Bang Doel (deadline-news.com)-Palu-Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Palu Hadianto Rasyid – Imelda Liliana Muhidin (Hi) menjawab pertanyaan warga Talise mengatakan memberikan ruang bagi petani garam.
“Petani garam Talise tetap diberikan ruang, tidak dihusur, bahkan akan dilestarikan. Termasuk berjualan didepan jalan raya Yos Sudarso, sebelum selesai pengerjaan jalan dan jembatan sepangan Cut Mutia sampai di permandia laut Talise,”ujar Hadianto dalam kampanyenya dihadapan sekitar 50an warga Talise di lorong Delima Senin petang (4/11-2024).
Kehadiran calon walikota incumbent itu mendapat sambutan hangat yang sejak pukul 15:30 wita menanti kehadiran Paslon Walikota kesayangannya itu
Selain keluhan petani garam soal relokasi tempat berjualan yang tadinya di pinggir jalan Yos Sudarso kini dipindahkan ke dalam di dekat tambak garam, juga keluhan buaya menjadi ancaman bagi nelayan.
Adalah Arham masyarakat nelayan Talise mengeluhkan ancaman buaya bagi mereka. Oleh sebab itu para nelayan Talise itu meminta dukungan anggaran ke Cawali Hadianto Rasyid untuk membeli umpan penangkapan buaya yang sangat meresahkan warga nelayan Talise itu.
“Tabe pak Wali kami merasakan keresahan dengan keberqdaan buaya-buaya di pantai teluk Palu. Oleh sebeb itu kami ingin menangkapnya. Hanya saja kami butuh biaya membeli umpan,”pinta Arham.
Mendengar keluhan warga Talise itu, Hadianto mengaku akan memberikan bantuan pembeli umpan untuk menangkap buaya.
“Nanti dibantu, kira-kira berapa biaya pembeli umpan itu. Dan berapa ekor kira-kira dapat ditangkap sekali pancing buaya itu,”tanya Hadianto.
Menjawab pertanyaan Hadianto itu, Arham menyebut angka sekitar Rp, 2,5 juta pak Wali.Arham menambahkan mengaku selalu mendukung kebijakan pemerintah kota Palu.
Sementara itu Landri warga Talise mengeluhkan soal pembagian lahan yang sudah lama tapi belum ada realisasinya dari pemerintah kota Palu.
Menyikapi keluhan itu, Hadianto menegaskan bahwa pihaknya terus berjuang agar warga Talise dapat memperoleh lahan.
“Hanya saja prosesnya panjang, apalagi menterinya berganti. Bahkan termasuk presidennya berganti, sehingga menjadi kendala. Bahkan akan dimulai lagi dari nol. Padahal menteri sebelumnya telah menganku akan menyerahkan lahan seperti yang diminta pemkot Palu untuk warga Talise. Karena lahan itu adalah tanah negara, sehingga negaralah yang harus menyerahkannya ke warga. Andaikata lahan itu milik pemkot Palu, maka prosesnya tidak lama,”ujar Hadianto. ***