Pokir Anggota DPRD Sulteng Diduga Mencapai Rp,235 M, Di Kesra Paling Banyak

 

 

 

“Besar anggaran Pokir tergantung kemampuan daerah”

Gub Sulteng H.Risdy Mastura

 

Bang Doel (deadline-news.com)-Palu-Anggaran pokok-pokok pikiran (Pokir) anggota DPRD Sulteng diduga dititip disemua organisasi perangkat daerah (OPD) di jajaran pemerintah provinsi Sulteng.

 

Anggaran proyek yang bersumber dari pokok-pokok pikiran (pokir) anggota DPRD Sulawesi Tengah itu diduga mencapai kurang lebih Rp,235 miliyar setiap tahunnya.

Anwar Hafid

 

Anggaran pokir anggota itu katanya untuk perbaikan infrastruktur bagi kepentingan umum. Yakni perbaikan jalan, jembatan dan saluran irigasi pertania di desa-desa.

Dewan masjid

 

Selain itu untuk bantuan ke rumah-rumah ibadah dan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan seperti majelis taklim.

Hendri Muhidin

 

“Anggaran pokir anggota DPRD Propinsi Sulteng itu diduga paling banyak di biro Kesra miliaran pokir disana, salah satunya pengadaan tendah, kursi dan Soud sistem untuk majelis taqlim. Setiap majelis taqlim masing-masiang Rp. 70 juta -75 juta,”kata sumber deadline-news.com beberapa waktu lalu.

Syarifuddin Hafid

 

Menurut sumber lagi dari anggaran pokir itu pembagiannya bervariasi, untuk ketua DPRD dikisaran Rp,30 – Rp,70 miliyar, para wakil ketua Rp,25-Rp,30 miliyar, para ketua fraksi dan komisi dikisaran Rp,10 miliyar dan para anggota dikisaran Rp,5 miliyar peranggota.

 

Wakil ketua DPRD Sulteng dari fraksi partai Golkar daerah pemilihan kota Palu H.Muhammad Arus Abdul Karim yang dikonfirmasi di ruang kerjanya Selasa (4/4-2023), membenarkan adanya anggaran pokir untuk anggota DPRD Sulteng.

 

“Pokir itu untuk menyahuti aspirasi masyarakat di daerah pemilihan masing-masing para anggota DPRD,”ujar ketua DPD Partai Golkar Sulteng itu.

 

Disingung soal besarannya yang mencapai kurang lebih Rp, 235 miliyar pertahun total pokir anggota DPRD Sulteng, politisi senior Partai Golkar itu menjelaskan tergantuang kemampuan daerah.

Himbauan iuran sampah

 

“Kalau jumlah nominalnya untuk setia anggota DPRD tergantung kemampuan keuangan daerah,”tuturnya.

Hal senada juga dikatakan Nasir Jibran,SH,MH yang juga diamini Zainal Abdin Ishak yang sama-sama di fraksi partai Golkar DPRD Sulteng itu.

Sebelumnya anggota DPRD Fraksi Partai Golkar Drs.Ridwan Yalidjama,MA yang dimintai tanggapannya Jumat (24/2-2023) di Palu membenarkan adanya pokir anggota DPRD Sulteng mencapai kurang lebih Rp,235 miliyar itu.

“Benar kami mendapatkan pokir dari APBD setiap tahunnya, ya tidak sampai 10 persen dari APBD yang mencapai Rp,4,950 triliun,”jelas mantan ketua DPRD Donggala itu.

Menurutnya pokir itu untuk menyahuti aspirasi masyarakat jika ada infrastruktur yang perlu penangan tapi tidak masuk dalam program pembangunan kepala daerah.

Sementara itu informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, menyebutkan pokir anggota DPRD diduga diperjual belikan antara satu kontraktor ke kontrak lainnya.

“Dan tidak tanggung-tanggung pengambilan uang ke kontraktor diduga mencapi 10-15 persen,”kata sumber itu dan minta namanya tidak disebutkan.

Pokir atau Pokok-Pokok Pikiran Anggota DPRD merupakan aspirasi masyarakat yang dititipkan kepada anggota Dewan agar diperjuangkan di pembahasan RAPBD.

Mantan PLT Kadis Bina Marga dan Penataan Ruang Sulteng Ir.Basir Tanase yang dikonfirmasi berapa besar anggaran pokir di dinas yang dipimpinnya ketika itu, mengatakan kalau tidak salah Rp, 7 miliyar atau Rp, 9 miliyar.

