Oleh Andi Attas Abdullah (deadline-news.com)
Akhir-akhir ini Tenaga Kerja Asing (TKA) menjadi perbincangan yang hangat diberbagai tempat di Negeri ini. Diskusi tentang TKA menjadi marak diseantero nusantara, baik di sosial media maupun di warung-warung kopi.
Adalah TKA asal Cina yang paling banyak disorot publik, lantaran pemerintah terkesan melakukan pelegalan masuknya TKA Cina membanjiri Indonesia. Sedangkan di Negeri sendiri begitu banyak pengangguran.
Tahun 2017 angka pengangguran di Indonesia mencapai 7,04 juta orang. Sedangkan data Februari tahun 2018 katanya hanya 5,5 persen atau 14,41 juta orang dari jumlah penduduk 262 juta jiwa. Mestinya warga Indonesia diprioritaskan untuk mendapatkan pekerjaan dari pada orang-orang asing.
Diatas kertas, Indonesia sangat maju perekonomiannya, tapi tidak berbanding lurus dengan angka kemiskinan yang dibaringi dengan tingginya angka pengangguran. Pada bulan September 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 26,58 juta orang (10,12 persen), berkurang sebesar 1,19 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta orang (10,64 persen).
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2017 sebesar 7,72 persen turun menjadi 7,26 persen pada September 2017. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2017 sebesar 13,93 persen turun menjadi 13,47 persen pada September 2017.
Selama periode Maret 2017–September 2017, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 401,28 ribu orang (dari 10,67 juta orang pada Maret 2017 menjadi 10,27 juta orang pada September 2017), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 786,95 ribu orang (dari 17,10 juta orang pada Maret 2017 menjadi 16,31 juta orang pada September 2017).
Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2017 tercatat sebesar 73,35 persen. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi Maret 2017 yaitu sebesar 73,31 persen.
Jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, daging sapi, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, dan gula pasir. Sementara komoditi nonmakanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi. (dikutip pada web BPS Indonesia).
Tenaga Kerja asal Cina disebut-sebut paling banyak masuk ke Indonesia. Dan bekerja diberbagai tempat, utamanya di perusahan-perusahaan tambang. Sebut saja di perusahaan tambang nikel yakni PT. IMIP yang berlokasi di Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Di PT.IMIP ini mempekerjakan ribuan TKA asal Cina.
Menurut data Imigrasi Palu, TKA Cina di Morowali mencapai 3500 orang. TKA Cina 3500 orang itu yang legal, tapi yang illegal diduga mencapai 10 ribu orang. Karena hanya menggunakan visa kunjungan atau izin tinggal 3 bulanan, tapi dapat pekerjaan di PT.IMIP.
Pintu masuknyapun bukan melalui Palu Sulawesi Tengah, tapi melalui Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Ironisnya lagi, gaji TKA Cina ini dibayarkan di Negeranya, sehingga pajaknya tidak masuk ke Kas Negara Indonesia. Hal ini dibenarkan oleh Ombudsman Perwakilan Sulteng Nasrun pada saat diskusi publik terkait TKA, Ancaman atau Peluang yang digelar oleh AJI Palu menjelang hari Buruh (Mei Day) 2018 mendatang.
Diberbagai diskusi, masuknya TKA Cina ini, ada yang menganggapnya sebagai peluang bagi anak negeri untuk dapat bersaing. Paling tidak, anak Bangsa ini terbuka matanya, bangun dan bangkit bahwa jika kita bermalas-malasan akan menjadi tamu atau penonton di negeri sendiri.
Tapi ada juga yang menyebutnya bahwa kehadiran TKA asal Cina itu adalah sebuah ancaman besar. Karena bisa saja, modus jadi TKA Cina, namun ada misi besar pemerintahan Cina dibalik itu, misalnya ingin menguasai dan menjajah Indonesia. Walaupun sebetulnya kita tidak sadari sesungguhnya negeri kita ini sudah di Jajah secara ekonomi oleh orang – orang asing melalui investasi besar mereka yang ditanamkan di seantero Nusantara.
Kondisi ini, dimana TKA Cina masuk ke Negeri kita menjadi tantangan tersendiri bagi kita yang berjiwa nasionalis. Bagaimana tidak? Kita perlu waspada dan curiga atas kondisi ini, jangan sampai terjadi penyusupan melalui TKA Cina, untuk mengadudomba Bangsa ini, sehingga terpecah belah.
Jika pemerintah terkesan melakukan pembiaran, bahkan melegalkan TKA Cina masuk ke negera kita, maka sebagai warga Negara wajib hukumnya melakukan gerakan-gerakan nasionalis, semisal memberikan sosialisasi ke masyarakat, agar waspada atas kehadiran TKA Cina di Negeri ini.
Sekalipun sebetulnya adalah tugas Negara melalui aparatnya seperti TNI untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dari Sabang sampai Merouke. Namun sebagai anak Bangsa patutlah kiranya kita ikut perperan menjaga kedaulatan NKRI dengan cara kita sendiri.
Kita dapat melihat, bukti bahwa kita sedang dalam penjajahan dan penguasaan Cina melalui perubahan warna uang kerta rupiah kita. Coba perhatikan warna uang rupiah kita, mirip-mirip dengan warna mata uang kerta Cina. Semoga saja hal ini hanyalah ketakutan lantara begitu besar cinta kita terhadap NKRI ini, yang dilandasi nasionalisme yang tinggi. ***