Antasena (deadline-news.com)-Palusulteng-Tim Surveillance kota Palu mencatat bahwa sepekan terakhir, angka terkonfirmasi positif di kota Palu tidak mengalami kenaikan dari total 16 kasus yang terdiri dari 12 dirawat, 2 sembuh, dan 2 meninggal.
Hal ini dikarenakan langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah kota Palu melalui kebijakan Wali kota, Drs. Hidayat, M.Si sangat strategis dalam mencegah dan menangani virus Covid-19.
Menurut Plt. Direktur Utama RSUD Anutapura Palu, drg. Herry Mulyadi,M.Si salah satu langkah strategis tersebut yaitu mendirikan pos-pos pemeriksaan covid19 di enam pintu masuk kota Palu.
“Satu-satunya upaya yang dilakukan secara masif yaitu ada di kota Palu dimana ada pos pemeriksaan yang sekaligus disitu juga ada pemeriksaan kesehatan bagi orang-orang dari luar daerah. Ini sangat strategis, karena di beberapa daerah saya tidak menemukan khususnya di Sulawesi Tengah. Di daerah lain itu hanya menutup tanpa ada pemeriksaan,” ungkapnya pada Jum’at, (8/5-2020).
Ia menyatakan sisi positifnya di pos pemeriksaan pintu masuk, Pemerintah kota Palu mengambil inisiatif pemeriksaan kesehatan kemudian apabila ada gejala-gejala dari para Pelaku Perjalanan, langsung dilakukan rapid test.
Kemudian setelah itu, ada tim Promosi Kesehatan yang akan memberikan edukasi-edukasi terkait Protokol Kesehatan Covid-19 agar masyarakat bisa taat dengan aturan-aturan tersebut.
“Dengan cara seperti itu memang secara garis besar calon-calon pembawa virus itu sudah dipastikan 90 persen tertutup. Ini sudah luar biasa. Dengan ditutupnya itu, saya bisa yakin angka kenaikan penyebaran itu tidak akan bisa maksimal meningkat, karena sudah putus ini ceritanya pembawa. Mau dari mana lagi,” katanya.
drg. Herry mengatakan awalnya ia kaget dengan kebijakan mendirikan pos pemeriksaan kesehatan ini, karena posko kesehatan cukup mahal. Namun berkat kerja keras Pemerintah kota Palu yang all out, akhirnya pos pemeriksaan kesehatan bisa terwujud.
Selain itu, katanya Pemerintah kota Palu juga mengambil langkah agar merawat Orang Tanpa Gelaja (OTG) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Pondok Perawatan OTG dan ODP Asrama Haji Transit Palu.
“Pondok Perawatan ini juga sebuah keputusan yang berat, karena menyiapkan sarana ini tidak gampang, dan hanya kota Palu yang sanggup menyiapkan. Walaupun itu butuh biaya besar, tapi menurut Wali kota dia tidak mau pusing dengan biaya yang penting masyarakat bisa selamat dari kepungan virus-virus ini,” lanjutnya.
Kemudian solusi berikutnya, kata drg. Herry, para Tim Surveillance yang bekerja keras dalam melakukan tracking atau pelacakan bagi siapa-siapa yang pernah kontak dengan orang yang sudah terkonfirmasi positif.
“Hampir seluruh kelurahan dan seluruh Puskesmas se-kota Palu bergerak. Setelah saya lihat data, saya yakin kurva tidak akan naik. Ini fakta sampai sekarang bahwa tidak ada satupun yang bertambah, padahal SWAB terus bertambah. Ini untuk sementara yah,” jelasnya.
Namun demikian, drg. Herry mengimbau agar jangan dulu bangga dan gembira atas hasil yang dicapai sekarang, jangan sampai lengah karena kondisi saat ini masih dalam kondisi pandemik. ***