Bang Doel (deadline-news.com)-Palu- “Kami menyampaikan dukungan bahwa saat ini Kejati Sulawesi Tengah sedang menyelidiki tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di PT. Rimbunan Alam Sentosa (RAS) anak perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk, cucu dari PT. Astra International Tbk,”demikian potongan isi surat mantan Karyawan PT.Astra Agro Lestari (PT.AALI) tbk group PT.Astra Internasional Tbk yang diperoleh deadline-news.com group detaknews.id, morowalipost.com, deadlinews.id dan deadlinews.com pada bulan oktober lalu.
Mantan karyawan itu menjelaskan bahwa di PT. RAS sahamnya 99% dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk sedangkan PT. Astra Agro Lestari Tbk, sahamnya dimiliki oleh PT. Astra International Tbk sebanyak 79,68%.
“Dan ini adalah metode dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang sangat fantastis, yang berkedok perusahaan dengan operasional yang bersih. Kami hanya menyampaikan bahwa kasus ini jangan sampai kendor dan jangan sampai lolos.
Kami adalah orang-orang yang dulu ikut serta membangun PT. Astra Agro Lestari (AALI) Tbk, sebagai Pribumi Asli Indonesia merasa disingkirkan oleh para keturunan WNA Tiongkok beserta beberapa boneka yang mereka ciptakan,”tegas sumber itu dan minta namanya jangan disebutkan.
Menurut sumber itu adapun orang-orang yang harus atau pantas di jebloskan ke penjara adalah sbb:
Djoni Bunarto Tjondro, keturunan Tiongkok, selaku Presiden PT. Astra Internasional Tbk, kreator dugaan pencucian uang di PT. Astra Agro Lestari.
Kemudian Santosa, selaku Presiden DIrektur PT. Astra Agro Lestari Tbk, ini wakil Djoni Bunarto Tjondro di AALI Tbk, ditanam oleh Djoni di AALI selama hampir 10 tahun untuk menguras dan men-”genosida” orang – orang pribumi diganti dengan warga keturunan Tiongkok.
Eko Prasetyo Wibisono, selaku Direktur, atau lebih dikenal dengan Eko PW, ini Perdana Menteri atau tangan kanan Santosa, semua kebijakan Santosa dibuat oleh Eko PW, ini orang Indonesia tapi diduga berwatak penjajah yang bengis, sangat kejam, rela membunuh bangsanya sendiri hanya untuk dia dapat meraih kesenangan pribadinya.
“Orang inilah otak dan tangan kanan dari Santosa untuk melancarkan dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, orang ini bersama Santosa dan Djoni yang pertama – tama harus dijebloskan ke penjara,”tulis sumber itu lagi.
Sumber itu menegaskan Thingning Sukowignyo, selaku Direktur keuangan ini adalah diduga bendahara koruptor, didatangkan khusus dari korporasi Astra Internasional untuk melancarkan tindak pidana korupsi dan pencucian uang.
“Kalau kemarin ditanya di sidang/penyidik Kejati dia mengaku tidak tahu karena orang baru ya sebenarnya itu hanya sandiwara belaka,”ungkapnya.
Sumber itu mengatakan, Arief Catur Irawan, selaku Direktur operasional ini, diduga boneka yang diciptakan oleh Santosa untuk keperluan operasional.
“Arif Catur Irawan adalah seorang tamatan Instiper Yogyakarta, sebetulnya tidaklah cerdas tapi sangat patuh dan memang berasal dari orang lapangan, makanya Santosa mempercayai orang ini untuk memimpin pion di barisan depan, boneka yang seperti ini sangat berbahaya, harus segera dipenjara,”tandas sumber lagi.
“Kalau kemarin ditanya di sidang/penyidik Kejati dia mengaku tidak tahu karena orang baru sama halnya dengan Thingning Sukowignyo, sebenarnya itu hanya sandiwara belaka,”tuturnya.
Sumber itu mempertegas, Djap Tet Fa, selaku Direktur, keturunan Tiongkok yang satu ini didatangkan untuk memperkuat lini penjualan dan marketing, tentunya hal yang berkaitan dengan keuangan dan penjualan purna produksi harus dikuasai.
“Orang – orang dalam” sedangkan direktur dari orang pribumi hanya sebagai, jongos dan tukang sapu di lapangan saja,”sebutnya.
Sumber itu menyebutkan sedangkan Muhammad Hadi Sugeng W, selaku Direktur, person yang satu ini ditancap oleh Santosa menjadi Sekjen GAPKI.
“Muhammad Hadi Sugeng ini yang menjadi tukang lobi di GAPKI, sehingga memuluskan berbagai Advokasi terhadap pelanggaran pengoperasian kebun kelapa sawit,”kata sumber lagi.
Sumber itu mengungkapkan sedangkan Widayanto, selaku Direktur Teknik, infrastruktur dan mill, person yang satu ini hanyalah “sang pengekor” saja, sebenarnya tidak begitu berbahaya, tetapi mempunyai kedekatan khusus dengan Santosa, sehingga beberapa tugas khusus dilimpahkan kepadanya.
