7 Bulan Anwar Hafid Dari “Janji ke Bukti”

Oleh : Andika

Tujuh (7) bulan memimpin Sulawesi Tengah, Gubernur Anwar Hafid dan Wakil Gubernur Reny A Lamadjido sudah mulai memperlihatkan arah kepemimpinannya.

Program BERANI (Bersih, Religius, Nasionalis, Inovatif) yang semula hanya terdengar sebagai slogan kampanye, kini perlahan mulai menjelma jadi program nyata yang dirasakan masyarakat.

Kado Nyata untuk Rakyat

Pada peringatan HUT ke-61 Sulawesi Tengah, Anwar Hafid memberi kado penting:Pendidikan dan kesehatan gratis.

Biaya SMA, SMK, dan SLB resmi dibebaskan. Siswa SMK tidak lagi terbebani biaya prakerin dan uji kompetensi.

Mahasiswa dari keluarga kurang mampu mendapat beasiswa Rp 4 juta per semester, atau Rp 8 juta per tahun. Data Pemprov mencatat sudah ada sekitar 25 ribu mahasiswa penerima manfaat awal.

Di bidang kesehatan, masyarakat kini cukup menunjukkan KTP untuk mendapat layanan medis.

Bagi yang BPJS-nya macet atau menunggak, pemerintah menyiapkan dana Rp 37 miliar untuk menutupi iuran kelas 3.

Hasilnya, hingga Juli 2025 sudah ada 19.662 warga yang kembali aktif sebagai peserta BPJS dan bisa berobat tanpa was-was.

Angka Kemiskinan Mulai Turun

Data BPS juga memberi catatan menarik. Dalam waktu singkat, angka kemiskinan Sulawesi Tengah turun dari 11,04 persen (September 2024) menjadi 10,92 persen (Maret 2025).

Jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 2.140 orang, dari 358 ribu menjadi 356 ribu jiwa. Memang tidak besar, tapi cukup memberi sinyal bahwa strategi pengentasan kemiskinan mulai bergerak.

Arah Baru, Tantangan Nyata

Capaian-capaian ini memperlihatkan arah yang jelas: pemerintahan hadir di ruang-ruang kehidupan rakyat. Pendidikan tidak lagi membebani, kesehatan bisa diakses lebih mudah, dan kemiskinan sedikit demi sedikit menurun.

Namun tantangan tetap besar. Masih ada lebih dari 356 ribu warga miskin yang butuh solusi nyata. Pendidikan gratis harus diiringi peningkatan mutu. Kesehatan gratis menuntut layanan dan infrastruktur yang memadai, terutama di wilayah terpencil. Dan yang paling krusial: semua program ini harus berkelanjutan, tidak berhenti di tengah jalan karena masalah anggaran.

Dari Janji ke Bukti

Tujuh bulan pertama ini bisa disebut sebagai fase legitimasi. Anwar Hafid sedang membuktikan bahwa janji kampanye bukan sekadar retorika. Publik tentu masih menunggu bukti lebih besar di bidang infrastruktur, investasi, hingga penciptaan lapangan kerja. Tapi untuk tahap awal, masyarakat sudah bisa merasakan manfaat langsung.

Jika konsistensi terjaga, maka Sulawesi Tengah berpeluang melompat lebih jauh. Program BERANI bukan hanya jargon, melainkan langkah nyata yang membawa provinsi ini menuju lima tahun yang lebih baik. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top