Sugiarto-(deadline-news.com)-Sigisulteng-Puluhan ibu rumah tangga yang tinggal di Kompleks Integrated Community Shelter (ICS) atau hunian nyaman terpadu di Desa Soulowe, Kabupaten Sigi provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Sabtu siang (22/2-2020) dilatih membuat aneka makanan berbahan baku cokelat.
Puluhan korban bencana alam pada 28 september 2018 silam itu sangat antusias mengikuti pelatihan. Masing-masing ibu rumah tangga itu dibagi menjadi tiga kelompok.
Masing-masing kelompok berkreasi untuk membuat produk aneka makanan yang berbahan coklat, Seperti cokelat stroberi, cokelat banana, coklat apel serta sejumlah varian rasa lainya.
Salah satu kelompok diataranya membuat cokelat lollipop. Proses pembuatanya punTidak membutuhkan waktu berjam-jam hingga hasil olahan makanan berbahan baku cokelat itu dapat dicicipi.
Proses pembuatanya pun didamping langsung oleh pelaku usaha aneka makanan cokelat di Kota Palu.
Pelatihan pembuatan aneka makanan berbahan baku cokelat ini diinisasi oleh Lembaga Kemanusiaan Global Aksi cepat Tanggap Cabang Sulawesi tengah bekerja sama dengan Pusat Layanan Usaha Terpadu-KUMKM (PLUT-UMKM), sebuah lembaga yang dibentuk oleh Kementrian koperasi dan UKM.
Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulteng, Nurmarjani Loulembah mengatakan, pelatihan ini merupakan program ACT Sulawesi tengah dalam meningkatkan ekonomi korban bencana alam 2018 silam khususnya ibu rumah tangga.
Menurut Nani sapaan akrabnya untuk membantu ekonomi keluarga, ibu rumah tangga juga mempunyai peran penting. Sehingga dari hasil pelatihan ini, para ibu rumah tangga diharapkan dapat membuat produk aneka makanan yang bernilai rupiah yang tentunya dapat membantu ekonomi keluarga.
“Sebelumnya kami telah melakukan pemberdayaan ekonomi melalui usaha bawang goreng dan hari ini mereka kami ajarkan membuat aneka makanan berbahan baku cokelat,” kata Nani.
Nani juga mengatakan beberapa bulan kedepan umat islam di dunia akan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan. Dibulan tersebut tentunya permintaan kue kering berbahan baku cokelat untuk idul fitri nanti meningkat.
Sehingga momentum tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh ibu-ibu rumah tangga untuk meraup keuntungan lebih.
“Beberapa bulan kedepan kita akan melaksanakan ibadah puasa. Tentunya bulan itu bisa dimanfaatkan oleh ibu rumah tangga. Selain beribadah juga bisa dimanfaatkan untuk membuat aneka makanan cokelat seperti kue kering berbahan cokelat yang tentunya bernilai rupiah,”jelasnya.
Sementara itu Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu Bidang SDM PLUT Arman Wahid Mengatakan program pemberdayan ekonomi bagi korban bencana alam yang digelar ACT ini sangat tepat.
Menurut Arman selama ini korban bencana alam tidak hanya menerima bantuan dari pemerintah maupun lembaga kemanusiaan namun juga dituntut untuk bertahan hidup ditengah kondisi ekonomi yang kurang baik, apalagi sejumlah warga kehilangan harta benda maupun pekerjaan pasca bencana alam 28 september 2018 silam.
Arman berharap dari hasil pelatihan ini ibu-ibu rumah tangga khususnya di Desa Soulowe dapat membantu ekonomi keluarga melalui produk makanan yang berbahan baku cokelat maupun produk makanan lainya.
“ Kenapa harus berbahan dasar cokelat karena bahan baku cokelat sangat mudah ditemukan di Kota Palu dan cara pembuatan olahanan makanan tersebut tidak rumit. Selain itu cokelat itu semua umur bisa makan dan laku untuk dijual,” tutur Amran.
Amran yang juga pelaku usaha aneka makanan berbahan cokelat itu mengatakan setiap bulanya omset yang ia raup mencapai jutaan rupiah, meskipun masih kategori home industri.
“Alhamdulillah setiap bulanya omset saya raup dari hasil penjualan aneka makanan berbahan dasar cokelat itu bisa mencapai tiga jutaan. Saya ini tinggal di Petobo korban bencana juga. Jadi dengan adanya usaha ini Alhamdulillah bisa memenuhi kebutuhan ekonomo keluarga kami,”terangnya.
Meskipun sudah setahun lebih gempa bumi, tsunami serta likuefaksi yang melanda Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi, ACT Sulteng masih terus bersama korban bencana alam tersebut dengan melaksanakan berbagai macam program pemberdayaan ekonomi masyarakat.**