“Kedelapan orang tersebut layak diperiksa dan dipenjarakan, karena tidak ada alasan kalau tidak mengerti persoalan dugaan tindak pidana korupsi dan pencucian uang tersebut, karena setiap seminggu sekali mereka mengadakan meeting dan didalamnya melakukan beberapa pengambilan keputusan, ataupun sekedar Santosa memberikan arahan kepada boneka itu,”jelas sumber itu.
“Menurut kami orang-orang ini sudah tidak waras, karena bergelimang harta dari hasil dugaan korupsi Triliunan Rupiah dan dengan menyiksa Bangsa Indonesia, ini hal yang sangat BIADAP,”tegas sumber itu lagi.
“Kami menyarankan segera MENGGELEDAH kantor PT. Astra Agro Lestari Tbk, yang beralamatkan di Jln. Puloayang Raya Blok OR1 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur, karena disanalah markas mereka menyusun kegiatan sehari-hari,”kata sumber itu menyarankan.
“Bapak-bapak Jaksa yang kami muliakan dan kami sangat hormati, saat ini kami di masjid-masjid, di gereja-gereja, di pura dan vihara mendoakan untuk bapak-bapak semua diberikan kesehatan dan kekuatan serta kesuksesan dalam menangani kasus korupsi di PT. Rimbunan Alam Sentosa dan PT. Astra Agro Lestari Tbk, ini,”tulisnya lagi.
“Besar harapan kami sebagai wong cilik yang setiap hari disiksa oleh 8 orang ini, agar kedelapan orang ini dapat diberikan hukuman yang seberat beratnya, sehingga setimpal dengan penderitaan kaum minoritas dan pribumi yang bertahun-tahun ditindas ini,”harapnya.
Mochamad Husni Media and Public Relations Manager Astra Agro menjawab konfirmasi media ini Rabu sore bulan (11/12-2024) lalu, melalui chat di aplikasi whatsAppnya dari Jakarta menuliskan, pada prinsipnya seperti yang kami sampaikan pada keterangan pers sebelumnya bahwa kami mendukung langkah Kejaksaan Tinggi Sulteng dalam menuntaskan tumpang tindih lahan yang melibatkan PT Rimbunan Alam Sentosa.
“Kami siap memenuhi panggilan dan memberikan keterangan demi penegakan hukum,”tulis mantan wartawan itu.
Menurutnya terkait dengan surat panggilan dan jadwal pemeriksaan Bapak Santosa pada Rabu, 11 Desember 2024 sebagai saksi, kami sudah menyampaikan surat permohonan tidak dapat menghadiri pemeriksaan sebagai saksi karena pada saat yang sama, hari ini, Bapak Santosa sedang berada di luar negeri dalam rangka urusan dinas yang sudah dijadwalkan sejak lama.
“Mohon dipahami, ketidakhadiran tersebut bukan berarti mangkir apalagi menghindari dan mempersulit pemeriksaan,”jelas Husni.
Dari catatan dan pantauan media ini, para pimpinan PT.AALI tbk yang telah diperiksa sebelumnya yakni :
1. Kepala Divisi Finance Holding PT. ASTRA AGRO LESTARI (AALI) Daniel Paolo Gultom.
2.Direktur Operasional Arief Catur Irawan
3.Direktur Keuangan PT. ASTRA AGRO LESTARI (AALI) Tbk Tingning Sukowignjo, sekalipun kemudian hadir dengan alasan minta penjadwalan ulang untuk pemeriksaan.
4. Manejer Operasional PT.AALI Tbk Veronica Lusi Herdiyanti.
5. Kepala Divisi Finance Holding PT. ASTRA AGRO LESTARI (AALI) Daniel Paolo Gultom yang mestinya hadir pada Senin (4/11-2024). Tapi juga “mangkir” sehingga dijadwalkan kembali pada Kamis (7/11-2024).
Pada hari Kamis (7/11-2024) itu Daniel Paolo Gultom baru memenuhi panggilan tim penyidik Kejati Sulteng.
6. BUNTORO RIANTO SE.,Ak.,CPA (Akuntan Publik Tanudireja Wibasana), selaku Akuntan yang mengaudit laporan keuangan PT.RAS group PT.AALI diperiksa 12 jam Jum’at (8/11-2024).
7. Oka Arimbawa (Manajer PT. SJA) juga menjabat di PT.ANA dan PT.RAS dan
8. Doni Yoga Pradana Direktur di PT. SJA.
9.Direktur Operasional PT.AALI tbk Arief Catur Irawan.
10. Direktur Keuangan PT.AALI Tbk Thingning Sukowignyo.
11. Sedangkan Presiden Direktur PT.AALI tbk Santosa belum memenuhi panggilan penyidik Kejati, karena saat hendak diperiksa, Santosa ada kunjungan keluar Negeri. Sehingga penyidik Kejati Sulteng akan menjadwalkan kembali pemeriksaannya.
Selain pihak PT.AALI tbk yang diperiksa tim penyidik Kejati juga telah memeriksa 2 orang dari pihak PTPN XIV yakni :
1. RYANTO WISNUARDHY –
(Mantan Direktur PTPN XIV Periode 2019 – 2021).
2. SUHERDI (Mantan Direktur PTPN XIV Periode 2021 – 2022).
3.Mantan Direktur PT.Rimbunan Alam Sentosa (RAS) tahun 2014 Boan Sulu Simatupang. ***