Bupati Buol Keempat “Diusir” di Paleleh

Foto dr.Rudi mengenakan baju partai demokrat. Foto tangkapan layar di group whatsApp/deadline-news.com
0

 

Foto warga desa Tolau kec.Paleleh Kab.Buol menghadang bupati buol keempat Amiruddin Rauf saat berkungjung ke daerah itu. Foto tangkapan layar video di akun fb Bakri Mbayad/deadline-news.com

 

 

Bang Doel (deadline-news.com)-Buol-Bupati Buol ke empat dr.Amiruddin Rauf, S.POG atau akrab disapa dr.Rudi “diusir” Rakyat Tolau kecamatan paleleh Kabupaten Buol Sulawesi Tengah.

 

“Pengusiran” itu terjadi saat mantan bupati buol 2 periode hendak bersosialisasi pencalegkannya menuju DPR RI dari Partai Demokrat.

Anwar Hafid

 

Terlihat dalam video diakun face book Bakri Mbayad beberapa warga berteriak pulang saja. Dan ada juga memalang jalan menggunakan kursi kayu panjang.

 

Jhoni Hatimurah dalam narasinya di group whatsApp media buser news mengomentari video itu menuliskan reaksi ini dipicu oleh janji-janji ex bupati ini pada rakyat Tolau.

 

“Janji-janji itu seperti perbaikan jalan Desa Tolau yang rusak begitu parah. Sehingga kunjungan Amirudin Rauf dalam rangka misi pencalegkan DPR-RI dari partai Demokrat ini diteriak-teriaki dan dihadang diminta oleh warga desa Tolau Amiruddin berlalan kaki, turun dari mobil agar bisa merasakan bagaimana jalan yang bigitu rusak parah, tidak terurus selama 10 tahun dr.Rudi menjdi bupati buol,”tulis mantan anggota DPRD Buol dari Fraksi PDIP itu.

Menurut narasi Jhoni massa yang terdiri dari emak-emak dan tokoh-tokoh masyarakat desa Tolau ini terus memalang jalan yang bila dia lewati.

“Mereka menyuruh dr.Rudi turun dari mobil mewahnya sambil berteriak-teriak datang janji apa lgi kau, 10 tahun kau tidak urus rakyat dan daerah, mana itu KARTU BETAMAL yang cuma hoaks dan pembohongan KPD rakyat,”tulis Jhoni mengikutip teriakan masyarakat Tolau seperti terlihat dan terdengar dalam video di akun face book Bakri Mbayad itu.

Kata Jhoni dalam tulisannya benar-benar perwujudan rasa kecewa rakyat atas kepemimpinan Amirudin Rauf yang dinilai rakyat buol gagal total.

“Ibarat kegiatan pembangunan yang menghabiskan dana Rp, 9 triliun lebih terkesan ada, tapi tiada dan tiada tapi ada. Artinya pembangunan dijalankan yang tidak berorientasi kepada kebutuhan riil rakyat, tapi karena intrik kepentingan tertentu,”ujar Jhoni.

Jhoni menguraikan yakni lapangan kerja yang dijanjikan tidak tersedia, jumlah pengangguran setiap tahun semakin bertambah yang ahirnya berdampak pada ekspansi rakyat buol belasan ribu keluar daerah meninggalkan istri dan anak serta orang tua tercinta demi sesuap nasi.

“Income percapita berada pada urutan 3 terahir dari 11 kabupaten tambah 1 kota di Sulteng. Rendahnya daya beli masyarakat akibat tidak maksimalnya siklus perputaran uang daerah,”tutur Jhoni.

Jhoni menegaskan proyek-proyek daerah yang sebenarnya sumber penopang ekonomi pengusah-pengusaha lokal tapi para kontraktor daerah hidup bagaikan ayam yang mati dilumbung padi.

“Betapa tidak disana sini proyek bermasalah. Managemen pemerintahan daerah bigitu tiranis dan kolutip yang berdampak pada kebijakan-kebijakan daerah yang tidak berkwalitas adalah setumpuk pundi-pundi peninggalan rongsokan-rongsokan kegagalan Amirudin Rauf,”tanda Jhoni.

Menurut Jhoni, one man one cow (peternakan sapi mini ranch), swasembada beras, p3k, tanah untuk rakyat, udang paname dan banyak lagi yang lain kini tinggal menjdi bungkusan kebohongan pada rakyat.

“Sehingga begitu cerdas bila rakyat Tolau kecamatan palele, memuntahkan kesan-kesan buruk itu dan pasti akan disusul oleh desa-desa atau kecamatan lain yang bernasib sama, hidup enggan mati tak mau dimasa Amirudin menakhodai bumi pogogul ini selama 10 tahun yang menghabiskan uang rakyat Rp, 9 triliun lebih.

Bupati keempat Buol Amiruddin Rauf yang dikonfirmasi via chat di whatsAppnya senin malam (31/7-2023), sekitar pukul 19.06 wita, sampai berita ini naik tayang belum memberikan jawaban konfirmasi. ***

Tinggalkan Komentar Anda! :

%d blogger menyukai ini: