Bang Doel (deadline-news.com)-Pinrangsulsel-Ruas jalan nasional di wilayah Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang sejak 5 tahun terakhir ini, mengalami kerusakan yang sangat parah.
Namun belum mendapat perhatian dari pemerintah, baik pusat maupun provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Mulai dari ujung jembatan Bungi Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang Sulsel hingga ke ujung Jembatang Paku Sulbar ruas jalan nasional itu berlubang-lubang bagaikan kubangan kerbau.
Jaddang salah seorang warga Lembang menegaskan sebetulnya ini adalah domain balai jalan nasional. Namun demikian tidak terlepas dari peran anggota DPR RI khususnya komisi V. Hal senada juga ditegaskan Bakri, Pallao dan Turki.
“Masa daerah lain dapat perbaikan ruas jalan nasional, sedangkan kita di Lembang tidak sama sekali. Padahal sama-sama bayar pajak,”ujar Bakri.
Anggota DPR RI Daerah Pemilihan yang membahawi Pinrang, Sidrap, Enrekang, Luwu Raya dan Wajo, diantaranya Akbal Faizal (Nasdem), Andi Mochtar Lutfi (Nasdem), dan Fatmawati Rusdy Masse (PPP) yang sekarang sudah di PAW.
Ada sekitar 7 kilometer ruas jalan di Lembang yang mengalami kerusakan, berlubang-lubang bagaikan kubangan Kerbau, sehingga tidak memberikan kenyamanan berkendaraan.
Bahkan sering terjadi kecelakaan lalulintas dan rawan membuat kerusakan pada kendaraan akibat benturan dan terperosok ke dalam lubang jalanan selebara 50 centimeter hingga 1 meter di sepanjang ruas jalan Nasional di wilayah Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang Sulsel.
Bukan itu saja, tapi beberapa ruas jalan nasional yang sedang dalam pengerjaan sudah mengalami keterlambatan sejak dikerjakan akhir November 2018 kemarin.
Ruas jalan nasional yang sedangan dalam pengerjaan itu, mulai dari kota Pinrang hingga Keduampanua masih terlihata ada aktivitas pelebaran, pembuatan drainase (Talud) dan pengaspalan jalan.
Sekretaris/kepala tata usaha (KTU) Balai Jalan Nasional wilayah Sulsel Barat, M.Syukur yang dikonfirmasi via handpone mengatakan bahwa proyek ruas jalan nasional dari Kota Pinrang sampai perbatasan Paku masih dalam proses pengerjaan. Karena itu tahun jamak.
“Tendernya sekitar Oktober 2018. Dan untuk lebih jelasnya kita konfirmasi ke Pak Iwan PPK PJN 1 Sulsel,”Tulis mantan Satker PJN di Palu Sulteng itu.
Sementara itu PPK ruas jalan nasional (PJN) 1 Sulsel Iwan menjelaskan bahwa untuk Paket Pekerjaan Pinrang I terbagi menjadi 4 segmen, dimana dari dalam kota Pinrang sampai batas jembatan Palu.
Disinggung soal tidak terlihatnya papan proyek, Iwan menjelaskan bahwa Papan proyek berada di lokasi awal dan akhir proyek yakni dimulai tanggal 12 Oktober 2018 dan berakhir 25 Desember 2019.
“Kami terbagi menjadi 4 segmen penanganan dimana mulai dari Dalam kota Pinrang sampai dengan Batas Sulbar (Jembatan Paku). Dan papan proyeknya berada di lokasi awal dan akhir proyek dimulai tanggal 12 Oktober 2018 dan berakhir 25 Desember 2019. Berikut kami kirimkan lokasi penanganan/Strip Mapnya,”tulis Iwa via whatsAppnya.
Menurut Iwa ada sepanjang 5,5 kilometer yang tidak ditangani pelebarannya. Karena masih dalam warranty periode (pekerjaan pemeliharaan rutin).
“Memang ada 5,5 kilometer yang tidak kami tangani pelebarannya, karena masih dalam warranty periode (Pekerjaan Pemeliharaan Rutin). Yakni sebelum jembatan lasape (Lepangan) dan setelah jembatan lasape (Pakkoro). Sedangkan Tuppu sampai Jembatan Paku kami tangani,”tulis Iwan lagi.
Terkait adanya pungli (pugutan liar) oleh pekerja di ruas jalan Buttu Sappa Salu Dadeko, tepatnya di jembatan, Iwan mengatakan Baik Bapak, terima kasih atas laporannya. Segera kami tindaklanjuti.
Ruas jalan nasional Pinrang itu dikerjakan oleh PT.Bumi Karsa-PT.Alfindo Perkasa. Namun tidak terlihat papan proyeknya dipasang di pinggir jalan, baik di daerah Leppangan sampai di jembatan Paku. ***