“Butuh 400 hektar lahan pengembangan Industri garam di Jeneponto”
Bang Doel (deadline-news.com)-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), akan mengembang kan industry garam di Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Demikian dikatakan Prof.Dr.Eng, Eniya Listiani Dewi, B.Eng, M.Eng menjawab deadline-news.com di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah Selasa malam (16/10-2018), sekitar pukul 22:00 wita.
Menurutnya Jeneponto sudah termasuk dalam pemetaan industry garam nasional. Hanya saja kwalitas garam Jeneponto perlu ditingkatkan. Karena kandungan garam Jeneponto baru 87-88 persen natrium klorida (nacl), sehingga perlu ditingkatkan menjadi 94-97 persen naclnya.
“Garam Jeneponto itu sangat bagus, hanya saja perlu ditingkatkan kadar nacl dari 87-88 persen menjadi 94-97 persen, sehingga dapat dikonsumsi baik kebutuhan dalam negeri maupun ekspor,”jelas wanita berhijab itu.
Ia menegaskan, pihaknya butuh lahan tambak garam di Jeneponto minimal 400 hektar, untuk pengolahan dan pengembangan industry garam nasional.
“Di Jeneponto lahan untuk tambak garam luas, hanya saja tidak diolah secara maksimal. Olehnya kami minta pak Gubernur untuk pembebasan lahan pengembangan dan pengolahan industry garam nasional yang memiliki kwalitas ekspor dan layak konsumsi,”kata wanita bergelar Professor itu.
Prof Eniya itu mengatakan, jika pembebasan lahan tambak industry garam di Jeneponto dengan system kontrak selama 30 tahun tidak berhasil, maka akan digunakan system plasma seperti di perkebunan kelapa sawit.
“Kalau pembebasan lahan dengan system kontrak 30 tahun tidak berhasil, maka kita akan upayakan system plasma. Dimana masyarakat yang mengolah, tapi dari BPPT memberikan pengetahuan cara mengelola industry garam dengan baik, dan bekerjasama dengan PT.Garam,”jelas wanita berilmu tinggi dibidang teknologi tepat guna itu. ***