UKM Mulai Terdampak Corona

 

Usaha kecil menengah (UKM) seperti rumah makan dan warung-warung kopi mulai terdampak dari penyebaran virus corona. Sejak Sabtu (21/3-2020), beberapa rumah makan di kota Palu provinsi Sulawesi Tengah mulai sepi, bahkan sudah ada yang tutup. Ini adalah dampak secara ekonomi (UKM).

Diantaranya Rumah Makan Rajakuring sejak hari ini Selasa (24/3-2020), hanya buka setengah hari, dan selanjutnya akan tutup dalam waktu yang belum ditentukan. Selain itu Rumah Makan Bebek CS juga terlihat sepi pengunjung.

Artinya virus corona bukan hanya berdampak langsung ketubuh manusia, namun dapat juga merusak sendi-sendi perekonomian. Apalagi pemerintah meminta masyarakat berdiam diri di rumah, tanpa kegiatan.

Bagi pegawai negeri sipil atau pengusaha dan konglomerat, berdiam diri di rumah tidaklah masalah. Tapi bagi karyawan swasta, tukang batu, buruh bangunan, tukang becak/bentor dan buruh kontrak lainnya mau makan apa mereka. Siapa yang akan bertanggungjawab atas segala kekurangan kebutuhannya?

Sementara anak istri butuh makan dan belanja. Belum lagi jika pedagang tiba-tiba menaikkan harga kebutuhan bahan pokok masyarakat. Bahkan di pasaran, kebutuhan bahan pokok masyarakat sudah mulai naik harganya, walapun belum terlalu signifikan.

Misalnya beras kepala yang tadinya harganya hanya Rp,260,000/25 kiligram, sekarang sudah naik menjadi Rp,265,000-Rp,270,000/25 kiligram. Menyikapi hal ini, apakah pemerintah mampu menekan lonjakan harga bahan kebutuhan pokok itu. Sementara pedagang juga membeli dengan harga tinggi.

Bencana gempa bumi, likuifaksi dan tsunami 28 September 2020, orang Palu cukup kuat menghadapi. Makanya hanya dalam hitungan setahun hampir semua sendi perekonomian mulai bangkit. Namun menjelang dua tahunan perjalanannya, muncul lagi bencana baru yakni penyakit virus corona (Covid-19), yang tidak kalah dahsyadnya dengan bencana alam.

Bangaimana tidak, bencama alam masyarakat masih bisa berjalan kesana kemari, mencari rezeki. Memabangun silaturahim, dan interaksi sosial tetap terjalin dan terjaga dengan baik. Tapi dengan bencana Covid-19 ini, semuanya ikut sakit. Ekonomi sakit, hubungan sosial sakit, dan tentunya pendapatanpun ikut sakit bagi swasta dan usaha kecil menengah.

Tapi apa boleh buat, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus patuh dan taat terhadap kebijakan pemerintah untuk tidak keluar rumah, berinteraksi sosial secara langsung (bertatap muka) dan menghadiri acara-acara yang mendatangkan lebih dari 10 orang.

Kebijakan pemerintah itu tentunya sebagai upaya mencegah penyebaran wabah virus yang mematikan itu secara meluas. Hanya saja, pemerintah juga perlu mencari solusi bagaimana masyarakat bisa makan dan belanja, terkhusus bagi karyawan swasta atau wira swasta.

Bagi PNS, anggota Legislatif, anggota Polri- TNI serta pengusaha kaya tentunya berdiam diri di rumah bukanlah sebuah masalah. Karena mereka tiap bulan mendapatkan gaji dari Negara atau masih ada simpanan. Baik bekerja secara aktif setiap hari maupun berdiam diri di rumah berbulan-bulan gajinya tetap jalan dan diterima setiap awal bulan.

Olehnya pemerintah juga perlu memikirkan karyawan swsata dan UKM yang terpaksa harus berdiam diri di rumah demi menghindari dan mencegah penyebaran virus corona itu. Semoga saja bencana penyakit mematikan itu cepat berlalu.

Data positif corona hari ini Selasa (24/3-2020) mencapai 686 orang, 30 orang yang dinyatakan sebuh, dan 55 orang meninggal dunia. Demikian dikatakan Achmad Yurianto juru bicara pemerintah terkait penyebaran dan dampak dari virus Corona (Covid-19) itu, seperti dilansir Tempo.co Selasa (24/3-2020). ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top