
Suatu hari saya menulis opini dalam kategori kopi pahit di deadline-news.com dibawah judul Berani Mundur Jadi “Pengangguran” Politik.
Pengangguran politik yang saya maksudkan dalam tulisan itu adalah bagi para politisi yang tidak punya besik pengusaha atau wiraswasta yang akan munduru dari jabatan politik seperti anggota DPRD atau DPR RI.
Artinya jika mundur dari keanggotaan DPR dan ikut kontestasi Pilkada lalu kalah, maka dapat dipastikan jadi “pengangguran politik”.
Link tulisan saya itu saya bagikan ke semua group whatsApp, termasuk aplikasi whasApp Anwar Hafid yang saat itu masih menjadi anggota komisi V DPR RI fraksi Demokrat.
Setelah membaca tulisan saya itu, Anwar Hafid mengirimkan pesan ke aplikasi whatsApp saya dengan kalimat “Saya tidak akan menjadi pengangguran politik dinda, karena jika saya lolos di KPU, Insya Allah saya yakin menang dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulteng,”tulis Anwar Hafid ketika itu menanggapi tulisan saya.
Anwar pun meminta pendapat saya, “kira-kira kalau saya maju dinda, pasangan saya yang paling tepat menuju pilgub Sulteng siapa dinda? Apakah sudah tepat dengan Ibu Reny A Lamadjido, ataukah tokoh-tokoh Kaili lainnya, seperti pak Hidayat Lamakarate atau Irwan Lapatta?”
Spontan saya jawab, kalau menurut pandangan saya kanda, sudah sangat tepat dengan ibu Reny A Lamadjido sekalipun baru Partai Demokrat dan PBB yang pasti mengusung.
“Karena trah Lamadjido masih sangat familiyar ditelingah masyarakat Sulteng. Dan jangan kita lihat hanya kontestasi politik dalam pilkada Sulteng hari ini, tapi lihatlah pemilihan calon legislatif (Pileg) 2029 mendatang kandaku,”kataku.
Pak Anwar pun menjawab, oooh begitu dinda, siap terima kasih saran dan masukannya dindaku.
Dan keyakinan Anwar Hafid menang dalam kontestasi politik daerah benar-benar terbukti dengan perolehan suara 45 persen atau 724.518 suara dari dua pasangan rivalnya yakni Ahmad Ali – Abdul Karim Al Jufri yang bertagline BERAMAL 621.693 suara atau 38,6 persen atau selisih perolehan suara mencapai 6,4 persen.
Dan pasangan H.Rusdi Mastura -Sulaiman Agusto Hambuako (Sangganipa) 263.950 suara atau (l16 persen.
Selain karena keyakinan yang kuat dari Anwar Hafid, juga karena kerja-kerja tim pasangan bertagline BERANI itu dan yang pastinya menjadi pilihan masyarakat kebanyakan. Sekalipun harus menjalani proses pengujian di mahkamah konstitusi (MK).
Dan sejak pasca voting day hampir semua pengamat politik, kebijakan publik, akademisi dan praktisi hukum tetap optimisi MK menguatkan keputusan komisi pemilihan umum (KPU) Sulteng atas perolehan suara terbanyak atas paslon Anwar – Reny (Berani) dengan nomor urut 2.
Proses politik dalam konteks Pilgub Sulteng 2024 hampir selesai. Dan serimonialnya akan berlangsung 20 Februari 2025 di Istana Negara.
Setelah itu diharapkan semua kembali bersatu setelah hampir setahun terkotak-kotak akibat perbedaan dukungan dan pilihan politik.
Akhirnya kita ucapkan selamat dan sukses paslon BERANI semoga program-program kerakyatannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dapat terlaksana dengan baik, sekalipun kritikan, masuka dan dukungan tentunya sangat penting untuk kemajuan Sulteng yang makin baik lagi. ***