Proyek Intake Kaluku Nangka Diduga Asal Jadi

Bang Doel (deadline-news.com)-Pasangkayu-Pengerjaan proyek pembangunan
Intake air baku di pegunungan Desa Kaluku Nangka Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara (dahulu) sekarang Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat diduga asal jadi.

Bagaimana tidak pipa induknya yang terbuat dari besi hanya dibenamkan kedalam bendungan sekitar 60 centi meter. Demikian dikatakan tokoh masyarakat Bambaira Azis kepada deadline-news.com Kamis (30/3-2017) pekan kemarin di Bambaira.

Proyek air baku itu sekitar 8 kilometer dari Ibu Kota Desa Kaluku Nangka. Proyek Intake air baku itu berada di kaki gunug Kabupaten Donggala yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pasangkayu. Lebar sungai yang dibendung itu sekitar 7
meter.

Untuk sampai ke titik nol proyek Intake air baku Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III itu, dibutuhkan waktu perjalanan 1,5 jam dengan menggunakan sepeda motor, menelusuru jalan setapak, berbatu, becek, licin dan mendaki. Proyek air baku yang dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) tahun 2015, kurang lebih Rp, 7 miliyar  itu, berada dilembah yang diapit kiri kanan gunung. Ada sekitar 7 gunung yang harus dilewati untuk sampai di lokasi bendungan intake air baku di Desa kaluku Nangka itu.

Menurut Azis biasanya jika proyek Intake air baku yang membendung sungai ada semacam saluran pintu buka tutupnya disamping. Tapi yang ada di Kaluku Nangka hanya dibendung dan pipa besinya sekitar 20 Inc dibenamkan kedalam beton bendungan.

Arnol pejabat pembuat komitmen (PPK) BWSS III pada Proyek air baku Sungai Kaluku Nangka itu yang dikonfirmasi via handphone beberapa menit yang lalu Ahad malam (2/4-2017) mengatakan proyek air baku itu memang hanya dibendung, lalu kemudian pipanya di benamkan ke dalam beton bendungan. Sebab mau ambil dari mana air mengalir ke Pipa jika tidak dibenamkan pipanya ke dalam bendungan.

“Memang sudah begitu teknisnya, mau ambil dimana airnya masuk ke dalam pipa jika tidak dibenamkan pipanya masuk ke dalam beton bendungan,”ujar Arnol dari balik Handphonenya.

Kata Arnol memang perencanaannya menggunakan pipa besi, seperti yang terlihat dari hulu dimana terdapat bending hingga ke bak penampungan dan pengendapan pasir yang berada di tepi sungai. Pipa besi tersebut dipasan mulai dari titik nol bendungan sampai ke penampungan pembagi.

“Kenapa besi, karena pipa tersebut tidak ditanam, karena masyarakat menolak lahan kebunnya digali. Sedangkan jika pipa karet yang berwarna hitam harus dibenamkan ke dalam tanah. Jadi proyek intake air baku dan jaringan transmisi pipanya tidak ada masalah. Sudah sesuai dengan perencanaan,”jelas Arnol.

Disinggung soal dibagian depan bendungan sudah dangkal akibat tertimbun material pasir dan krikil, dan dibelakang bendungan (pembuangan air) terdapat batu-batu besar dan kayu-kayu besar yang tertahan setelah hanyut dari atas, Arnol mengatakan sudah diusulkan untuk tahap ke duanya, sehingga dapat dibenahi lagi.

“Kami telah mengusulkannya ke Kementerian agar dapat dianggarkan untuk tahap keduanya, sehingga bisa dibenahi pendangkalannya yang menutupi lubang pipa saat ini,”ujar Arnol.

Sementara itu Kepala Kejaksaan negeri Pasangkayu Rudy Pailang, SH, MH yang dimintai tanggapannya menegaskan bahwa pihaknya telah memasukkan proyek Intake Kaluku Nangka itu sebagai progress untuk diselidiki. Hanya saja butuh waktu, karena kekurangan tenaga di Kejari Pasangkayu.
“Satu persatu ditangani, soalnya kekurangan tenaga, namun begitu sudah menjadi progres,”tandas Rudy.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top