Syamsul Bahri M. Kasim (deadline-news. com)- Tounasulteng – Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD kabuoaten Tojo Una-Una (Touna) memanggil direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Kadis Kesehatan (Kadinkes) Touna.
Pemanggilan itu terkait dengan tidak adanya keseriusan rumah sakit dalam menangani pasien yang membutuhkan perawatan
Ungkap Andri Purwanto Anggota Komisi I di Ruang Komisi I Kantor DPRD Jalan Merdeka Kelurahan Uemalingku Kecamatan Ratolindo Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah Rabu (18/3-2021).
Pertemuan tersebut kata Andri digelar beberapa hari lalu.
Hadir pada rapat itu, Kepala Rumah Sakit Umum Ampana dr.Miko, Kadis Kesehatan Jafanet Alfari, Kepala Puskesmas Uekuli, pimpinan BPJS Touna, Ketua Komisi I Ilham Lamahusen, bersama dua Anggita Komisi lainnya diantaranya Junaid Lahay.
Pada rapat tersebut, Ketua Komisi I Ilham Lamahusen mempersoalkan lebih kepada proses penanganan yang dinilai tak serius hanya karena pasien itu dinyatakan oleh dokter puskesmas reaktif covid19.
Sementara menurut Ilham, pasin tersebut dalam kondisi hamil dan mau melahirkan. Apalagi katanya pasien itu tidak melaporkan kalau dirinya tidak sedang teridap covid.
Kata Ilham, bisa dibayangkan bagaimana siksanya seorang ibu yang hendak melahirkan, ketuban sudah keluar lalu, yang rela bolak balik hanya untuk mengharap mendapatkan perawatan dari RS.
Namun RS ampana menolak pasien dengan merujuknya ke RS Luwuk hanya karena pasien yang oleh dokter RS ampana reaktif covid19.
Yang lebih menyakitkan lagi pasien rujukan itu tiba di RS luwuk dinyatakan negatif, bahkan pasien itu telah melahirkan dengan selamat.
“Kok bisa ya, katanya berkelakar namun penuh makna, dua RS dan dua dokter yang memiliki latar belakang yang sama namun hasilnya berbeda,” ujarnya.
Sementara Andri Purwanto Anggota Komisi I mempersoalkan lebih kepada penolakan RS Umum Ampana terhadap pasien, hanya karena RS itu tak memiliki ruangan bagi pasien melahirkan yang riwayat covid19. (pengakuan dokter saat hadiri pemanggilan itu katanya).
Andri mempersoalkan juga pungutan bagi pasien rujukan yang hendak menggunakan ambulance.
Bagaimana hal itu bisa terjadi kata Andiri, sementara anggaran covid begitu besar, kenapa RS tak memyediakan itu semua.
Kedepannya ia tak mengharapkan hal itu terjadi lagi.
“Terkait dana covid19, Andri mengungkapkan saat ini pansus sedang mendalaminya, dinkes dan RS selaku liding sektor penanganan covid19 untuk persiapkan diri jika terjadi temuan oleh pansus,”ujarnya dengan tegas.***