Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo saat baru dilantik secara tegas mengatakan akan “memotong” Kepala.
Artinya jika anggota Polri tidak profesional menjalankan tugasnya, maka bukan hanya beresiko pada personel saja, tapi jajaran Pimpinan Polri di daerah akan merasakan dampaknya.
Akhir-akhir ini profesionalitas polisi dipertanyakan. Banyak laporan warga tentang buruknya kinerja institusi Polri terus bermunculan.
Di media sosial misalnya, netizen ramai-ramai melempar kritik melalui tagar #PercumaLaporPolisi, #ViralForJustice, dan #SatuHariSatuOknum.
Bagaimana tidak, berulang kali laporan warga atas dugaan kasus pidana mandek. Laporan itu baru diproses lagi setelah viral di media sosial, (dikutip di kompas.com).
Bukan itu saja, tapi terkandang arogansi oknum Polisi berdanpak buruk pada institusi. Walau demikin bukan berarti semua anggota Polisi itu buruk kenerjanya.
Amis bau darah penanganan unjuk rasa (Unras) di desa Khatulistiwa dari dua Kecamatan yakni Kasimbar dan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah, patut diduga sebagai bukti kurang profesiinalnya jajaran Polres Parimo dalam penangan aksi Unras itu.
Adalah Erfaldi tewas dalam aksi Unras menolak keberadaan perusahaan pertambangan PT.Trio Kencana.
Tubuh Erfaldi ditembus tima panas saat Unras di ruas jalan nasional trans Sulawesi Sabtu malam (12/2-2022).
Bagaimanapun Kepala kepolisian daerah Sulteng dan Kapolres Parimo harus bertanggungjawab atas insiden berdarah membawa maut itu.
Kedua kepala Polisi di daerah ini, harus dicopot, sebagaimana janji Kapolri Listio Sigit Prabowo akan “memotong kepala.”
Hal serupa pernah dialami Kapolda Sulsel Irjen pol Jusuf Mangga Barani ketika terjadi insiden berdarah saat mengamankan unras Mahasiswa di Makassar.
Komjen Pol Jusuf Mangga Barani dicopot dari jabatannya ketika itu. Dan ditarik ke Mabes Polri dengan jabatan terakhir Waka Polri.
Padahal yang melakukan penembakan adalah anggota Polsek yang ikut dalam penanganan Unras di Makassar waktu itu.
Tapi sebagai pimpinan Polda ketika itu yang bertanggungjawab secara institusi, Jusuf Mangga Barani ikhlas dan menerima keputusan Kapolri saat itu, mencopot dirinya dari Pimpinan Polda Sulsel.
Semoga saja janji Kapolri “memotong Kepala” segera diberlakukan untuk pimpinan Polda Sulteng dan Kapolres Parimo. ***