Doel-(koranpedoman)-Palu-Sulteng-Ditemui disela-sela rapat panitia khusus (Pansus) DPRD Kota Palu, Direktur perusahaan daerah air minum (PDAM) Isran A Umar, SE, M.Pd Kamis (11/6-2015), di ruang rapat Utama DPRD Kota Palu mengatakan bahwa pihaknya mendaptakan bantuan penyertaan modal sebesar Rp, 1 miliyard. Penyertaan modal itu merupakan bantuan dari Australia sebesar Rp, 1 miliyard. Kemudian dari kementerian pekerjaan umum (APBN-2015) sebesar Rp, 1 miliyard. Hanya saja bantuan itu harus ditalangi terlebih dahulu oleh Pemerintah Kota Palu yang ditandai dengan adanya peraturan daerah (Perda) tentang penyertaan modal ke PDAM. Nanti kemudian baru diganti oleh dana bantuan Australia dan kementerian PU.
Adalah Muhammad Roem ketua Pansus Penyertaan Modal DPAM itu. Dalam rapat Pansus DPRD Kota Palu itu terungkap bahwa ternyata kemampuan produksi air bersih bagi PDAM Kota Palu saat ini hanya mampu 30 liter per detik dengan demikian hanya dapt melayani 3.000 pelanggan. Sedangkan jumlah pelanggan PDAM Kota Palu saat ini tercatat 4.000 rumah tangga. Dengan demikian terjadi over kapasity. Sementara sumber air PDAM Kota Palu hanya ada tiga. Yakni di Poboya, Kawatuna, dan Vatutela, yang masing-masing berkapasitas hanya berada pada 30 liter air per detik.
Debit air Poboya sendiri hanya 10 liter per detik, Kawatuna juga begitu 10 liter per detik dan Vatutela juga sama 10 liter perdetik. Hal itu diakui Isran A Umar selaku Dirut PDAM kota Palu. “PDAM Kota Palu hanya mampu memproduksi 30 liter per detik. Dengan demikian hanya bisa melayani paling banyak 3.000 pelanggan. Namun saat ini jumlah pelanggan PDAM Kota Palu sudah mencapai 4.000 rumah tangga. Sehingga terjadi kelebihan 1.000 pelanggan. Makanya mengakibatkan harus digilir distribusi air di setiap tempat. Sebab volume debit air dan jumlah pelanggan tidak sesuai kapasitasnya” kata Isran Umar dalam rapat Pansus itu.
Menurut Isran bantaun sebesar Rp, 2 miliyard itu akan dipergunakan untuk melakukan perbaikan jaringan pipa jika ada kerusakan. Selain itu untuk penyambungan pelanggan baru. Karena bunyi bantuan itu dipersyaratkan untuk biaya penyambungan baru dan perbaikan jaringan pipa. “Dan mudah-mudahan Pansus DPRD Kota Palu dapat menyetujuinya. Apalagi sifatnya hanya dipinjam dari APBD dan nanti digantikan oleh bantuan dari Australia sebesar Rp, 1 miliyard dan dari Kementerian PU juga Rp, 1 miliyar. Hanya saja syaratnya harus ada Perdanya,”jelas Isran.
Sebelumnya PDAM Palu telah menerima kucuran anggaran sebesar Rp. 1Milyar dari Pemkot Palu. Dan Dana tersebut telah digunakan untuk menambah sambungan baru dari 2.500 menjadi 4.000 pelanggan. Kebijakan menambah sambungan baru itu sangat dilematis bagi pihak PDAM Palu. Sebab jika ditolak permintaan sambungan baru itu, maka bertentangan dengan aturan. Oleh sebab itu resikonya harus siap melakukan jadwal bergiliran penggunaan air.
Ia menambahkan, PDAM Palu saat ini melayani 4.000 pelanggan dengan tarif rata-rata Rp.3.000 per pelanggan. Sehingga, estimasi pendapatan PDAM Palu dari retribusi pelanggan tersebut adalah RP.130 juta per bulan. Sedangkan biaya operasional PDAM per bulan mencapai Rp.104 juta. Sehingga tersisa Rp.16 juta. Dengan sisa anggaran tersebut kata Isran, jika terjadi kebocoran yang menuntut biaya perbaikan di atas Rp.16 juta seperti yang terjadi saat ini yakni, 16 pipa di Poboya patah dan kawatuna 6 pipa patah berarti suplai air dari dua sumber tersebut putus total.
Dengan begitu Otomatis suplai air ke pelanggan juga terputus. Mengatasi persoalan tersebut dengan meminta bantuan dana kedinas pekerjaan umum untuk menangani 24 pipa putus itu dipastikan anggarannya tak tersedia. Karena mekanisme penganggaran pemerintah saat ini harus menunggu dengan ketentuan harus ada dananya baru bisa diperbaiki. “Ini pemasalahan yang menuntut perhatian segera,” kata Isran.
Kata Isran memang bantuan penyertaan modal PDAM Palu sejak berdiri sudah mencapai Rp, 14 miliyar. Dan jika Rp, 2 miliyard yang merupakan pinjaman, karena akan diganti oleh bantuan Australi dan Kementeria PU disetujui DPRD Kota Palu, maka total bantuan penyertaan modal ke PDAM Kota Palu sudah mencapai Rp, 16 miliyard. “Saya berharap Pansus DPRD Kota Palu dapat menyetujuinya, apalagi hanya bersifat pinjaman, karena akan diganti oleh bantuan Australia dan kementerian PU, hanya saja diisyaratkan harus ada Perda Penyertaan modalnya,”aku Isran. ***