Poros Palu – Bangga 48 KM Belum Dapat Perhatian Dinas Bina Marga Sulteng

 

Nelwan (DN group)-Sigisulteng-Terkait usulan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sigi prihal bakal rekonstruksi ruas jalan poros Palu- Bangga sepanjang 48 km dan jembatan Wera desa Kalake Dolo Barat ke Dinas Bina Marga provinsi Sulteng yang hingga kini belum mendapat perhatian (direalisasikan).

Pantauan deadline news.com Selasa (12/4-2022) Ruas jalan poros Palu Bangga yang banyak mengalami rusak parah itu, merupakan jalur utama transportasi jalan lintas antar tiga kecamatan di wilayah barat dan selatan kabupaten Sigi yaitu, kecamatan Marawola, kecamatan Dolo Barat dan kecamatan Dolo Selatan.

 

Mulai dari tapal batas ibu kota provinsi atau jalur utama arah dari kota Palu ke arah jalan poros Palu Bangga itu, tampak terlihat bagian di benerapa titik ruas jalan itu rusak parah.

Terletak di sepanjang ruas jalan desa Baliase dan sebagianya lagi terletak di desa binangga, ruas jalan rusak itu jaraknya kurang lebih 50 meter.

Walau nampak sudah ada tambalan aspal yang melintang bekas perbaikan, namun terlihat agak membumbung, nampak jelas itu bekas patahan akibat gempa beberapa tahun silam.

Garis lintangnya juga menyerupai polisi tidur (polce line), berkisar 10 garis lintanga dan itu sangat membuat ketidak nyamanan bagi para pengguna jalan di jalur itu.

Belum lagi jembatan Wera yang ukurannya hanya 4 meter, juga sudah tidak sesuai lagi dengan jalan sambungan dimana lebarnya mencapai 8 meter, juga terlihat makin menyempit jika dibanding dengan kapsitas ruas jalan sambungan,

Perlu diketahui, memang konstruksi jembatan tersebut kokoh, namun bila dilihat dari kapasitas dan skala jembatan itu, tak layak lagi untuk sebuah jalur jalan utama, sebab para pengguna jalan yang hilir mudik melintas disitu, sering mengeluhkan jembatan itu,

Sebab disamping pengguna kenderaan beroda dua maupun roda empat, banyak juga jenis kendeeaan yang kapsitasnya bobotnya berton-ton.

Misalanya kenderaan big dam truck, Tronton pemuat Exavator dll sbg, belum lagi para pengemudi kendraan beroda dua ketika melewati jembatan itu, sesekali mengalami kecelakaan, dan mayoritas korban kecelakaan di temapt itu,

Fan sampai terperosok jatuh ke dasar sungai yang penuh bebatuan, sehingga mengakibatkan para korban meninggal di tempat, kalaupun ada yang selamat, korban mengalami kecelakaan disitu, sudah pasti cacat seumur hidup.

Ditempat lain ruas jalan yang paling rusak parah, di jalan poros Palu Bangga yaitu, terletak di desa poi, jalan penghubung ke jembatan sabo dam yang mana jaraknya kurang lebih 10 meter dari jalan sambungan jembatan itu.

Ruas jalan tersebut tampak terlihat seperti sungai kecil aspalnya sudah hancur lebur akibat terkikis oleh arus air rembesan dari draenase tersumbat yang juga tak kunjung di benahi oleh pemerintah.

Edy Sekertaris kepala dinas (SEKDIS) pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR) yang juga pejabat pembuat komitmen PPK ketika di konfirmasi deadline-news.com Rabu (13/4-2022) di via telephon selular mengatakan, prihal pengusulan pihak PUPR sigi atas rekontruksi ruas jalan poros Palu – Bangga yang rusak parah akibat terdampak bencana alam Palu, Sigi, Donggala (pasigala) ke PUPR provinsi sudah dilanyangkan sejak dari bebrapa tahun yang silam.

“Saya sudah lupa tahun berepa,” kemudian sekitar 2 taun yang lalu pihak PUPR sudah merekonstruksi ulang ruas jalan poros Palu – Bangga dan jembatan di beberapa titik yang terdampak bencana alam itu,”sebut Edy.

Kata Edy lokasi jalur proyek rekon ulang pertama adalah ruas jalan di desa Padende dan Sibedi kec. Marawola, lokasi jalur proyek kedua adalah ruas jalan dan jembatan penghubung antar kecamatan Dolo selatan yaitu, desa Jono, Sambo dan desa Wisolo, kemudian lokasi jalur proyek terakhir adalah desa Beka/Marawola.

Adapun kendala sehinga belum direalisasikannya usulan itu, karena mengingat masih adanya pelaksanaan proyek multy yers IRSL yang didanai oleh JICA Jepang, adalah pengendalian sedimen Sabo Dam dan sekaligus pembangunan konstruksi jembatan yang juga beskala sabo dam di desa Poi.

Ia menjelaskan Ihwal pengadaan proyek multy yers tersebut merupakan manifestasi dan agenda utama pemerintah memperbaiki kembali kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum lainya akibat terdampak bencana alam.

Menurut Edy, soal rekon ulang atas kerusakan jalan poros Palu – Bangga dan fasilitas umum lainya diakibatkan bencana alam Pasigala, juga adalah prioritas utama PUPR leding sektor balai wilayah sungai sulawesi III Palu.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top