Nelwan (deadline-news.com)-Sigi- Proyek pembangunan RS Pratama Kulawi Raya yang dikerjakan PT. Salsabila Praya Indotama (SPI) yang terletak di desa tangkulowi, Kec. Kulawi kabupaten Sigi menyeberang tahun dan sampai saat ini belum selesai.
Awal kontrak 18 Juli 2022, setelah dua kali adendum dapat masa perpanjangan kontrak hingga Ferbuari 2023, progres pekerjaan diperkirakan baru mencapai 93% (persen).
Nomor kontrak kerja proyek RS Pratama itu, 404/020.01/KONT-PBGN/Vll/2022, dengan sumber dana yang digelontorkan oleh anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) melalui dana alokasi khusus (DAK).
DAK fisik proyek pembangunan RS Pratama Kulawi Raya (PKR) dikerjakan oleh PT. Salasabila Praya Indotama (SPI) dengan nilai kontrak Rp. 28.010.013.869 (miliar).
Pantauan deadline-news.com group detak news.id pada Ahad (8/1-2023), adapun masa kontrak dan pelaksanaan proyek itu dimulakan tertanggal 19 Juli hingga rentang waktu 31 Desember 2022.
Namun dikarenakan alasan faktor cuaca di kawasan itu kurang mendukung, sehingga pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut terkendala, dan intens mengalami keterlambatan atau gangguan teknis yang cukup serius.
Berkaitan dengan estimasi masa perpanjangan waktu (kontrak kerja) setelah dilakukan akumulatif dua kali proses adendum oleh leding sektor dinas kesehatan Kabupaten Sigi, maka retang waktu pekerjaan proyek itu, diprotek hingga menyeberang tahun pada Ferbuari 2023 mendatang atau sampai batas waktu yang telah ditentukan.
Hal itu dikatakan Aldi ST, selaku teknis Quantity surfayor (konsultan) CV. Lima Dimensi menjawab deadline-news.com, terkait letak dan luas area pembangunan RS Pratama Kulawi Raya (PKR) tersebut, itu kurang lebih 5 hektar, dan lokasinya terletak diatas perbukitan yang cukup terjal dan landai
“Sehingga membuat para pekerja teknis proyek seringkali mengalami keterhambatan, karena disebabkan oleh faktor cuaca alam yang cukup ekstrim di lokasi tersebut, intensitas hujannya juga terbilang sangat tinggi, makanya membuat akses jalan inspeksi di sepanjang area proyek, menjadi sangat licicin,”tutur Aldi.
Kata Aldi Meski sejak awal ketika pada fase pelaksanaan item kliring atau tahap permulaan saat dilakukan pembersihan dan pengerukan meterial tanah di tempat itu, secara teknis sortasi pada pengkliran serta penggarapan dan grading (penilaian) atas lokasi itu, ditata semaksimal mungkin seseuai kebutuhannya.
Lebih lanjut ujarnya, saat ini sejumlah 10 unit gedung RS yang masuk dalam tahap finishing, berjumlah 5 unit dan sementara sisanya masih dalam tahap pembuauatan dinding ornamen dan intrior sesuai desain gambar arsitekturnya, kini bobot pemerjaan diperkirakan baru mencapai 93% (persen), “ungkapnya.
Hal senada juga ditambahkan oleh Moh. Fadly S. yang juga selaku pengawas (konsultan) dari CV. Lima Dimensi, perihal spesifikasi tata ruang pembangunan 10 unit gedung rumah sakit yang dibangun diatas lahan perbukitan yang landai itu, rancang bangunya didesain secara tepisah memang agak terbilang unik, “beber Moh. Fadly.
Maka secara teknis akumulatif pembagian dari 10 unit gedung, terkait peruntukan mencakup dimensi pada penataan formasi (urutan) ruangan RS tersebut, telah sesui dengan aturan yang diterapkan oleh Kemntrian Kesehatan (Kemenkes)
“Yakni, gedung Rawat Inap, gedung Instamasi gawat darurat, gedung Farmasi dan Laboratorium, gedung Poli klinik geduang kantor admistrsi dll,”tandasnya.***