Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Wakil Ketua Komisi III DPRD Sulteng, Muh. Masykur dalam realisnya yang dikirim ke whatsapp redaksi deadline-news.com Rabu (13/9-2017), memprotes keras pihak PT. Pasangkayu dan PT Mamuang yang sampai hari ini tidak memiliki etikad baik dalam mendukung listrik untuk masyarakat di Kecamatan Riopakava Kabupaten Donggala.
“Itu perusahaan masih Indonesia atau Belanda, wataknya kok kayak penjajah. Masa listrik untuk rakyat dihalang-halangi,” Kesal Masykur.
Pasalnya PT. PLN Cabang Palu sedianya sudah akan meresmikan listrik menerangi Kec. Riopakava di tahun ini namun masih terhambat dengan jaringan listrik yang melewati areal perkebunan kelapa sawit PT. Pasangkayu. Masih ada sekitar 100 pohon kelapa sawit yang harusnya ditebang agar tidak mengganggu pemasangan jaringan instalasi listrik.
Namun hingga kini program dari pemeritah ini tetap saja diindahkan oleh pihak perusahaan. PT PLN Cabang. Palu sudah melakukan langkah langkah dengan berkoodinasi dengan pemerintah daerah dan manajemen perusahaan, tapi tetap saja permintaan ini cueki oleh pihak ke dua perusahaan tersebut, terang Masykur.
“Masykur tidak habis pikir. Perusahaan ini maunya apa sih. Diminta merelakan beberapa pohon kelapanya ditebang demi untuk kepentingan masyarakat luas tapi tetap saja menolak. Ini namanya tidak ada penghargaan dan penghormatan sedikit pun terhadap program yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.
Lebih lanjut Masykur menegaskan sebagai anak perusahaan PT Astra Agro Lestari (AAL), salah satu raksasa perkebunan kelapa sawit, semestinya pihak PT Pasangkayu dan PT Mamuang bersikap lebih manusiawi ketimbang lebih mempertahankan pohon kelapanya. Sebab ada ribuan jiwa masyarakat Kec.
Riopakava yang hari ini menanti dengan suka cita daerahnya akan dilistriki. Setelah selama puluhan tahun mereka hidup dalam kondisi gelap gulita. Dan hanya dibantu dengan penerangan seadanya. Itupun bagi kalangan tertentu yang mampu membeli alat penerangan seperti mesin genset. Bagi warga Kec. Riopakava salah satu penghormatan sesungguhnya kehadiran negara ditengah mereka tatkala sumber penerangan listrik sudah menerangi kampung mereka. Dan ini yang menjadi penantian panjang bagi mereka.
Namun ironisnya penantian panjang kehadiran hakiki negara disana terhambat karena sikap angkuh perusahaan. Sikap seperti ini seolah kita hendak digiring kembali masuk ke era “kolonialisme”, dimana kepentingan masyarakat luas dikalahkan oleh dominasi kekuasaan modal, kesal Masykur.
“Kalau sikap seperti itu terus menerus dipertontonkan oleh anak perusahaan PT. Astra Grup ini maka habis logika kita. Sudah cukup negara memberi kemudahan berinvestasi kepada kalian, sehingga ketika negara melalui pemerintah menjalankan program untuk melistriki daerah yang masih gelap maka sepatutnya kalian memberi dukungan untuk mensukseskan program pembangunan itu. Bukan malah menghambat.
Seperti diketahui program melistriki Kec. Riopakava ini ditarik dari wilayah Kec. Pasangkayu Kab. Mamuju Utara menuju Kec. Riopakava Kab. Donggala sepanjang 40 kilometer. Tahun 2016 sebanyak tujuh desa terpasang, Desa Mintimakmur, Pantalobete, Polanto Jaya, Riomukti, Bukit Indah, Lalundu dan Polando Jaya. Sementara di tahun 2017, empat desa, desa Bonemarawa, Mbulava, Ngovi Pakava dan Panca Mukti. Dan di tahun 2018 PLN akan menuntaskan pembangunan jaringan listrik di Desa Taviora, Tinaoka dan Pakava. Sehingga diharapkan sampai tahun depan sebanyak 14 desa di Kecamatan Riopakava sudah menikmati sarana penerangan, ujar Masykur.
Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Sulteng ini mendesak kepada pimpinan PT. Pasangkayu dan PT. Mamuang i untuk segera memenuhi permintaan PT. PLN Cabang Palu terkait penebangan sekitar 100 pohon kelapa sawit guna memuluskan dan mengkoneksikan pemasangan instalasi listrik di Kec. Riopakava yang hari sudah terpasang di tujuh desa.
Dan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Sulteng, bersama Pemda Kabupaten Donggala dan Mamuju Utara dimintai untuk segera memdesak dan mendudukan para pihak antara PT. Pasangkayu, PT. Mamuang dan PT. PLN Cabang Palu dalam forum pertemuan bersama. Dalam pertemuan tersebut diharapkan lahir keputusan untuk segera merealisasikan pemasangan instalasi listrik melewati wilayah kebun kelapa sawit.
Kita berharap sebelum Bapak Presiden Joko Widodo hadir di Sulteng nanti warga masyarakat Kec. Riopakava sudah menikmati sarana penerangan. Dan puluhan tahun kampung itu gelap gulita, kini tinggal menghitung hari jadi terang, tutup Masykur. ***