Bang Doel (deadline-news.com)-Palu-Rombongan Pramuka asal Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, yang ikut kegiatan Raimuna Nasional XII di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, alami nasib apes. Rombongan asal Poso terlantar di Cibubur.
Pasalnya, rombongan Pramuka asal Poso tidak diperkenankan panitia ikut kegiatan Raimuna yang dibuka Wakil Presiden RI Maruf Amin tersebut. Raimuna Nasional dijadwalkan berlangsung tanggal 14 s.d 19 Agustus 2023.
Alasan panitia tidak membolehkan peserta dari Poso, karena Kabupaten Poso saat ini tidak memiliki kepengurusan Kwarcab (Kwartir Cabang) Pramuka di daerah itu.
Informasi yang dihimpun Metrosulteng media partner deadline-news.com group detaknews.id dari Bumi Perkemahan Cibubur menyebutkan, rombongan Pramuka Kabupaten Poso yang berangkat menjadi peserta Raimuna Nasional sebanyak 23 orang. Jumlah itu sudah dengan pembina.
Ketua rombongannya bernama Elizabet Sipen. Elizabet diketahui pembina Pramuka asal SMA Negeri 3 Poso. Sementara peserta Raimuna Nasional yang diberangkatkan ke Cibubur, rata-rata dari SMA sederajat di Poso.
Padahal, sebelum berangkat ke Cibubur, peserta asal Poso sudah mendaftar via online. Pendaftaran mereka diterima. Bahkan, biaya pendaftaran sebesar Rp11 juta sudah ditransfer.
“Begitu hari Jumat (11/8-2023) tiba di lokasi Perkemahan Cibubur, panitia menyampaikan bahwa Poso tidak bisa ikut. Karena kepengurusan Kwarcab-nya tidak ada,” kata Mohamad Syarif Rum Is Machmoed salah seorang warga Kabupaten Poso yang tinggal di Jakarta, Rabu siang (16/8-2023).
Mohamad Syarif atau yang akrab disapa Ari Machmoed merasa terpanggil dengan kendala yang dihadapi rombongan Pramuka dari Poso. Ia pun datang dan memberi bantuan.
Terutama membantu urusan tempat tinggal dan kebutuhan sehari-hari. Supaya kendala yang dihadapi teman-teman dari Poso sedikit ringan.
“Berhubung diminta panitia meninggalkan lokasi perkemahan, rombongan dari Posp terpaksa mencari tempat tinggal di luar. Begitu pun urusan makan dan sebagainya, mereka bayar masing-masing,” cerita Arif Mahmud prihatin.
Ada apartemen yang terpaksa disewa biayanya Rp5 juta. Dua kamar. Batas sewanya sampai tanggal 19 Agustus. Dan bisa ditempati hanya 10-11 orang.
Yang tidak tertampung di apartemen, terpaksa diinapkan di rumah kerabat Arif Mahmud yang lokasinya tidak jauh dari Perkemahan Cibubur.
“Untuk menghilangkan sedikit kekecewaan anak-anak kita dari Poso, mereka tetap ke lokasi perkemahan setiap hari. Tapi statusnya sebagai pengunjung atau tamu saja. Bukan sebagai peserta pada umumnya,” terang Arif Mahmud yang juga mantan anggota KPUD Poso.
Saat ini, Arif meminta kepedulian dari para pihak yang ada kaitannya dengan rombongan Pramuka asal Poso. Mulai dari Kwarda Pramuka Sulteng, Pemda Poso hingga Pemprov Sulteng.
Apapun yang dihadapi teman-teman dari Poso saat ini di Cibubur, tidak bisa lepas dari tanggung jawab Pemda Poso, Kwarda Pramuka Sulteng, dan pihak terkait lainnya.
“Tolong dipikirkan biaya pulang mereka, biaya makan minum selama disini, serta tempat nginap mereka. Jangan lepas tanggung jawab begini, ” sodok Arif.
Hingga saat ini, belum ada perhatian atau bantuan dari Pemda atau Kwarda Pramuka Sulteng kepada rombongan Pramuka asal Poso. Sementara kondisi teman-teman dari Poso semakin menipis persediaan dana di tangan mereka.
Sekarang ini, biaya pulang yang jadi kendala. Dana tidak cukup lagi. Sementara tiket pesawat Jakarta-Palu semakin naik, yaitu Rp2,4 juta per orang.
“Saya berharap ada solusi konkret dari Ibu Ketua Kwarda Pramuka Sulteng Vera Rompas Mastura, serta Bupati Poso Verna Inkiriwang. Seperti apa solusi untuk rombongan dari Poso yang di Cibubur saat ini,” desak Arif Mahmud.
Sementara itu, Ketua Kwarda Pramuka Sulteng Dr Vera Rompas Mastura yang berusaha dikonfirmasi pada Rabu siang (16/8/2023), tidak merespons upaya konfirmasi media ini.
Vera dihubungi via WhatsApp tak kunjung merespons hingga berita ini tayang.
Begitupun Pemda Poso. Wabup Poso Yasin Mangun yang dikonfirmasi via WhatsApp juga tidak merespons hingga berita ini tayang. ***





































