Makassar (Deadline News/koranpedoman.com)—Ketua Kerukunan Keluarga Bima (KKB) Sulsel Ibrahim Ahmad membantah kehadiran Calon Bupati Kabupaten Gowa, Andi Maddusila Andi Idjo pada acara halalbihalal KKB terkait denga Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Gowa, Sulsel.
Menurut Ibrahim Ahmad, Andi Idjo adalah sesepuh KKB Sulsel dan memang setiap ada acara KKB Sulsel selalu diundang memberikan sambutan seperti juga pada acara yang berlangsung di Gedung Training Centre (TC) UIN Alauddin jalan Sultan Alauddin, Makassar, Minggu 23 Agustus 2015 kemarin.
“Hanya saja pada saat halal bihalal kali ini kebetulan bersamaan dengan pelaksanaan suksesi di Kabupaten Gowa” ungkapnya, seperti disampaikan dalam keterangan pers, Senin (24/8/2015).
“Soal pilihan politik warga Bima, khusus yang tinggal di Gowa, tidak bisa dikomando dan dicampurbaurkan dengan acara keagamaan seperti ini. Itu akan kembali kepada pribadi dan nurani warga Bima masing-masing,” salah seorang Penasihat KKB Sulsel menimpali.
Ia mengatakan, hubungan antara Bima dengan Gowa, khususnya dengan sosok Andi Maddusila sudah berlangsung dalam rentang sejarah yang panjang. Relasi itu tidak dikait-kaitkan oleh kepentingan politik sesaat, tetapi melalui hubungan kekerabatan yang sudah turun temurun.
Andi Maddusila sendiri dalam sambutannya mengatakan, hubungannya dengan masyarakat Bima sudah jauh berlangsung sejak dirinya menjabat Camat di Jakarta dan sekretarisnya adalah orang Bima. Bahkan setiap pindah ke kecamatan lain di ibu kota itu, selalu orang Bima berada pada posisi sekretarisnya. Kondisi inilah yang membuat dia sangat dekat dengan warga Bima, di samping oleh kedekatan historis yang sudah ada sejak masa Kerajaan Gowa dan Kesultanan Bima.
Acara keagaamaan ini sempat juga ternodai oleh aksi demo dari Aliansi Mahasiswa Bima di Makassar, ngotot hendak berorasi di tengah acara yang sedang berlangsung.
Saat diberi kesempatan usai acara, mahasiswa yang kemudian diketahui bernama Mansyur tersebut mengancam akan membubarkan secara paksa kegiatan Halal Bihalal KKB ini jika diboncengi kegiatan politik yang mengatasnamakan salah seorang calon bupati/wakil bupati yang bersaing di Bima.
Dia beralasan, pemerintah Kabupaten Bima gagal menyejahterakan masyarakatnya, dan mengatakan KKB pun tidak menyejahterakan masyarakat Bima di Makassar, tuntutan yang sama sekali banyak ditolak orangtua Bima di Makassar.
Sebelum acara Halal Bihalal berlangsung memang tersiar kabar bahwa pejabat mantan Bupati Bima akan hadir pada acara tersebut. Ternyata kemudian, bupati inkumben yang juga maju sebagai calon bupati periode mendatang tidak muncul di Makassar, tetapi para mahasiswa Bima terlanjur menyusun pernyataan untuk dibacakan pada acara unjuk rasa di halal bihalal.
Acara Halal Bihalal yang dihadiri oleh Drs.Yusuf Bintang, S.H., M.H. yang juga Asisten Pidana Umum (Aspidum) Kejati Sulsel dan sekitar 250 warga Bima di Sulsel itu diakhiri dengan silaturahim dan saling jabatan tangan. (KM.com).***