Hampir semua warung kopi (Warkop) pengunjungnya ramai riuh membicarakan soal politik praktis. Baik soal calon legislatif maupun persaingan pasangan calon presiden – wakil Presiden yang salin sindir dengan ucapan-ucapan tak mendidik rakyat.
Sebut saja politisi “Sontoloyo dan Genderuwo.” Dua Kata tersebut hanya pantas diucapkan seorang mandor buruh bangunan, atau anak-anak yang tengah bermain dan kesal terhadap sikap kawannya.
Dan sangat tidak pantas keluar dari mulut seorang pemimpin nasional sekelas Presiden atau politisi manapun. Begitu juga dengan kalimat-kalimat rada-rada bernada menakutkan. Misalnya “Indonesia akan bubar 2030.”
Kenapa bisa bubar, apakah ada perang atau penjajah yang akan menguasai Indonesia dan segera membubarkan Republik ini? Optimis dan kata-kata yang mendidik, sopan dan beretika mestinya keluar dari mulut para pemimpin di negeri ini.
Tak perlu saling menjatuhkan. Saling mencemooh, tapi bersaing saja secara sehat. Tunjukkan ke rakyat bahwa kalian pantas dipilih jadi pemimpin di negeri ini.
Sejumlah warkop yang saya masuki di kota Makassar, pengunjungnya ramai membicarakan pasangan Presiden Jokowi – Kia Ma’ruf Amin. Begitu juga di meja lainnya riuh berdebat dengan pasangan Presiden Prabowo – Sandi (PAS).
Bahkan di meja lain berani mengatakan bahwa untuk wilayah Sulawesi Selatan pasangan PAS akan menang. Alasannya pasangan PAS sesuai karakter orang Sulsel, Riligi, keras dan mewakili kaum muda.
Sedangkan pasangan Jokowi – Ma’ruf perdebatan warkop menganggapnya lemah dan tak mewakili kaum milenia. Bahkan menurut sebagian besar masyarakat warkop itu, bahwa bahasa-bahasa yang dilontarkan Jokowi cenderung kasar dan tidak mendidik rakyat. ***