Ribuan Hektar Lahan Pertanian di Sigi Tak Produktif

“Dari 6.099 Hektar, 4.402 hektar dapat diolah dan 1.697 Hektar tidak Produktif”

Pasca bencana alam gempa bumi, likuifaksi dan tsunami (bencana Genit) 28 September 2018 silam yang menerjang Palu,Sigi dan Donggala (Pasigala) sekitar 6.099 hektar lahan pertanian tidak produktif lagi di Kabupaten Sigi.

Foto ilustrasi padi mulai menguning untuk tingkatkan produktifitas pertanian demi ketahanan pangan. Foto Bang Doel/deadline-news.com

 

Padahal Sigi merupakan salah satu lumbung pangan di Sulawesi Tengah. Sekitar 3 tahunan, lahan pertanian di Sigi itu tidak produktif lagi.

Hal ini terjadi karena bendungan dan jaringan irigasi gumbasa rusak parah. Tapi pertengahan tahun 2021 sudah sebagian mulai produktif lagi.

“Ada sekitar 4.402 hektar lahan pertanian di Sigi mulai produktif lagi dari total lahan pertanian yang tidak produktif akibat bencana alam yakni sekitar 6.099 hektar,”kata sejumlah sumber yang dihimpun deadline-news.com Jum’at (14/1-2022) via telepone seluler dan di whatsappnya.

Sumber itu mengatakan lahan pertanian 1000an hektar yang sudah produktif itu berada di wilayah Kalawara Kabupaten Sigi. Sedangkan yang 3000an hektar lagi tersebar di beberapa kecamatan dan desa se Kabupaten Sigi.

Bengitupun yang kurang lebih 1000an hektar yang belum dapat produktif sama sekali juga tersebar di beberapa kecamatan dan desa se kabupaten Sigi.

“Proyek pembangunan rehabilitasi bendungan dan jaringan irigasi Gumbasa di Sigi diharapkan membawa dampak positif untuk produktifitas lahan pertanian di Sigi, sehingga menjadi salah satu lumpung pangan di Sulteng,”harap sumber itu.

Berikut ini data-data lahan pertanian yang sudah produktif dan tidak produktif akibat irigasi gumbasa rusak setelah dilanda bencana alam.

Yakni di kecamatan Gumbasa yang terdiri dari 4 desa yaitu Desa Kalawara, Pandere, Tuva dan Omu dengan luas lahan terdampak 589 hektar, Dan yang dapat diolah sebesar 541 hektar, sedangkan yang tidak bisa diolah sebanyak 48 hektar.

Hasil pertanian di Sigi Rata-rata Palawija,Holtikultura dan Padi Sawah.

Kemudian di kecamatan Tanambulava dengan jumlah desa ada 5 yakni Sibowi, Sibalaya Utara, Sibaya Barat, Sibalaya Selatan dan Lembara dengan total lahan pertanian sebanyak 1.155 hektar dan semuanya bisa terolah.

Di kecamatan Dolo dengan 11 Desa yakni, Karawana, Langaleso, Solowe, Potoya, Watubula, Waturalele, Kotapulu, Maku, Tulo, Kotarindau dan Kabobona dengan luas lahab terdampak sebanyak 1.700 hektar dan yang bisa diolah hanya 467 hektar. Sedangkan yang tidak dapat diolah karena keterbatasn jaringan irigasi akibat bencana alam sehingga rusak sebanyak 1.233 hektar.

Sementara di kecamatan Sigi Biromaru terdapat 9 desa yakni Desa Sidondo I, Sidondo III, Sidondo IV, Sidera, Lolu, Jonooge, Mpanau, Kalukubula dan Maranata terdapat 2.427 hektar lahan pertanian dan lahan yang bisa diolah hanya 2.192 hektar dan yang tidak dapat diolah akibat bencana 235 hektar.

Dn di Dolo Selatan terdapat 5 desa yakni Desa Bulubete, Walatana, Balongga Bangga dan Rogo terdapat 228 hektar lahan pertanian dan 47 diantaranya bisa diolah sedangkan yang tidak dapat diolah sama sekali karena ketergantungan pada jaringan irigasi gumbasa yang masih rusak sebanyak 181 hektar.

“Dari 6.099 hektar luasan lahan di Sigi, 4.402 hektar diantaranya sudah dapat diolah walau produksinya menurun tidak seperti ketika sebelum mencana alam genit. Dan 1.697 hektar sama sekali tidak dapat diolah karena membutuhkan air jaringan irigasi gumbasa,”kata sejumlah sumber di Sigi Jum’at (14/1-2022).

Saat ini sekitar Rp,1.187.612.977.307 anggaran rehabilitasi dan rekonstruksi bendung dan jaringan sistem irigasi di sungai Gumbasa yang digelontorkan negara dari pinjaman luar negeri untuk membantu pembiayaan pebangunan bendung dan irigasi itu.

Termasuk pembangunan dan rehabilitasi sabo Dam Dolo dan Poi. Sekitar 7 penyedia jasa konstruksi yang mendapat amanah untuk mengerjakan proyek-proyek strategi nasional dibidang sumber daya air demi peningkatan produktifitas pertania di Sigi.

Diantaranya PT.Adhi Karya, PT.Sentra Multikarya Infrastruktur, PT. Telaga Gelang Indonesia (TGI), PT. Wijaya Karya dan beberapa perusahan nasional lainnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top