Andi Hartono (deadline-news.com)-Pinrangsulsel-Ruas jalan nasional trans Sulawesi yang menghubungkan Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan dan Polewali Mandar (Polman) Sulawesi Barat berlubang-lubang dan bergelombang.
Kondisi ruas jalan nasional itu sejak empat tahun terakhir ini sudah mulai mengalami kerusakan. Memasuki wilayah Pinrang, tepatnya diperbatasan Kota Pare-Pare sampai di perbatasan Polman mengalami kerusakan yang sangat parah.
Sekitar 75 kilometer ruas jalan Nasional wilayah Pinrang mulai dari perbatasan Pare-Pare sampai perbatasan Polman tepatnya di bagian utara Pinrang yakni Desa Pangaparang Kecamatan Lembang (Pattinjo) ruas jalan nasional berlubang-lubang dan bergelombang. Sehingga membuat pengguna jalan tersebut tidak nyaman. Padahal saban tahun mereka membayar pajak.
Beberpa tokoh pemuda Pattinjo (Lembang) mengeluhkan kondisi ruas jalan nasional itu. Diantara tokoh-tokoh masyarakat Pattinjo itu yakni Sompa, Jaddang,Kona, H.Sere, Pua Annang, dan Andi Attas Abdullah mengaku kecewa atas perlakuan pemerintah pusat, provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Pinrang karena tidak memperhatikan perbaikan ruas jalan nasional itu.
“Kami sangat kecewa dengan pemerintah, yang kurang peka terhadap perasaan masyarakat yang menggunakan ruas jalan nasional trans Sulawesi yang menghubungkan Kabupaten Pinrang dengan Polman itu. Bayangkan saja sudah tahunan ruas jalan tersebut mengalami kerusakan, tapi selalu hanya penanganan darurat dengan cara tambal sulam dan tidak maksimal,”tandas Sompa dan diamini beberapa tokoh masyarakat Pattinjo lainnya itu.
Didepan Gubernur terpilih Provinsi Sulawesi Selatan periode 208-2023 Prof Dr.Ir.HM.Nurdin Abdullah, M.Agr, saat berkunjung ke Dusun Lombo bersilaturahim dengan masyarakat Pattinjo pada Rabu (8/8-2018), Andi Attas Abdullah dalam sambutannya mengeluhkan kondisi ruas jalan nasional yang rusak itu.
“Tabe Karaeng Nurdin, kondisi ruas jalan nasional yang masuk wilayah Pinrang sejak 4 tahun terakhir ini mengalami kerusakan,yakni bergelomabng dan berlubang-lubang, bahkan bahu jalannya sudah tidak layak. Olehnya masyarakat meminta agar pemerintah Provinsi sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat untuk segera memprogramkan perbaikannya,”ujar Andi Attas Abdullah yang juga tokoh pemuda Pattinjo yang sedang berjuang memekarakan Kabupaten Pinrang bagian utara yang diberi nama Kabupaten Pattinjo itu.
Dalam sambutannya dengan semangat berapi-api Attas sapaan akrabnya di keluarga Pattinjo itu, menegaskan bahwa memang perbaikan ruas jalan nasional adalah kewenangan pemerintah pusat. Tapi tidak terlepas dari perjuangan dan kepekaan anggota DPR RI daerah Pemilihan Sulsel 3 yang meliputi Pinrang, Sidrap, Luwu Raya, Toraja, Toraja Utara dan Enrekang, sehingga jika ruas jalan nasional di wilayah tersebut rusak, maka kewajiban para anggota DPR RI dapil itu memperjuangkan anggaran perbaikannya.
“jangan lagi dipilih Calon anggota legislatif (Caleg-DPR RI) Dapil tersebut jika tidak mampu memperjuangkan perbaikan ruas jalan nasional trans Sulawesi Pinrang ke Polman itu. Karena secara politik anggaran, merekalah (Anggota DPR RI) Dapil Pinrang, Sidrap, Pare-Pare dan Enrekang bertanggungjawab memprogramkannya dan menganggarkannya bersama-sama Pemerintah pusat dalam halal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI,”tegas Attas.
