Jakarta (koranpedoman)-Jebloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat belakangan ini menjadi kondisi yang memprihatinkan. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar membuat Bank Indonesia melakukan intervensi, dan hasilnya membuat rupiah menguat tajam. Pada penutupan perdagangan Rabu, 17 Desember 2014, kurs rupiah naik 0,45 persen ke level 12.667 per dolar AS. Luwi Saluadji, Kamis, 18 Desember 2014, mengomentari tentang melemahnya rupiah.
“Persoalan rupiah itu karena banyak hal. Selain faktor dolar yang menguat, sebaiknya kita juga perlu awasi uang yang diparkir di luar negeri. Masya Allah, jumlahnya sangat besar,” ujar Luwi. (Baca: Rupiah Menguat, Seberapa Kuat Intervensi BI ?)
Pemilik label Postur&Co tersebut yakin uang yang disimpan di luar negeri yang dilakukan pengusaha, pebisnis, dan koruptor juga menjadi salah satu faktor yang memicu rupiah melemah.
“Menjadi menarik karena banyaknya uang yang diparkir ke luar negeri adalah uang yang enggak halal. Dan parkirnya uang ke sana akibat mudahnya pengaturan tentang pengiriman uang itu.” (Baca: Rupiah Menguat, Indeks Saham Ikut Bergairah)
Untuk itu, tutur Luwi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan serta Komisi Pemberantasan Korupsi harus diberikan hak dan kewenangan yang lebih luas lagi.
“Supaya dua lembaga ini mempunyai tindakan atau gebrakan yang lebih hebat lagi,” katanya. (sumber tempo.com).***