Dalam kontestasi politik tokoh-tokoh berpengaruh di Sulawesi Tengah terkadang jadi rival. Sebab pilihan politik mereka berbeda.
Sebut saja H.Rusdy Mastura (Nasdem), Drs.H.Longki Djanggola,M.Si (Gerindra), H.Moh.Arus Abdul Karim (Golkar), Dr.Supratman Andi Agtas (Gerindra) dan H.Ahmad M Ali, SE (Nasdem).
Dalam momen kontestasi politik, mereka sering berseberangan. Bahkan berhadap-hadapan, sehingga opini di ranah publik kelihatannya panas.
Walaupun hubungan mereka terkadang panas dingin dalam momen politik, namun mereka bersatu dalam oraganisasi kepemudaan, sebut saja Pemuda Pancasila (PP).
Publik Sulteng acapkali terkecoh dengan munculnya narasi-narasi sekan-akan para tokoh berpengaruh Sulteng itu “berkonflik”.
Dinamikan sekan-akan konflik itu, padahal sesungguhnya hanya di ranah publik. Karena sesungguhnya mereka satu.
Dan adalah PP besutan Yapto Soerjosoemarno sebagai perekat dalam perbedaan pilihan politik yang kadang hubungan mereka panas pada momen politik tertentu.
Hari ini Sabtu (29/10-2022), kita dapat melihat kebersamaan para tokoh berpengaruh Sulteng itu bersatu dalam organisasi PP.
Merekan bertemu dalam momen musyawarah wilayah VII Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sulteng.
Tidak terlihat perbedaan yang mencolok. Bahkan mereka bersatu dalam kebersamaan dengan dibungkus pakaian loreng oranye.
Selamat bermuswil VII Pemuda Pancasila Sulawesi Tengah, Pancasila Abadi. ***