Bang Doel (deadline-news.com)-Sigi-Seorang tahanan Polres Sigi bernama Sutrisno (35), tewas dengan penuh luka-luka disekujur tubuhnya. Jazad lelaki beranak 5 orang itu, dibawa oleh orang tak dikenal ke rumah sakit bayangkhara, sehingga pihak rumah sakit Bhayakara menganggap mayat itu tanpa identitas. Sebab orang yang mengantarnya hanya meletakkannya di ruang mayat lalu bergegas pergi.
“Ada orang yang mengantar mayat itu ke rumah sakit Bhayangkara Polda Sulteng. Namun orang tersebut tidak menyebutkan identitasnya lalu pergi begitu saja meninggalkan mayat tersebut,”kata pihak rumah sakit Bhayangkara seperti ditirukan adik korban bernama Niar menjawab Heru dari Portalsulawesi.com dan Andi Attas Abdullah dari deadline-news.com Senin malam (27/2-2017) di rumah duka.
Menurut Niar, kakaknya itu diduga dianiya oleh anggota Polisi, sebab Sutrisno sempat ditahan dengan sangkaan pencurian. Namun pada hari Jumat (23/2-2017) Sutrisno bersama 3 orang tahanan lainnya melarikan diri dengan cara membobol sel tahanan. Kemudian pada hari Ahad Sutrisno ditangkap lagi oleh Polisi di Desa Lolu Kecamatan Biromaru Lorong Mutaji kabupaten Sigi dalam kedaan sehat walafiat.
Ironisnya lagi Kata Niar berselang beberapa jam kemudian, setelah Sutrisno ditangkap, keluarga memperoleh informasi dari orang lain, bukan dari Polres Sigi jika Sutrisno telah jadi mayat dan sudah berada di rumah sakit Bhayangkara Polda Sulteng. Setelah pihak keluarga melakukan pengecekan ke rumah Sakit Bhayangkara, ternyata memang Sutrisno sudah berada di kamar mayat terbaring kakuh Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng.
Niar mengungkapkan, namun sayangnya tak seorangpun yang mengaku bertanggungjawab atas kematian Sutrisno itu. Bahkan pihak rumah Sakit menganggapnya mayat Sutrisno tak beridentitas. Sebab yang mengantar korban tidak menyebutkan identitasnya, bahkan pergi begitu saja meninggalkan mayat Sutrisno di rumah Sakit Bhayangkara.
“Kami tidak terima dengan perbuatan Polisi, membuat saudara kami meninggal dunia setelah tubuhnya penuh luka-luka bekas penganiayaan. Bahkan ada beberapa lubang dibagian tubuhnya terlihat seperti ditembak. Kami tidak keberada jika saudara kami itu diproses secara hukum yang berlaku, bukan malah dibunuh,”terang Niar dengan mata berkaca-kaca sembari meneteskan air matanya. Pernyataan niar itu diamini oleh saudara-saudaranya.
Berdasarkan foto dokumentasi keluarga korban, terlihat dibagian kepala Sutrisno tepatnya diubun-ubun terdapat luka-luka penuh jahitan. selain itu punggung, paha, telingah dan sekujur tubunya terdapat luka-luka. Sehingga diduga akibat penganiayaan dari anggota Polres Sigi membuat luka-luka disekujur tubuh Sutrisni menjadi penyebab kematiannya.
Kapolres Sigi AKBP Agung Kurniawan, SIk yang dikonfirmasi via handponenya mengatakan almahrum Sutrisno meruapakan tahanan yang sudah beberapa kali melarikan diri. Kemudian tertangkap lagi, saat ditangkap dan dimasukkan ke tahanan, Sutrisno berduel dengan penjaga, sehingga anggota Polres Sigi yang menjaga tahanan tersebut megalami luka-luka dengan 19 jahitan.
Menanggapi kematian Sutrisno tak wajar itu, pihak LBH Sulteng Ahmar, SH akan melakukan pendampingan bagi keluarga korban untuk melaporkan hal itu ke Komnas HAM dan Propam Sulteng untuk mencari keadilan. ***