Habib Saggaf Al-Jufri. (Foto : Dok Metrosulawesi)
Palu, (koranpedoman.com/Deadline News)–Ribuan Abnaul Khairaat dari penjuru tanah air hadiri peringatan Haul Guru Tua ke – 47, di kantor Pengurus Besar Al-Khairaat, Jalan Sis AlJufri, Selasa (28/7).
Ketua Utama AlKhairaat Habib Saggaf Al-Jufri dalam sambutannya mengatakan, bahwa Sayyid Idrus Bin Salim Al-Jufri atau lebih dikenal Guru Tua semasa hidupnya telah menghibahkan seluruh waktunya untuk pembangunan sumber daya manusia, baik yang berada di Lembah Palu, Sulawesi Tengah bahkan Indonesia, melalui jalan dakwah syi’ar Islam tanpa membeda-bedakan antara agama dan suku satu dengan yang lain.
HS Saggaf juga menuturkan, ada satu masa dari guru tua dalam membangun dan membesarkan alkhairaat, yang jadi pelajaran baik bagi kita semua, yakni masa pemberontakan Permesta.
Menurut HS Saggaf, pada masa itu guru tua didatanggi dua tokoh yang berkuasa di Sulawesi Tengah yang pada saat itu, kedua tokoh itu minta fatwa langkah apa yang baik dilakukan.
Apakah mengikuti Permesta atau atau tetap berkiblat ke Jakarta, menjawab permintaan fatwa itu, guru tua menyarankan agar kedua tokoh itu tetap berkiblat kepada pemimpin di Jakarta, yakni Sukarno dan Hatta.
“Akhirnya kedua tokoh itu memutuskan tetap berkiblat pada kepemimpinan Sukarno dan Hatta, hingga proklamasi kemerdekaan tahun 1945,” kata Habib Saggaf.
Dia mengungkapkan, bahwa pada masa itu kondisi Pemerintahan Indonesia belum seperti saat ini, karena banyak menghadapi pemberontakan di sejumlah wilayah Indonesia. Namun dengan hati dan jiwa yang bersih, Guru Tua tetap mengingatkan kepada seluruh pemimpin dan masyarakat daerah ini, agar tetap patuh dan taat pada kepemimpinan Jakarta, walau apapun yang terjadi dan harus tetap mempertahankan NKRI. (MS).





