Gubernur Sulsel terpilih Nurdin Abdullah didepan dua ratusan warga Pattinjo Lombo di Desa Benteng Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang Rabu (8/8-2018), menegaskan urusan pembangunan adalah tanggungwajab pemerintah. Olehnya dirinya sebagai Gubernur terpilih Sulsel siap membangun dan memperbaiki infrastruktur termasuk ruas jalan nasional. Sebab pemerintah provinsi adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah.
“Tidak ada alasan untuk tidak membangun kebutuhan masyarakat secara umum termasuk infrastruktur jalan. Soal kewenangan pusat, provinsi dan Kabupaten itu urusan belakang, tapi harus ada kemauan dulu untuk membangun dan memperbaikinya. Caranya kita minta uang dari pusat, lalu kita memperbaikinya. Begitupun provinsi memberikan anggaran ke kabupaten untuk membangun dan memperbaikin infrastruktur tersebut,”jelas Bupati Bantaeng dua periode itu.
Kata Gubernur Nurdin Abdullah ada 5 program perioritas yang akan dikerjakan dalam kurun waktu lima tahun kedepan, yakni 1.Bantuan permodalan teknologi dan skill untuk mendukung hilirisasi pertanian dan perikanan. 2. Rumah sakit regional di 6 wilayah dan Ambulans siaga. 3. Birokrasi Anti-Korupsi dan masyarakat Madani. 4. Destinasi Wisata Andalan berkualitas Internasional. 5 Pembangunan Infrastruktur yang menjangkau masyarakat Desa terpencil.
Lima Program diatas, ya tentuny yang pembangunan infrastruktur itu merupakan prioritas paling utama. Dan untuk mendukung ke 5 program diatas, maka dirinya akan berkantor di 3 wilayah yakni Makassar, Luwu Raya dan Selayar.
“Saya kurang dikantor, karena ada pak Sekda, dan pak Wagub yang mengurus soal kantor, tapi saya lebih banyak jalan ke daerah, berbicara dengan masyarakat apa yang menjadi keluhan mereka, sehingga pemerintah harus hadir menyikapi dan merealisasikan harapan dan keluhan masyarakat tersebut,”aku Sekjen Asosiasi pemerintah daerah kabupaten seluruh Indonesia itu.
Menurut Gubernur Nurdin Abdullah memang ada beberapa daerah di wilayahnya yang perlu penanganan serius, utamanya infrastruktur jalan dan jembatan. Sehingga memudahkan masyarakat berhubungan dan berinteraksi, agar produksi pertanian mereka dapat dipasarkan dengan baik.
“Di wilayah Luwu Raya masih ada daerah yang terisolir, infrastruktur jalan dan jembatannya masih sangat memprihatikan. Bayangkan di daerah Seko itu, sewa ojek termahal di Indonesia, yakni Rp,1,5 juta sekali angkut. Hal ini terjadi karena kondisi jalan rusak. Olehnya dalam 3 tahun kedepan masa pemerintahan saya, pembangunan infrastruktur daerah terisolir segera kami prioritaskan untuk dibangun,”kata Gubernur Nurdin Abdullah.
H.Sere selaku kepala Dusun Lombo meminta kepada Gubernur Nurdin Abdullah agar dibangunkan irigasi di Desa Pangaparang yang menjangkau pertanian di Desa Binanga Karaeng, Sabbang Paru, Tadokkong dan Rajang di Kecamatan Lembang.
Selain itu Sere juga meminta dibangunkan tower jaringan telekomunikasi, karena sangat terisolir dari hubungan luar. Kemudian tentunya pembangunan ruas jalan ke kantong-kantong produksi dan ruas jalan lingkar dari Pangaparang, tembus Suppirang, Mesa Kada, Salisali, Enrekang dan Toraja.
“Tabe Karaeng, mohon daerah kami yang didiami Pattinjo diperhatikan infrastruktur pertaniannya. Karena kasihan petani kita, sebab lahan pertaniannya hanya tadah hujan. Jadi kalau hujan tidak turun, maka keringlah sawah-sawah mereka, akhirnya gagal panen seperti yang terjadi saat ini di Desa Pangaparang dan Binanga Karaeng,”kata H.Sere. ***