PT.PP Tak Bayar Subkon di Proyek Irigasi Gumbasa

 

Nelwan (deadline-news.com) Sigi – Proyek multy years rekonstruksi dan rehabilitasi Irigasi Gumbasa yang dikerjakan PT. Pembangunan Perumahan (PP) Persero Tbk diduga belum juga membayarkan 6 orang (perusahaan) subkontraktornya.

 

Celakanya lagi optimalisasi progres pekerjaan jelang berakhirnya masa kontrak hingga capaian bobot baru 50,5%.

Hendri Muhidin

 

Adupun rentang waktu masa kontrak PT. PP Persero Tbk itu, terkait teknis masa pekerjaan dan teken kontraknya dimulai sejak 2021 lalu dan berakhir di tahun 2023 ini.

 

Proyek itu dibiayai the Asian Develoment Bank (ADB) yang diglontorkan pada pekerjaan proyek berskala nasional tersebut, sebesar Rp. 256. 990. 079.000.

Namun sayangnya sistem tata kelolah dilingkup internal perusahaan itu secara admistrasi terkait financial sedikit mengalami degradasi dalam soal penggajian terhadap karyawan serta preferensi andil fendor yang menyokong subkontraktor menyankut percepatan berjalanya proyek itu.

Anwar Hafid

 

Dikatakan oleh Hadi selaku Kepala Humas PT. PP Persero Persero Tbk saat dikonfirmasi deadline-news.com group deraknews.id Sabtu kemarin (22/5-2023) melalui via telephone WhatsAppnya, perihal keterlambatan pembayaran 6 orang sukontraktor itu, mengatakan memang agak sedikit terkendala dalam hal admistrasi terkait financial atau dengan keuangan.

Syarifuddin Hafid

 

“Itu hanya sedikit kesalahan teknis soal tarik termin di bank pada bagian bendahara pusat, “tutur Hadi.

Sehingga menyebabkan gaji para karyawan lepas sering mengalami keterlambatan, meski hal itu berdampak pula terhadap pembayaran fendor yakni, 6 orang subkotraktor, namun tetap teratasi dengan aman.

“Dalam hal ini, pihak perusahaan tetap koperatif dan akan segera membayar tunai terhadap para fendor turut andil yang disokong dalam bagian pengelolaan proyek rekontruksi irigasi gumbasa ini, “pungkasnya.

Kata dia menyankut soal keterlambatan gaji yang sering dikeluhkan oleh karyawan lepas, hal itu lumrah dalam teknis pengololaan suatu proyek, dan itu harus disikapi secara obyektif.

Kemudian lanjut Hadi, hal lain berkaitan dengan progres pekerjaan serta optimalisasi sitem kerja poryek itu, meski bobot baru mencapai 50,5%, diakui dari segi teknis penggarapan memang agak sedikit telat.

Namun maksimalisasi para pekerja mandor (PM) serta karyawan lainya tetap antusias dan bekerja sesuai metode dan petunjuk kerja yang diterapkan dalam rencana anggaran perbenjaan (RAP) dari kementrian PUPR.

“Berkaitan dengan estimasi perpanjangan kontrak oleh leding sektor Balai Sungai Sulawesi (BWSS) lll Palu Sulawesi Tengah, proyek garapan PT. PP Persero Tbk akan diadendum hingga menyeberang tahun ke 2024,”tandasnya. ***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top