Bang Doel (deadline-news.com)-Palukotakailisulteng-Selama bulan suci ramadhan pemerintah Kota (pemkot) Palu Provinsi Sulawesi Tengah hanya menyediakan beras bagi para korban bencana alam gempa bumi, likuifaksi dan tsunami yang masih tinggal diselter-selter dan tenda-tenda pengungsian.
Demikian dikatakan walikota Palu Drs.Hidayat, M.Si dalam sebagian sambutannya pada acara ramah tamah bersama kontingen Porprov Kota Palu di kediamannya Jum’at malam (3/5-2019).
Menurutnya hal itu terjadi karena sudah tidak ada lagi anggaran untuk jaminan hidup dan bekal hidup (jadup/bedup) setelah 6 bulan lalu Pemkot masih dapat menyediakan segala kebutuhan para korban bencana yang berada di selter-selter dan tenda-tenda pengungsian.
“Enam bulan lalu, mulai dari makanan, sabun, sikat gigi dan kebutuhan lainnya, masih dapat dilayani Pemkot Palu. Tapi setelah itu, sudah tidak ada lagi. Sebab anggaran sudah tidak memungkinkan, kecuali beras mungkin masih bisa,”jelas Walikota Hidayat.
Kata Hidayat, kurang lebih Rp, 50 miliyar anggaran jadup bedup enam bulan lalu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Palu korban bencana yang jumlahnya mencapai 40 ribu jiwa.
Kemudian Hidayat menjelaskan bahwa kurang lebih Rp, 100 juta untuk biaya pembangunan hunian tetap (Huntap) yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah Kota Palu.
“Dan 2.600 unit hunian tetap yang merupakan bantuan dari luar. Sedangkan yang dibutuhkan 6000 unit huntap, dari 55.000 rumah hilang di Kota Palu,”tutur Hidayat.
Hidayat mengungkapkan dari semua daerah yang terdampak bencana 28 Septerber 2018, Kota Palu termasuk yang paling cepat penanganannya. Sekalipun dana dari pusat baru sekitar 1000 rumah yang akan mendapatkan stimulus, baik rusak ringan, sedang mapun berat. Padahal semestinya yang harus ditalangi pusat sebanyak 10 ribu lebih unit rumah rusak berat sesuai data yang diperoleh. ***