Mentan Amran Sulaiman Sindiri Professor

Siang itu Minggu (16/6-2019), dihadapan pertemuan saudagar Bugis – Makassar Menteri Pertanian (Mentan) Kabinet Kerja Presiden Jokowi memuji kinerjanya setinggi langit.

Mengatakan bahwa selama kurun waktu 4,5 tahun dirinya memimpin Kementan RI, predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) disematkan tim audit Negara (Badan Pemeriksa Keuagan- BPK RI) kepada lembaga yang dipimpinnya itu.

“Sebelum orang Bugis yakni Amran Sulaiman memimpin Kementan RI selalu pengelolaan keuangannya buruk. Alhamdulillah sudah 4,5 tahun saya pimpin penilaian WTP 3 kali berturut-turut. Hal ini terjadi karena prinsip saya bekerja dan bekerja kurang bicara,”Aku Menteri yang mengurusi produksi pertanian itu.

Ia menyinggung soal pemecatan dua pejabat di Kementriannya.

“Saya memecat dua pejabat di lingkup Kementerian yang saya pimpin. Dan mereka tidak marah, malah memeluk dan berterima kasih ke saya karena merasa diselamatkan. sebab saya sentuh hatinya dengan mengatakan jabatan ini amanah, jangan sampai gara-gara jabatan ini anda masuk Neraga misalnya salah langkah,katanya berapi-api.

Ia menegaskan jangan merasa paling banyak tahu. Biar anda Professor jangan merasa paling hebat dan banyak tahu. Tapi perlu saling menghargai, sipakatau, sipaka inga dan mambbolo Sibatang.

Menteri berlatar belakang pengusahan itu menegaskan jadi seorang pemimpin harus magattang (Tegas) Malemppu (Jujur), Sabbara (Sabar) tidak Borro (tidak sombong).

Hadir dalam acara lertemuan saudagar bugis makassar itu mantan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo. Syahrul Yasin Limpo mendapat sanjungan setinggi langit oleh Mentan Amran Sulaiman. Bahkan menyebut Syahrul Sebagai Gurunya.

Kakak Kandung Andi Sudirman Sulaiman yang notabene Wagub Sulsel itu berkali-kali menyebutkan kata-kata janganbsombong, terutama para anggota DPR, sebab jika sudah tidak terpilih oleh rakyat maka kembali menjadi masyarakat biasa. ***

patut diduga dibalik kisruhan antara kebijakan Gubernur dan wakil Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah -Andi Sudiran Sulaiman jika menyimak pidato Kementan Andi Amran Sulaiman itu, dimana seakan-akan menyalahkan Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah atas pencopotan 2 pejabat di Lingkup Pemprov Sulsel, sampai-sampai keluar kalimat dari mulutnya biar anda professor jangan sombong dan merasa banyak tahu.

“Saya memecat 2 pejabat di Kementan tapi mereka malah memeluk sambil menangis dan berterimah kasih. itu karena saya sentuh mereka dengan hati,”akunya.

Sindiran sang Mentan itu memang tidak menyebut nama Professor siapa? tapi dia menyebut professor. sedangkan Gubernur Sulsel bergelar Professor. Mungkinkah yang dia maksud sang Mentan itu adalah Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah yang telah menon jobkan 2 punggawa dibawahnya yakni Jumras dan Kaban Inspektorat Pemprov Sulsel.

Sungguh tak elok pernyataan Mentan RI Amran Sulaiman itu jika aekiranya yang dia maksudkan Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah. Sebab bagaimanapun menganti dan menempatkan pejabat di Lingkungan Pemprov Sulsel adalah hak proregatif Gubernur Prof Nurdin Abdullah.

Dan jelas dalam undang-undang 32 tetang Pemerintahan Daerah Wagub adalah membatu Gubernur bukan pengambil kebijakan. Tugas pokok seorang wakil Gubernur adalah pengawasan melekat secara internal dan membantu Gubernur melaksanakan tugas – tugasnya yang menjadi kewenangannya. Tegasnya tidak boleh ada 2 matahari atau pengambil keputusan dalam sebuah organisasi manapun. Karena jika itu yang terjadi maka menimbulkan kekisruhan. Disamping itu dapat dibaca bahwa sang wakil tidak memahami tugas pokok dan fungsinya sebagai pembantu kepala daerah atau pimpinan terringgi diatasnya.

Diharapkan siapapun yang menempati posisi wakil kepala daerah sebaiknya belajar dulu aturan dimana kewenangannya melekat, tidak boleh mengambil wewenang orang yang diwakilinya (kepala daerahnya). ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top