Kantor Asosiasi Pengusaha “Menunggak” Listrik

Bang Doel (deadline-news.com)-Palu – Miris kantor asosiasi Pengusaha di Palu menunggak listrik. Adalah kantor kamar dagang dan Industri (KADIN) Sulawesi Tengah yang diduga menunggak pembayaran listrik itu.

Hal itu diungkapkan wakil ketua KANDIN Sulteng Hardi D Yambas, SH dalam forum group diskusi (FGD) para pengusaha di Cafe Billiar, Penggaraman Talise Palu Sabtu (14/12-2024).

KADIN memang saat ini di pusat sedang menghadapi masalah dualieme ke pemimpinan antara kubuh Anindya Novyan Bakrie dan Arsjad Rasjid.

Tony Sumampaw menegaskan masa organisasi pengusaha miskin. Padahal sulteng ini kaya yakni memiliki sumber daya alam yang sangat besar, mulai dari Emas, Nikel, tambang galian C dan sumber daya lainnya.

“Kami kalau keluar daearah ditanya dari mana, diajawab dari Palu, luar luar itu bilang dari daerah kaya ya, tapi kenyataannya kita masih miskin,”ujar Tony.

Tony menyarankan setiap pengusaha dapat berkontribusi Rp, 50 juta. Sehingga organisasi KADIN ini bisa hidup dan menghidupkan anggotanya dengan bermitra dengan pemerintah daerah.

Muh Ikbal, SE mantan bendahara perusahaan (Perusda) kota Palu mengatakan KADIN harus membangun kemitraan dengan pemerintah daerah baik gubernur, bupati dan walikota.

Dalam FGD itu muncul ide-ide dari para peserta pergantian pengurus khususnya ketua KADIN Sulteng Muh.Nur Dg Rachmatu.

Aslam Remba Gau misalnya secara tegas mengatakan bahwa ketua KADIN Sulteng sudah semestinya segera di ganti. Sebab dalam mengambil keputusan diduga tidak melibatkan pengurus dan anggota lainnya.

Hardi Yambas kembali menegaskan bahwa tanpa ketua pun organisasi KADIN tetap berjalan, hanya saja memang saat ini “miskin”.

“Selain itu KADIN Sulteng tidak memiliki data Beast terhadap anggotanya bergerak dibidang usaha apa. Karena selama ini, pengurus dan anggota KADIN mayoritas kontraktor,”jelas Hardi.

Hadir dalam FGD itu sejumlah pengurus dan anggota serta pengusaha lokal lainnya diantaranya Salma Rachman, Syarifuddin Abdullah, Iksan Patalau, Sadon Lawira, Ronald Gimon, Ruslan Nurung, Umar Larosi dan sejumlah pengusaha lainnya.

Iksan Pattalau dalam FGD itu menjelaskan bahwa ketua KADIN Sulteng Muh Nur Dg Rahmatu memang secara binisnis tidak memiliki kemampuan. Tapi kalau soal pengusaha konstruksi ahlinya.

“Kalau Nur Rahmatu masih baik kita pertahankan, tapi kalau teman-teman pengusaha menganggap sudah tidak, maka harus segera di ganti. Alasannya karena sudah melanggar AD/ART KADIN, sebab sudah mengakui kepengurusan A Nindya Bakri. Padahal belum keluar Keppresnya. Artinya masih Arsjad Rasyid ketua,”tegas Iksan.

Iksan mengatakan kalau Nur Rahmatu mau diganti mari kita bersatu dan bertanda tangan untuk mendesak pergantian ketua KADIN Sulteng.

Sementara itu, Ruslan Nurung menyarankan dalam mengambil keputusan pergantian harus mengacu pada aturan organisasi.

Menyinggung soal tunggakan listrik KADIN Sulteng, Umar Larosi menjelaskan bahwa bukan tunggakan, tapi terjadi penurunan daya dari 16.000 Watt turun menjadi 6.000 watt, sehingga daya naik turun (sering padam) saat digunakan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top