Bupati Yaumil Ambo Djiwa Memasuki Usia 65 Tahun, Ini Karir Politiknya

 

Bang Doel (deadline-news.com)- H. Yaumil Ambo Djiwa, SH, lahir 6 Maret 1958 di Sarudu Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Selatan saat itu.

Bupati Pasangkayu ke 3 itu, Selasa 6 Maret 2023, memasuki usia 65 tahun. Bersamaan pembukaan pameran expo pembangunan menjelang hari ulang tahun Kabupaten Pasangkayu ke 20 tahun sejak berpisah dari Sulawesi Selatan dan menjadi Provinsi Baru Sulawesi Barat.

Foto Bupati Yaumil Ambo Djiwa didampingi Sekda Pasangkayu Arhmat K Turusi, mantan Bupati kedua Pasangkayu Agus Ambo Djiwa, wakil ketua DPRD Irpandi Yaumil Ambo Djiwa dan sejumlah pejabat lainnya. Foto Antasena/deadline-news.com

 

Menariknya dari pembukaan pameran expo pembangunan Kabupaten Pasangkayu ini bertepatan dengan hari ulang tahun ke 65 Bupati Pasangkayu Yaumil Ambo Djiwa.

Karena ulang tahunnya ke 65 tahun ini, spontan saja para pejabat dan pegawai dilingkungan Pemerintah Pasangkayu menyiapkan kue ulang tahun dan nasi tumpeng.

Irisan kue ulang tahun yang pertama diberikannya kepada adiknya yang juga mantan bupati Pasangkayu ke dua Dr.H.Agus Ambo Djiwa.

Dewan masjid

Pemberian irisan kue ulang tahun ini disambut tepuk tangan yang meriah dari sekitar 3000an warga Pasangkayu tumpah ruah di lokasi pameran expo pembangunan di lapangan antara Kantor Bupati dan DPRD Pasangkayu itu.

Anwar Hafid

Yaumil mengawali karir politiknya dari kepala desa Sarudu yang wilayahnya sangat luas. Karena setelah Kabupaten Pasangkayu mekar daerah Sarudu menjadi tiga desa.

Tahun 2000, Yaumil yang menjabat Kepala Desa itu bersama tokoh-tokoh Pasangkayu berjuang memekarkan kecamatan Pasangkayu yang hanya 5 desa menjadi beberapa Kecamatan sehingga layak menjadi Kabupaten. Dan menjadi emrio lahirnya Provinsi Sulawesi Barat.

Hendri Muhidin

Setelah Pasangkayu menjadi daerah otonomi baru, karir politik Yaumil menanjak dari level kepala desa menjadi ketua DPRD Kabupaten Mamuju Utara (Matra) ketika itu.

Syarifuddin Hafid

Selama dua periode menjabat sebagai ketua DPRD di Matra lalu berubah nama Kabupaten Pasangkayu.

Dalam perjalanannya kontestasi politik makin kuat, dimana dua Ambo Djiwa bersaudara harus berhadap-hadapan dalam rivalitas perebutan kekuasaan di daerah baru bernama Pasangkayu itu.

Pasalnya aliran politik dua Ambo Djiwa bersaudara itu berbeda. Satu berbasis politik kekaryaan (Partai Golongan Karya) dan Satunya lagi Sosial dan keragaman (PDIP).

Setelah lesengser dari tampuk ketua DPRD Pasangkayu pada pemilu 2014-2019 dan hanya berada pada posisi wakil ketua DPRD Yaumil tetap tegar menghadapi realitas Politik saat itu.

Sebab ketua PDIP Sulbar yang notabena adik kandungnya mendudukkan kadernya meraih posisi ketua yakni H.Lukman Said.

Begitupun pada saat pemilu 2019-2024, Yaumil tetap bertahan pada posisi wakil ketua setelah kursi ketua direbut Alwiati Saal dari Partai Hanura dan PDIP hanya berada pada perolehan tiga kuris yang artinya hanya anggota biasa.

Memasuki kontestasi perebutan kursi Bupati dan Wakil Bupati dua Ambo Djiwa kembali bersatu, sehingga posisi Yaumil mampu melaju ke tampuk kepemimpinan daerah pada level orang nomor satu.

Sedangkan orang keduanya adalah istri dari Agus Ambo Djiwa atau kata lainnya adalah adik ipar Yaumil sendiri jadi wakil Bupati Pasangkayu yakni Hj. Herny.

Pilkada Desember 2020, berhasil mengantarkan Yaumil Ambo Djiwa yang semula posisinya wakil Ketua DPRD naik kelas menjadi Bupati Pasangkayu periode 2021-2024.

Dirgahayu ke 65 Tahun Bupati Pasangkayu 6 Maret 2023 dan 20 tahun Kabupaten Pasangkayu.

Mengawali pembukaan pameran expo pembangunan Kabupaten Pasangkayu Selasa malam (6/3-2023), jelang Hut ke 20 tahun yakni tarian klosal perjuangan mempertahankan Pasangkayu dari penjajahan Belanda bernuasa Kaili.

Tarian klosal bernuasa Kaili itu adalah asuhan ketua Tim Penggerak PKK yang tobane istri Bupati Yaumil Ambo Djiwa,
Hj. Aulia M. Amin Al-Idrus.

Kemudian pembacaan doa, sambutan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Suhardi.

Dalam Sambutannya Suhardi mengatakan pameran Expo pembangunan ini dengan tema bangki bersatu dalam keberagaman merupakan yang pertama pasca pandemi 19.

Berbagai lomba yang digelar dalam pameran expo pembangunan 20 tahun Pasangkayu itu. Diantaranya lomba bernyanyi lagu-lagu daerah, nasional dan lainnya. Kemudia karnaval dan napaktilas dari Sarudu hingga ke ibu kota Pasangkayu.

Menarik dalam acara itu semua kepala Desa menggunakan baju kaos warna kuning. Entah apa maknanya, apakah karena bupatinya kader partai Golkar yang notabene melekat warna kuning.

Bupati Pasangkayu Yaumil Ambo Djiwa dalam sambutannya menjelasakan bahwa peringatan hari jadi Kabupaten Pasangkayu sebagai manipestasi mengingatkan kita akan sejarah perjuangan lahirnya Kabupaten Pasangkayu melalui forum kote aksi perjuangan pemekaran Kabupaten Pasangkayu dengan visi Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat sehingga dapat sejajar dengan daerah lainnya di Indonesia.

“Untuk menjadikan Pasangkayu daerah otonomi baru yang diperjuangkan melakui Forum Komite Aksi memakan waktu 2 tahun, 7 bulan, 9 hari. Malam ini kita mulai rangkaiannya untuk mengingat masa perjuangan itu, agar kita dapat memajukan dan mengembangkannya jauh kepan,”tegas mantan ketua DPRD dua periode Pasangkayu itu. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top