Steven Sambil Menangis Mengakui Lalai

“Misteri Uang 300 Juta Belum Terungkap Siapa Yang Nikmati”

Man (deadline-news.com)-Palusulteng-Steven Rion Alipa, S,KOM, sempat meneteskan air mata pada sidang pemeriksaan terdakwa, di Pengadilan Tipikor Palu, baru-baru ini.

Terdakwa adalah mantan bendahara Desa Bewa, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, didakwakan terlibat kasus korupsi penggelapan dana desa, yang merugikan keuangan negara sebesar Rp,300 juta.

Steven berdasarkan kesaksiannya di pengadilan, mengakui kelalaiannya sehingga menghilangkan uang desa Bewa sebesar Rp,300 juta. Tetapi diakui lagi kalau uang itu tidak dinikmatinya.

“Saya mengakui lalai yang mulia (Hakim), tetapi saya berani disumpah sesuai ajaran agama kristen bahwa saya tidak menikmati uang yang hilang itu sepeserpun,” ungkap Steven sambil mengisap tangis terhadap kasus korupsi yang menjeratnya itu.

Menanggapi kesaksian terdakwa, Majelis Hakim Anggota, Bonifasius Nadya Arybowo, SH, MH, sekali lagi meminta Steven memberi pernyataan sebenarnya terkait uang desa yang hilang di Bank BRI Poso itu.

Karena, kata dia, kesaksian terdakwa ini dianggap sangat penting, dan akan meringankan hukuman terdakwa asal memberi keterangan yang benar di persidangan.

“Saya juga beragama nasrani makanya kalau mau dibantu, ya, beri keterangan sebenarnya, sehingga kami tidak keliru memutuskan perkara ini,” ungkapnya di persidangan.

“Saya telah berkata jujur yang mulia, dan berani disumpah bahwa saya tidak menikmati uang yang hilang itu,” terang terdakwa Steven menjawab permintaan Majelis Hakim itu.

Steven membeberkan bahwa uang yang ditariknya di Bank BRI Cabang Poso tidak sendirian, karena ditemani Kepala Desa Bewa Viktor Tongka. Bahkan, uang yang disimpan didalam tas ransel itu awalnya Rp240 juta ditambah Rp300 juta.

“Sehingga tas ransel miliknya yang dipakai tidak mampu digendong sebelah bahu, tetapi tas dipakai dengan dua bahunya,” terangnya lagi.

Menurutnya, sesampai di rumah di Desa Bewa uang yang didalam ransel itu seketika menjadi ringan dan bisa digendong cuma satu bahu saja.

Tetapi tidak berani mempertanyakan uang itu ke Kades saat itu, dan uang langsung dimasukkannya ke dalam brangkas milik desa yang dititikpan di rumahnya.

“Memang uang yang diambil dari bank sampai tiba di rumah itu diakuinya tidak sendiri, karena berdua bersama Kades Viktor Tongka,” pungkasnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top