Mustaba Akui Talud Lalombi Rusak Parah

Bang Doel (deadline-news.com)-Donggala–Kepala Satuan Kerja (Kasatker) pengembangan kawasan pemukiman provinsi Sulteng Mustaba mengakui jika proyek talud di dusun 3 Batu Roko, desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala mengalami kerusakan yang sangat parah.

Menurutnya kerusakan itu akibat hantaman ombak keras akhir Desember 2016 lalu. “Kami mengapresiasi teman-teman wartawan yang telah memberikan informasi adanya kerusahan pada proyek pembangunan talud di dusun 3 Batu Roko Desa Lalombi kecamatan Banawa Selatan,”ujarnya menjawab bang Doel dari deadline-news.com dan Trisno dari Jurnalsulteng.com di ruang kerjanya Rabu (8/2-2017).

Ia menjelaskan bahwa proyek talud yang rusak akibat hantaman ombak itu, masih dalam masa pemeliharaan sampai awal April 2017 mendatang. Dana jaminan pihak rekanan sebesar 5 persen dari total nilai kontrak proyek itu masih berada dalam bank, yang sewaktu-waktu dapat dicairkan oleh pihak proyek jika rekanan tidak melaksanakan instruksi perbaikan kerusakan tersebut.

Mustaba juga membenarkan jika kerusakan itu hampir mencapai 60 meter. Dan pihaknya telah memerintahkan pihak PPK meninjau langsung ke lapangan dan segera menurunkan alat untuk memperbaikinya. “Saat ini sudah ada anggota di lapangan, dan telah memasukkan material untuk perbaikan,”aku Mustaba.

Proyek Talud itu dibiayai anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) tahun 2016, yang melekat di Dinas PU Cipta Karya pada satuan kerja pengembangan kawasan pemukiman provinsi Sulteng.

Proyek Talud itu mestinya ada drainasenya dibagian daratan (pemukiman warga), sehingga ketika hujan turun airnya mengalir ke laut kembali, dan tidak mudah rubuh dan hancur. Tapi yang terjadi di dusun 3 batu Roko Desa Lalombi justru tanggulnya dibuat tertutup, dan tanpa drainase. Bahkan dibagian depannya telah dipasangi batako segi tiga. Prekye itu menelan anggaran sebesar Rp,5,075,000,000,

Ada sekitar 60 meter yang ambruk pada proyek talud itu. Kaur Pembangunan Desa Lalombi Abbas membenarkan jika proyek itu cepat ambruk. Menurutnya diduga karena sebagian menggunakan pondasi talud lama. Dan sebagian lagi pondasi baru.
Kata dia proyek itu sangat mengecewakan. Sebab baru dikerjakan sudah ambruk.

“Saya anggap proyek ini gagal sampai rusak begini. Jelas kami masyarakat sangat kecewa. Karena baru bulan oktober selesai dikerjakan, bulan desember sudah ambruk, rugi uang negara,” tandasnya.

Dugaan tersebut dikuatkan kesaksian warga yang membenarkan adanya sebagian tanggul yang tidak dibuatkan galian pondasi baru. Dan sebagain pondasi baru hanya digali sekitar 40 centi meter.
“Ada yang dibuatkan pondasi baru. Tapi sebagian juga hanya menempel di pondasi lama yang dibuat Tahun 2013 lalu,” ujar Kaur Pembangunan Desa Lalombi, Abbas.
Rusaknya tanggul pengaman pantai yang bertujuan untuk peningkatan Infrastruktur Ekonomi Wilayah itu juga sangat disesalkan warga sekitar.
“Saya juga heran, masa baru selesai dikerjakan sudah rusak begini. Padahal anggarannya miliaran,” timpal salah satu warga di lokasi.

Selain menggunakan pondasi lama, proyek yang dikerjakan PT. Prima Sentosa Alam Lestari itu diduga juga tidak sesuai dengan RAB.

Hasil investigasi Jurnalsulteng.com bersama Deadline-news.com pada Sabtu (4/2-2017) pekan lalu menemukan tanggul pengaman pantai/Talud terlihat sebagian sudah terbongkar dan sudah bergeser sekitar 2 meter dari daratan dimana pondasi itu digali. Selain bergeser dari tempat awalnya, beton talud itu sebagaian patah-patah, retak dan kondisinya terlihat hancur.

Sekretaris PU Cipta Karya Andi Ruly Djanggola membenarkan jika proyek itu dianggarkan melalui APBN tahun 2016, yang ditangani Satker Mustaba dan PPK-nya Anshar Mohammad Tasnim, ST.

Sementara itu, PPK Anshar Mohammad Tasnim, ST yang dikonfirmasi via pesan singkat di nomor handpone 0812516080X, Selasa (7/2/2017) siang membantah sebagian proyek tersebut menggunakan pondasi lama. Hal senada juga ditegaskan Kasatker Mustaba.
“Bukan tanggul lama itu pak, tanggul lama berada di garis pantai. Sedangkan Talud kami berada 2m lebih dari garis pantai pak, ada foto-foto proses pak saat pengerjaan, ” bantahnya via pesan singkat di nomor handpone 0812516080X.
Ia juga membantah dugaan galian pondasi yang hanya 40CM. “Galian pondasi 90cm,” kata Anshar.
Selain itu, Anshar juga berdalih jika proyek tersebut masih dalam masa pemeliharaan. “Untuk perbaikan msh dalam tahap pemeliharaan pak, kami sdh instruksikan untuk melakukan perbaikan, Insya Allah hari ini mobilisasi alat beratnya (Selasa 7/2-2017-maksud-red)….Terima Kasih pak,” jelasnya.
Kemudian Juned yang menggunakan perushaan itu (PT.Prima Sentosa Alama Lestari) yang direkturnya bernama Davis Yauhanes, yang dikonfirmasi via whatsApp tidak memberikan jawaban. Kemudian Davis Yauhanes yang dikonfirmasi dikediamannya seputar jalan A Yani tidak berada ditempat. “Maaf pak, Pak Davis Yauhanes lagi ke Jakarta hari Jumat lalu,”kata seorang laki-laki yang tengah menyapuh di halaman rumahnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top