Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Satu Indonesia Peduli Danau Poso (SIP Danau Poso) Menduga ada pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh PT.Poso Energy terkait pengerukan danau Poso, sejak bulan lalu (November 2019).
Pernyataan tersebut tertuang dalam pres realis SIP Danau Poso yang dibagi-bagikan pada saat berunjuk rasa di Kantor DPRD dan Gubernur Sulteng di Palu Selasa (10/12-2019).
Aksi unjuk rasa itu dibawa koordinator lapangan Nandaa Dotutinggi. Sekitar 100an massa koalisi mahasiswa dan LSM yang melakukan aksi unjuk rasa di Palu itu dan berasal dari berbagai organisasi/himpunan mahasiswa yakni KPA Sulteng, HMI MPO, HIPMA-PAMSEL, HIMASOS, JATAM, LMD, IMM, IPPMD-Palu, GMKI,AKSI KAMISAN Palu, KIBAR, YTM, dan SMIP.
Tindakan PT.Poso Ernergy dinilai dapat merusak ekosistem di danau Poso. Terlebih lagi membongkar jembatan Yondo pamona yang merupakan symbol budaya di pamona Poso itu.
Terkait hal itu Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu dan manajemen PT.Poso Energy Ahmad Kalla dilaporkan ke Polres Poso pada 23 November 2019.
Menurut para pengunjuk rasa itu, pengerukan danau Poso yang sedang berlangsung oleh PT.Poso Energy akan membawa tiga dampak buruk bagi kelangsungan lingkungan hidup dan budaya masyarakat Pamona di Tentena Poso.
Pertama akan terjadi kerusakan ekosistem, seperti diketahui pengerukan danau Poso ini akan dilakukan sejauh 12,8 kilometer. Disepanjang 12,8 kilometer ini, terdapat banyak tempat yang menjadi habitat ikan untuk bertelu, misalnya Kompo Dongi.
Dengan dikeruknya Kompo Dongi ini, justru akan menghilangkan habitat ikan, dan sudah pasti akan berdampak pada aspek sosial budaya masyarakat yang sangat menggantungkan hidup disitu, dimana salah satu tradisi Mosango (mencari ikan dengan alat tradisional).
Kedua kerusakan lingkungan, dimana pengerukan tersebut sudah pasti akan berdampak pada perubahan bentangan alam. Yakni lebar dan kedalaman sungai akan mengalami perubahan.
Sehingga tepian danau dan tepian sungai Poso akan mengalami perubahan, sehingga menjadi ancaman nyata di sepangan danau Poso. Terlbih lagi danau Poso berbeda dengan laut dimana ada waktu-waktu tertentu pasang dan surut.
Ketiga aspek kebencanaan merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan. Sebab Poso terdapat tiga sesar aktif yakni Sesar Poso, yang membentak dari mulut sungai dana Poso pesisir.
Kemudian berdasarkan pebuturan Sukmadaru Prihatmoko ketua Ikatan ahli Geology Indonesia terdapat gua-gua disepanjang 12,8 kilometer yang akan dikeruk oleh PT.Poso Energy.
Menurutnya para pendemo itu, saat ini PT.Poso Energy sudah mengiperasikan PLTA Poso II dengan kapasitas energy 65X3 MW.
Sedangkan pembangunan PLTA Poso I dan III sedang dalam pengerjaan yang ditargetkan dapat menghasilkan 520 Mega Watt energy listrik.
Sehingga pengerukan danau Poso ini sebenarnya sedang berbanding lurus dengan upaya pembangunan PLTA Poso I dan III. ***