Ridwan: ada beberapa tempat yang dianggap rawan gangguan teroris akan mendapat perhatian khusus.

Parigi, Sulteng, (Deadline News/koranpedoman.com) – Situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Kabupaten Parigi Moutong selama masa kampanye pilkada cukup stabil dan kondusif untuk berbagai kegiatan masyarakat, meski kewaspadaan tetap ditingkatkan.

“Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada pelanggaran aturan pilkada, tidak ada pengaduan kontestan pilkada dan juga tidak ada kasus kriminal yang berarti, karena kesadaran masyarakat menjaga kamtibmas sudah cukup tinggi,” kata Kapolres Parigi Moutong (Parimo) AKBP M. Ridwan yang ditemui di Parigi, Jumat.

Kabupaten Parigi Moutong dalam pilkada serentak 9 Desember 2015 hanya akan menggelar pemilihan Gubernur dan Wagub Sulteng dengan dua kontestan yakni pasangan Rusdy Mastura/Ihwan Datu Adam dan pasangan (petahana) Longki Djanggola/Soedarto. Longki Djanggola adalah mantan Bupati Parigi Moutong dua periode sebelum menjadi Gubernur Sulteng pada 17 Juni 2011.

Terkait pengamanan tahapan pilkada selanjutnya, Ridwan mengemukakan bahwa pihaknya membutuhkan 399 personel untuk mengamankan 799 tempat pemungutan suara. Karena personel Polres setempat tidak mencukupi, maka kebutuhan personel itu akan mendapat bantuan dari Polda Sulteng sebanyak 71 orang.

“Tenaga bantuan dari Polda nanti akan kita tempatkan di TPS-TPS yang dekat dari Kota Parigi, dan yang ditempatkan ke pelosok-pelosok akan diambil dari personel Polres Parigi Moutong karena mereka lebih tahu situasi di sini,” ujar Ridwan yang baru sebulan menjadi Kapolres di daerah yang menjadi tuan rumah Sail Tomini 2015 itu.

Selama masa kampanye, katanya, pihaknya mengerahkan 75 orang personel yang siap setiap saat dikerahkan bila ada kegiatan kampanye. Mulai 21 November nanti, pihaknya juga akan mengerahkan 15 personel sabhara dan intel untuk mengawal distribusi logistik yang dilakukan KPU, katanya.

Polres juga sedang berkoordinasi dengan Kepala Badan Polisi Pamong Praja Parigi Moutong untuk penempatan personel Linmas menghadapi pemungutan suara, karena tahap yang diperkirakan agak krusial nantinya adalah pada saat pemungutan suara dan penghitungan perolehan suara.

Soal ancaman dan gangguan kelompok sipil bersenjata yang masih beraktivitas di wilayah Poso dan Parigi Moutong, Ridwan mengaku dampaknya terhadap penyelenggaraan pilkada serentak diperkirakan tidak signifikan dan hal itu juga sudah diantisipasi sejak jauh hari.

Namun demikian, kata Ridwan yang mantan Kasubdit Regident Ditlantas Polda Sulteng itu, ada sebagian warga Parigi Moutong yang sampai saat ini masih dihantui perasaan traumatis untuk pergi ke kebun guna mencari hidup setelah terjadinya pembunuhan warga saat bekerja di kebun beberapa bulan lalu oleh kelompok teroris pimpinan Santoso.

“Kami bersama jajaran pemerintah daerah terus berusaha melakukan penyuluhan kepada warga agar bangkit kembali rasa percaya diri mereka dan yakin bahwa hal-hal yang pernah terjadi tidak akan terulang kembali. Kami juga menghimbau warga agar tidak terpengaruh dengan doktrin-doktrin yang disebarkan para anggota kelompok sipil bersenjata itu,” ujarnya.

Terkait pemungutan suara pilkada nanti, Ridwan mengakui bahwa ada beberapa tempat yang dianggap rawan gangguan teroris, akan mendapat perhatian khusus dengan menempatkan petugas yang berbeda dengan TPS-TPS lainnya. (ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top