Nelwan (DN group) SigiSulteng-walau sudah diberikan masa perpanjangan waktu 50 hari, namun PT Karya Pembangun Rizky (KPR), hingga kini belum mampu menyelesaikan pekerjaannya secara sempurna.
Dalam masa perpanjangan kontrak untuk penimbunan siklop dan pengendalian sedimen (chaneel work) di bantaran sungai Paneki hingga saat ini masih terlihat ada “terbengkalai” di beberapa titik.
Pun pembuatan gorong-gorong atau normalisasi saluran (primer) pembuangan air dari rumah warga juga antisipasi rembesan air hujan masih menyisahkan pekerjaan yang belum tuntas.
Pantauan deadline news.com Jumat (15/4-2022) Jika dilihat dari jalur sungai paneki yang berkelok-kelok, penimbunan material di siklop, dari hulu sampai kehilir sungai, namapak terputus di beberapa titik.
Bahkan ada yang samasekali tidak dilakukan penimbunan, begitu juga dengan pembuatan konstruksi gorong-gorong atau saluran pembuangan air di beberapa titik.
Memang ada dibeberapa titik konstruksi gorong-gorong itu sudah dilakukan plasteran, kurang lebih ada 4 gorong-gorong telah usai di plaster, selebihnya masih tampak terlihat pengecorannya kurang maksimal di beberapa bagian, nampak juga tonjolan koral akibat pemakaian bahan semen yang kurang sempurna.
Proyek itu melekat di Kementerian Pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR) dengan liding sektor Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu yang didanai negara pendonor JICA asal negara Jepang.
Proyek yang berskala multy years itu pihak rekanan yakni PT. KPR mendapat dispensasi perpanjangan waktu kontrak selama 50 hari, itupun sisa perpanjangan waktu kerjanya sudah menyeberang bulan.
Dari masa kontrak awal 5 oktober 2020 samapi pelaksanaan kegiatan proyek 19 oktober 2020 hingga limit waktu Ferbuari 2022 masa kalender 485 hari kerja.
Dari masa sebelum perpanjangan kontrak yang dilonggarkan oleh pihak kementrian PUPR leding sektor BWSS lll Palu dengan anggaran awal dari dana Loan JICA No IP – 580 thn 2020 – 2022 senilai Rp, 49. 943, 876, 000, 00 (miliar).
Sampai mengalami tiga kali adendum ke masa perpanjangan kontrak, perusahaan asal Maksar itu dapat ketambahan anggaran 10% senilai Rp,53. 838, 253, 000, 00 (miliar).
Dengan No kontrak adendum ke lll, 11 Mei 2021 / nilai kontrak adendum lll, Rp,53. 838, 253, 000, 00 – No kontrak adendum lV NK0201 / PPK – SDP, ll – PJSA – ST – BWS13 / 141 / Tgl kontrak Adendum V 27 Desember 2021.
Di perbatasan desa Kalukubula dan Kabobona, terdapat jembatan penyebrangan yang diperuntukan ke warga setempat yang juga di buat oleh PT KPR.
Namaun sayangnya, soal progres penimbunan material di bibir siklop yang dikerjakan oleh PT. KPR sungai Paneki tersebut, belum juga kelar, padahal oleh pihak kementrian PUPR leding sektor balai sungai sulawesi Ill sudah melonggarkan waktu 50 hari.
Untuk progres penyelesaian penimbunan material dibibir siklop pengendalian sedimen sungai Paneki tersebut, namun hingga saat penimbunan material siklop itu tak kunjug selesai.
Mahmut, adalah salah seorang warga dusun dua desa Kabobona/Dolo, yang juga rumahnya dipinggir bantaran sungai, jawabnya saat di konfirmasi deadline- news.com Ahad (17/4-2022) dirinya mengaku, dengan adanya proyek multy yers kontrasi normalisasi pengendalian sedimen yang di kelolah oleh PT. KPR asal Maksar itu, “alhamdulillah,” bahwasanya pemerintah sangat perduli akan keselamatan jiwa warga juga lingkungan hidupnya.
kata dia, suatu kesyukuran buat seluruh warga yang tinggal dan hidup di bibir bantaran sungai ini, terlebih lagi, dimana pihak pengololah proyek itu, membangun sebuah jembatan penyeberangan yang menghubungkan dusun 2 dan dusun 3 untuk warga desa Kabobona, “tuturnya.
Lain hal yang dikatakan mas Parmanbyang juga salah seorang warga dusun 2 Kabobona, dimana posisi rumahnnya terletak disisi kanan jembatan baru itu, dia menambahkan, keberadaan jembatan baru itu, lebih mumudahkan akses jalur taransportasi antara dua dusun yang terpisah oleh aliran sungai.
Soalnya pekerjaan mayoritas warganya adalah usahawan industri rumahan yaitu memproduksi batu merah (batu bata).
“Maka dengan keberadaan jembatan tersebut, yang juga pembangunanya dininsiasi sendiri oleh pengelolah proyek PT. KPR, jalur transpotrtasi makin lancar untuk kepentingan bisnis industri rumahan yang ada di dua dusun ini, “bebrnya.
Akan tetapi ujar dia, soal batas waktu atau masa kalender kerja proyek ini, dirinya mengaku tidak tahu menahu, yang jelas terakhir aktifitas para pekerja proyek itu,tepat pada 1 Ramadhan atau 3 April bulan berjalan, dan sampai saat ini tak ada lagi terlihat adanya aktifitas para pekerja proyek itu.
“Disisi sebelah kiri jembatan terlihat ada satu titik gorong-gorong pembuangan air hujan ke aliran sungai dan mal pengocorannya tampak masih menempel di lingkaran gorong-gorong tersebut, mungkin pada saat itu, karyawan proyek lupa membuka malnya, “tandanya.
Sementara itu pelaksana proyek dari pihak Karya Pembangunan Rezeki Oni Marundu yang dikonfirmasi mengakui memang masih banyak item pekerjaan mereka yang belum selesai.
“Pagi, masih banyak belum selesai,”aku Oni via chat di whatsappnya Minggu (17/4-2022) sekitar pukul 6.58 wita. ***