Nelwan (deadline news.com)-Sigi Sulteng-Pasca banjir bandang 3 tahun lalu di desa Bangga, Dolo selatan, Sigi, sekitar 200 kepala keluarga belum mendapatkan hunian tetap (Huntap).
Padahal pemerintah telah menjanjikannya. Namun sampai saat ini huntap yang dijanjikan pemerintah itu belum juga dibangun.
Huntap itu adalah tanggung jawab pemerintah yang melekat di kementrian Pekerjaan umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR).Namun belum juga direalisasikan.
Padahal masyarakat di desa Bangga itu sangat mengharapkan bantuan huntap itu. Sebeb hunian mereka rusak parah, akibat bencana alam Pasigala dan banjir bandang menghantam.
Meski tidak ada korban jiwa ketika Banjir Bandang, namun bencana alam dasyat itu menenggelamkan hampir seluruh permukiman warga di desa itu.
Bahkan mayoritas warga masyarakat di desa itu mengalami korban materi seperti kehilangan rumah, ternak dan lahan pertanian tak dapat lagi digarap.
Padahal area persawahan dan lahan perkebunan merupakan kantong produksi mata pencaharian mereka.
“Sekitar 85% (persen) ludes dan luluh lantak akibat tejangan banjir bandang tahun 2018 silam,”kata Anto menjawab deadline-news.com Senin (30/1-2022) bulan lalu.
Anto adalah salah seorang ketua rukun tetangga (RT), rt 05/rw 01 dusun 1 desa Bangga, Dolo selatan Sigi.
“Sudah tiga tahun yang lalu tragedi banjir bandang itu meluluh lantakkan hampir seluruh lahan pertanian dan pemukiman warga di tempat kami namun hingga detik ini belum juga ada pembangunan huntap yang di janjikan oleh pemerintah,”tuturnya.
Menurutnya masyarakat desa Bangga sangat mengharapakan dan membutuhkan bantuan rumah hunian huntap itu.
Sekitar dua pekan yang lalu papar Anton, desa Bangga kedatangan team asesmen dari pemerintah yaitu, dari Kementrian PUPR.
Team itu mendata dan mengecek rencana lokasi pembangunan Huntap untuk merelokasi warga korban bencana alam itu.
“Team PUPR bersama aparat desa (atdes) melalui proses demi proses, hingga rembuk dan menjalin kesepakatan, sekali gus sudah menentukan letak dan posisi lahan yang akan menjadi tempat relokasi bakal pembangunan huntap itu,”ujarnya.
Selain itu beber dia, respon positif dari warga masyarakat desa setempat juga sangat antusias ketika permintaan mereka akan dikabulkan, walhasil niat baik pemerintah itu telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak baik pemerintah maupun warga desa setempat.
“Atas kesepakatan bersama pemerintah dan warga desa itu, tanpa ada kendala semua berjalan dengan mulus dan kondusif, hingga akhiranya warga merelakan lahannya seluas 5 hekto are di dusun 3 rt 05/rw 01 yang diperuntukan cikal bakal pembangunan huntap,” terang Anton.
Selain itu kepala dusun 2 rt 02/rw 01 desa Bangga Ihklas M. Tanirante juga menambahkan, setelah usai menyambagi dimana lokasi yang akan di bangun huntap itu pihak pemerintah telah menetapkan semua lahan yang sudah ditunjuk.
“Yaitu, di dusun 1 luas lahannya 5 hektar, dusun 2 lahanya 7 hektar. Namun terbagi di dua lokasi, dusun 3 terdiri dari 85 kepala keluarga (KK) mayoritas sudah mendapat huntap dari pihak suasta yakni, yayasan bumi tangguh (YBT) dan SHIP,” ungkapnya.
Kemudian kata Ihklas, team asesmen PUPR tersebut langsung menemui enam warga desa yang mana lahanya sudah dikondisikan untuk di lokasi bakal persiapan pembangunan huntap itu dan telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Warga desa yang lahanya telah dibayar oleh pihak pemerintah yakni, Sutamin, Lin, Haerudin, Iskandar Mustakim dan Nuralam, telah menerima hak atas pembebasan lahan milik mereka kepada pihak pemerintah.
Uang yang di bayarkan kepada enam orang wraga pemilik lahan itu, meski berfariasi masing-masing harga permeter dari lahan itu senilai Rp, 24, 000 yang totalnya mencapai Rp, 120, 000, 000 potong pajak 1% (persen) sisa Rp 23, 000.
“Sedangkan jumlah uang total keseluruhan yang sudah diterima oleh 6 orang warga desa itu mencapai Rp,115, 000, 000,”sebutnya.
Kata dia, harapan kami selaku warga desa Bangga, kecamatan Dolo selatan, Sigi agar seyoyanya pemerintah mengalokasikan anggaran untuk membagun Huntap untuk warga desa kami.
Kata dia walau sebagian warga sudah mendapatkan bantuan hunian tetap (huntap) dari pihak swasta atau yayasan lain yaitu, yayasan bumi tangguh (YBT) dan SHIP.
Sebanyak 192 unit huntap telah dibangun kedua yayasan itu. Dan telah dibagikan kepada masing-masing kepala keluarga (KK) yakni, dusun 1 mendapat 50 unit, dusun 2 mendapat 57 unit huntap, dusun 3 mendapat 85 unit huntap.
Kedua kepala dusun itu mengaku, masih banyak warga yang terdampak becana alam banjir bandang 3 tahun silam belum mendapatkan tempat tinggal yang layak.
Namun dengan adanya program huntap dari pemerintah ini, warga desa Bangga yang belum mendapatkan huntap telah didata pemerintah.
“Bahkan nama-nama wargapun sudah tercatat dalam agenda program huntap tahun 2022 ini oleh PUPR,”beber Ihkals.
Total warga desa Bangga penerima bantuan huntap yang sudah falid berjumlah 200 KK. Namun sementara ini masih terus diupayakan.
“Adapun sisa warga yang lain belum layak menerima huntap sekitar 115 KK, karena masih dikategorikan KK gendong alias KK baru dan masih serumah dengan orang tua,”jelasnya.
“Sedangkan jumlah werga penduduk desa Bangga sekitar 835 KK. Dan kami berharap agar seyogyanya pemerintah segera memenuhi janjinya, imbuhnya.***