat tidak berfikir pergi jauh berobat yang membutuhkan waktu dan biaya banyak.
“Logikanya sederhana, kalau ada yang dekat dengan pelayanan yang sama kenapa mesti jauh berobat, selain efesiensi biaya juga menyingkat waktu,” kata Munawir salah satu peraih predikat dokter teladan 2016 itu.
Ia juga tidak mempersoalkan pemberitaan yang memberikan stigma buruk bagi RS, sebab ia menganggap memang begitulah kondisi RS yang sudah terbangun sekitar sebelas tahun lalu yang kini belum mendapat status.
Untuk mendapatkan status RS harus mempunyai beberapa prasyarat yakni SDM petugas, fasilitas, sarana dan prasarana serta infrastruktur lainnya yang menjadi penunjang.
Dan bila semuanya terpenuhi, maka yang perlu difikirkan kedepannya memperoleh akreditasi.
Namun untuk medapat kepercayaan publik sekarang ia fokus pada pelayanan, sebab tidak mudah merubah seketika secara menyeluruh kondisi RS yang telah berdiri sejak tahun 2003 itu, butuh waktu untuk bisa menjadi lebih baik.
“Untuk sekarang kami fokus pada pelayanan, dan membutuhkan waktu untuk membenahi semua kekurangan yang ada. Selain waktu, anggaran yang harus disiapkan juga tidak sedikit, jadi kami berupaya step by step (langkah demi langkah) untuk mewujudkan,” kata Munawir di ruang kerjanya belum lama ini.
Ia pun berharap kepada semua pihak terlebih media agar berpartisipasi untuk mengontrol persoalan yang ada di RS agar bisa ditindaki secara cepat. Jika semuanya bersinergi maka harapan masyarakat untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan prima akan terwujud.
Selain itu, dampak positif dengan banyaknya pasien yang berobat di RSUD Ako bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya dengan berdagang berbagai kebutuhan keluarga pasien, sehingga perputaran ekonomi di daerah ini akan semakin berkembang. Karena sekian lama sekitar 90% orang sakit di Mamuju Utara dilarikan ke berbagai RS di Palu untuk mendapatkan perawatan secara intens, karena RSUD Ako belum mampu melayani dengan berbagai alasan. ***