Yuyun (deadline-news.com)-Donggalasulteng-Tumbuhan Kelor atau dengan nama latin Moringa Oleifera saat ini dianggap sebagai salah satu potensi usaha yang menjanjikan.
Melalui potensi tersebut sebuah perusahan yang berkedudukan di Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tangah, PT. Morina Organik Indonesia (MOI) menunjungi pemerintah Kabupaten Donggala guna menggelar sosialisasi manfaat tanaman kelor di ruang kerja Wakil Bupati Donggala, Donggala, Moh. Yasin, S.Sos, Kamis (20/2-2020).
Sosialisasi yang dibuka Wakil Bupati Donggala Moh. Yasin, S. Sos dimaksud agar pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA), berupa tanaman Kelor yang selama ini dianggap hanya sebagai sayuran oleh masyarakat dapat dikelolah sebagai usaha yang menjanjikan.
Mengawali sosialisasi tersebut, Wabub Mo. Yasin menyampaikan ucapan selamat datang kepada PT. MOI di Kabupaten Donggala.
“Mudah-mudahan kedatangan PT. MOI dapat memberikan suport dan semangat bagi masyarakat Donggala dan potensi kelor yang ada di Kab. Donggala bisa diberdayakan paling tidak untuk menambah pendapatan masyarakat Donggala” ujarnya.
Menurut Wabub Yasin, tanaman kelor setiap hari, dapat dilihat karena dapat tumbuh dimana saja dan memiliki kelebihan yaitu tidak perlu dilakukan pembibitan. Tidak sadari bahwa kelor merupakan potensi besar karena memang tidak dipelajari.
Wabup menjelaskan, pohon kelor dari sisi kesehatan sangat bermanfaat, yang intinya kelor tidak susah ditemukan di Donggala dan tidak susah untuk dikembangkan.
“Untuk itu manfaatkan lahan tidur karena potensi kelor luar biasa,” seruhnya.
Melalui sosialisasi tersebut, Wabup berpesan agar kelor dikelola dengan baik dan mengajak pemerintah serta masyarakat agar bersinergi dalam membangun Kabupaten Donggala.
Sosialisasi yang dipimpin CEO. Owner PT. Moringa Organik Indonesia, Ir. A. Dudi Krisnadi dalam paparannya menyampaikan bahwa kelor adalah tanaman ajaib. Potensi kelor di Kabupaten Donggala bisa berpeluang menjadi eksportir terbesar jika tanaman kelor dikelola dengan baik.
“Saya sudah berkeliling Eropa untuk mempromosikan kelor. Di Eropa harga Kelor per kilo itu 800 rb, terkahir tahun kemarin saya ke Turky sehingga di Turky saya dijuluki “Keloris” penyupalai kelor dari Indonesia, mereka di Turky menantang saya mendrop kelor 1 ton perbulannya. Ingat bapak ibu kelor dimata dunia itu luar biasa manfaatnya sehingga dijuluki tanaman ajaib,” terang Dudi Krisnadi.
Owner PT. Moringa Organik Indonesia mengungkapkan Negara Eropa sejak tahun 2015 permintaan kelor meningkat, tapi permintaan itu tidak semua bisa terpenuhi. Tinggi permintaan ini disebabkan karena peneliti kelor asal Afrika mengatakan kekuatantan kelor solusi dunia, kelor bisa jadi obat, kosmetik, sampai biofull.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut lanjut Dudi, dikuatkan dengan oraganisasi dunia dan universitas yang memebenarkan kelor tidak bisa dibantahkan keajaibannya.
Dudi mengisahkan, saat dirinya keluar negeri tahun 2016, tujuan Eropa Israel, Yaman hingga Negara Arab hanya untuk kelor. Di Arab, kelor dijadikan makanan unta dan kambing, dengan tujuan agar kambing dan unta yang menjadi menu utama di Arab kadar koletrolnya bisa turun. Tidak tanggung -tanggung permintaan kelor di Arab, 100 ton perbulan.
Melalui sosialisasi ini, Owner PT. Moringa Organik Indonesia berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala agar membantu dan mensuport dalam mempromosikan kelor. Turut hadir pada kegiatan sosialisasi tersebut Pimpinan OPD Kabupaten Donggala, Kepala Bagian Setda Kabupaten Donggala dan masyarakat yang telah ikut pelatihan. ***