Sulteng “Miskin Infrastruktur”

Kemiskinan itu bukan hanya persoalan tidak ada uang belanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kemiskian itu tidak hanya berkutak pada pengangguran. Tapi juga karena infrastruktur jalan dan jembatan tidak memadai.

Lantaran miskinnya akses jalan dan jembatan dari desa ke desa dalam kecamatan sehingga tidak saling “konek”. Akibatnya masyarakat hanya dapat berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer, syukur-syukur jika masih dapat dilalui sepeda motor sekalipun hanya jalan setapak berlupur dan licin.

Sebut saja salah satunya di Desa Kalamanta Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Kabupaten ini dipimpin Mohamad Irwan Lapatta, S.Sos, M.Si – Dr. Samuel Yansen Pongi, SE., selama dua periode. Mungkin dari sisi pangan daerah Sigi tergolong cukup, tapi dari sisi infrastruktur sangat “miskin”.

Bayangkan seorang pasien dari Desa Kalamanta Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, harus dirujuk ke Rumah Sakit Gimpu dengan tandu karena sulitnya akses jalan.

Pasien yang bernama Tn. Arifin tersebut mengalami kondisi kaki diabetik yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pasien berangkat dari Desa Kalamanta pada pukul 07.30 pagi pada Senin (17/6-2024).

Perjalanan dari Kalimantan menuju Gimpu sejauh 64 kilometer, dengan medan yang sangat menantang. Melintasi medan terjal bergunung yang di bagian bawahnya jurang.

Pada siang hari, tim medis dan pasien harus berteduh di tengah perjalanan, akibat hujan deras yang menghalangi mereka untuk melanjutkan perjalanan. (sumber metrosulteng.com).

Sebenarnya kemiskinan infrastruktur ini tidak hanya terlihat di pelosok-pelosok sulteng. Tapi di dalam kota Palu sendiri kondisi ruas jalannya sangat memprihatinkan. Sebut saja ruas jalan Karanja Lembah dan Dewi Sartika yang merupakan akses jalan yang menghubungkan kota Palu dengan Sigi Biro Maru.

Ruas jalan Karanja Lembah ini sudah cukup lama mengalami kerusakan yang sangat parah. Bagaimana tidak badan jalannya sudah tak berbentuk akibat berlubang-lubang dan digenai air sehingga licin dan rawan kecelakaan lalulintas. Ruas Karanja Lemba dan Dewi Sartika ini merupakan tanggungjawab pemprov sulteng yakni Dinas Binamarga.

Artinya pemerintah Sulteng dibawah kepemimpinan Rusdy Mastura – Ma’mun Amir yang bertanggungjawab atas pembangunan infrastruktur dua ruas jalan itu. Apalagi kerusakannya sudah cukup lama mungkin sekitar 5 tahunan, karena sebelum bencana alam gempa bumi, likuifaksi dan tsunami 7,4 magnitudo 28 September 2018. Dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda perbaikannya.

Sebetulnya pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di pelosok sulteng bukan hanya tanggungjawab pemerintah daerah, tapi juga anggota DPR RI, seperti Ahmad Ali, Anwar Hafid, Janus Matindas Rumambi, Zakinah Al Jufri, Muhidin M Said, Syarifuddin Sudding dan Supratman Andi Agtas.

Jum’at lalu (14/6-2024) Muhadjir Effendy Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia mengganjar pemerintah sulawesi tengah dan beberapa daerah lainnya dengan piagam penghargaan sulteng bebas dari kemiskinan ekstrem atau sudah tidak ada lagi desa yang sangat miskin.

Penghargaan itu mungkin benar tak ada lagi masyarakat di desa yang kesulitan akan pangan. Tapi secara franstruktur sesungguhnya masih sangat miskin. Bagaimana masyarakat menjual hasil produksi perkebunan dan pertaniannya jika akses ke pasar sangat sulit. salah satu contohnya masyarakat Kalamanta di Sigi harus berjalan kaki 46 kilometer untuk membawa warganya yang sakit berobat ke rumah sakit di desa kecamatan tetangga.

Kedepan ini harus menjadi perhatian gubernur sulteng terpilih 27 November 2024 nanti. Apalagi bupati Sigi Moh.Irwan Lapatta salah satu colon gubernur dari Partai Golkar. Artinya jika Moh.Irwan Lapatta menjadi calon dan terpilih nanti maka akses jalan dari desa ke desa dan kekota harus menjadi prioritas. Sehingga tak ada lagi masyarakat yang harus menandu warganya menuju rumah sakit di desa kecamatan tetangga.

Para bakal calon gubernur sulteng 2024 itu yakni Dr.Anwar Hafid, M.Si berpasangan dr.Reny A Lamadjido, Ahmad Ali berpasangan Abdul Karim Al Jufri, Rusdy Mastura – Ma’mun Amir, Dr.Muhammad Hidayat Lamakarate, M.Si – Sakinah Al Jufri dan Moh.Irwan Lapatta masih belum jelas siapa pangannya.

Para bakal calon gubernur itu harus memasukkan dalam visi dan missinya pengetasan kemiskinan infrastruktur itu. Sehingga kedepan tak ada lagi warganya harus ditandu dari kampung ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Semoga saja para calon pemimpin sulteng itu memikirkan dan membangun infrastruktur jalan dan jembatan di derah – daerah terpencil itu dan yang rusak didepan mata dalam kota segera diperbaiki. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top