“Saya PLT pertengahan tahun kalau di binamarga hanya satu pokir Tambayoli baturube kalau tidak salah 7 atau 9 M,”tulisnya menjawab konfirmasi deadline-news.com beberapa waktu lalu.

Sementara itu Kepala Biro Kesara Pemprov Sulteng Awaludin yang hendak dikonfirmasi Senin (3/4-2023) di ruang kerjanya mengaku masih rapat. Sehingga sampai berita ini naik tayang belum ada keterangan konfirmasi dari Karo Kesrah Awaludin.

“Maaf saya masih rapat le”akunya dari balik telepon whatsAppnya.

Kemudian ketua DPRD Sulteng Dr.Hj.Nilam Sari Lawira yang berusaha dikonfirmasi dari Senin sampai Selasa (3-4/4-2023) di kantornya, kata securiti DPRD Sulteng belum masuk kantor. Mungkin masih ada kegiatan di luar.

Kemudian dikonfirmasi via chat di whatsAppnya juga tidak digubrisnya.

Ambo Dalle dari Fraksi Partai Gerindra menjawab deadline-news.com anggaran pokir anggota DPRD Sulteng semuanya dikelola oleh dinas terkait.

“Anggota DPRD tidak mencampuri soal teknisnya, anggota DPRD hanya mengusulkan pada pembahasan RAPBD untuk diakomodir di APBD, sehingga usulan aspirasi masyarakat dari dapil masing-masing dapat terakomodir. Dan soal urusan siapa yang akan mengerjakannya itu urusan dinas terkait, anggota DPRD tidak mencampurinya,”terang politisi partai Gerindra asal Kabupaten Morowali itu.

Hal senada juga dikatakan politisi PDIP daerah pemilihan Luwuk Banggai bersaudara Suryanto.

“Iya benar Rp,5 miliyar peranggota untuk anggaran pokir,”ucapnya singkat menjawab konfirmasi deadline-news.com di salah satu warkop di Palu Senin malam (3/4-2023).

Sebelumnya telah diberitakan Ketua komisi pemberantasan korupsi (KPK) Firli Bahuri Modus korupsi yang banyak terjadi di DPRD saat ini adalah terkait pokok-pokok pikiran (Pokir) yang menghasilkan program dana hibah.

Hal tersebut membuat KPK Firli tegaskan ancamannya akan menangkap para anggota dewan jika ada yang melakukan korupsi terkait pokir.

Penegasan itu disampaikan langsung oleh Ketua KPK, Firli Bahuri di hadapan seluruh kepala daerah dan pimpinan DPRD yang hadir secara langsung di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan maupun virtual dalam acara Rapat Koordinasi Pimpinan Kementerian/Lembaga Program Pemberantasan Korupsi Pemerintah Daerah dan Peluncuran Indikator MCP tahun 2023.

“Pesan kepada asosiasi DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, jangan ada lagi yang bermain-main dengan pokir itu. Saya setiap ke daerah pasti titipannya pokir. Uang ketok palu sudah enggak dengar lagi sekarang ya, tapi pokir masih ada,” ujar Firli.

Firli meminta, korupsi modus pokir agar tidak terjadi lagi dengan alasan biaya politik mahal. Karena kata Firli, jika tertangkap KPK, maka tidak ada yang akan menolong.

“Jangankan nolongin pak, besuk aja enggak. Saya berapa kali, pimpinan KPK juga ekspose, rilis, tentang penanganan tersangka pak. Kalau itu tadi temannya pimpinan KPK, saat konferensi pers pak, ditegur aja enggak,” kata Firli.

Dengan demikian, Firli kembali menegaskan agar para anggota dewan untuk tidak melakukan korupsi dengan modus pokir yang menghasilkan program dana hibah.

“Jadi tolong ini, tidak ada lagi yang bermain-main di pokir-pokir itu. Apalagi, dengan dana-dana hibah. Dana hibah katanya untuk masyarakat, ternyata kick back-nya sampai 40 persen. Jadi dari pokir, bentuk jadi pekerjaan, dapat dananya misalnya Rp 10 miliar, kalau 30 persen berarti Rp 3 miliar kembali kepadanya,” pungkas Firli, dikutip di SERGAP.CO.ID. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top