Nelwan (deadline-news.com)-Sigi-Proyek rekonstruksi Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAM) atau Work for PASIGALA raw water transmision sysytem rehabilitation, yang disokong oleh dana Loan Asean Development Bank (ADB) senilai Rp, 555, 571, 000, 000 itu, diperkiran progres pengerjaannya sudah mencapai 100 persen.
Akan tetapi pada landscape pada pengerjaan jaringan tranasmisi pipa di sejumlah tempat diantaranya Kecamatan Marawola, kurang lebih sepanjang 6 kilometer, masih menyisahkan pengerjaan instalasi jaringan pipa dibawah permukaan tanah, dengan kedalaman galian prakiraan 1 setengah meter belum tuntas. Masih terdapat bekas kalian tidak tertimbun dengan baik, sehingga dapat menimbulkan kerawanan lalulintas.
Meski progres rekonstruksi sistem transmisi air baku Pasigala capaian bobot kerjanya diperkirakan selesai 100 persen, namun di jalur jalan poros tersebut masih dalam tahap pemasangan pipa yang hingga saat saat ini masih terus digenjot pengerjaannya oleh penyedia Proyek.
Dan tak kala pentingnya masih menyisahkan efek kabut debu. Betapa tidak material tanah usai penimbunan bentangan jaringan pipa-pipa dibeberapa titik bahu jalan itu amblas sehingga mebentuk lobang dimana-mana yang cukup panjang.
Dikarenakan material tanah dipermukaan bahu jalan bekas timbunanan itu sangat labil, dan tingkat kepekatan timbunan tanahnya pun juga tidak padat, bahkan terkesan dekerjakan dengan serampangan dan tidak maksimal.
Pengerjaan konstruksi transmisi jaringan air baku Pasigala, paket 1 digarap oleh kontraktor penyedia adalah PT. WIKA Jaya Jati Luhur-Minarta Dutahutama KSO dengan pagu anggaran ADB sebesar Rp. 250.869.435.000 dan paket ll digarap kontraktor penyedia oleh PT. Adhi Karya- Nindya Karya-BPR-PP KSO yang juga dibanderol dengan anggaran senilai Rp. 300.702.020,000 serta digeber oleh Subkon beberepa perusahaan swasta lainya.
Pantauan group deadline-news.com, detaknews.id, deadlinews.co dan morowali-pos.com, penampakan dibeberapa titik item pengerjaan proyek Sistem Transmisi Air Baku Pasigala yang digarap oleh kerjasama operasi (KSO) oleh sejumlah perusahaan BUMN itu tampak metode penimbunan material tanahnya labil dan tidak pekat.
Sehingga membuat permukaan tanah urukan setelah usai penginstalasian batang pipa tersebut. Kemudian disepanjang jalur bentangan pipa yang telah dibenam dibahu jalan poros kurang lebih sejauh 6 kilometer dibeberapa titik bahu jalan itu juga banyak mengalami longsor dan menimbukan lobang yang dapat membahayakan para pengguna jalan di kawasan itu.
Diduga pihak kontraktor penyedia dan penyelenggara tak mengoptimalkan penggunaan alat berat pemadat tanah yang kapasitasnya lebih efesien dan memadai.
Maka efek dari kurang pekatnya pemadatan disepanjang jalur landscape pemasangan pipa SPAM tersebut tuai keluhan warga Desa di kecamatan Marawola.
Menurut beberapa sumber warga desa Sibedi dan Padende Marawola yang dihimpun awak media, adanya pembongkaran bahu jalan disepanjang jalan poros Palu – Bangga itu, walau pihak pengelolah proyek SPAM itu terkesan mengenyampingkan efek dari polusi debu yang kerap mengepul tak ada hentinya.
Dan ketika debu-debu itu kering otomatis kepulannya sangat mengganggu lalulintas, banyaknya kepulan debu itu, diakibatkan oleh sisa-sisa material tanah tatkala usai penimbunan pipa. Tampak pihak penyedia proyek mengabaikan penyiraman ketika usai melakukan penimbunan ulang material tanah itu.
“Utung saja dalam sebulan terakhir ini lagi musim hujun, namun manakala tanah gundukan yang sudah kering, tanah sisa-sisa spill atau tanah buangan, kerap berhambuaran menjelma jadi kabut debu yang dapat menggangu pernafasan atau kesehatan warga,” kata Alimin yang juga selaku Kepala Dusun 2 Desa Padende Marawola.
Lanjut Alimin, berkaitan dengan pengerjaan pemasangan pipa yang metodenya memang harus di instalasi dibawah permukaan tanah namun, anehnya pihak kontraktor penyedia terkesan tidak peduli atas efek kabut debu yang ditimbulkan dan abai terhadap dampak negatif yang suatu saat bisa membahayakan kesehatan warga disekitaran.
“Belum lagi efek rusaknya bahu jalan itu akibat banyaknya lobang yang ditimbulkan pengelolah proyek pipanisasi di jalur itu, dan pastinya akan berdampak negatif terhadap keselamatan atau dapat membahayakan para pengguna jalan yang setiap saat berlalu lalang memadati jalan poros tersebut,”tuturnya.
Dia juga menambahkan, memang hal tersebut merupakan kewenangan pihak pemerintah dan pihak penyedia proyek, disamping itu kami juga sangat bersyukur adanya program pemerintah untuk memfasilitasi masyarakatnya dengan menyiapkan ketersidiaan Sitem Penyediaan Air Minum (SPAM), hal itu sebagai bentuk keperdulian pemerintah terhadap masyarakat. Dengan tujuan membangun fasilitas ketersediaan sumber daya air minum pasca bencana alam enam tahun yang silam.
Kata dia, namun cukup diakui bahwa pihak penyedia proyek terkesan mngenyampingkan soal pangantisipasian kabut debu manakala bila dilalui kenderaan mengepul kemana-mana, padahal akibat dari kabut debu tersebut efeknya dapat mengganggu pernafanasan dan juga membuat lingkungan disekitaran pemukiman warga tidak sehat.
“Kami juga selaku warga biasa hanya bisa berharap agar penyedia proyek sesegera mungkin menimbun lobang-lobang tersebut, sebab keberadaan lobang-lobang itu sangat mengganggu kenyamanan para pengemudi berlalu lalang melintas di jalan poros tersebut, “keluhnya.
Ia menegaskan dibeberapa titik bahu jalan kondisinya makin parah dan memprihatinkan, bahkan pengendara roda dua maupun binatang ternak (sapi) warga, acap kali mengalami kecelakaan ditempat itu, sehingga hal tersebut menuai keluhan dan protes masyarakat ditiga desa yakni, warga Desa Beka, warga Sibedi dan warga desa Padende Marawola.
“Adapun proyek pipanisasi yang dikerjakan oleh pihak kontraktor penyedia sepanjang jalur jalan Palu – Bangga sejauh 48 km yang kini dilalui jalur pemasangan jaringan pipa sistem penyediaan air minum (SPAM) sejatinya, untuk kepentingan seluruh masyarakat Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala), “pungkasnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, sekitar seminggu yang lalu salah satu mobil truck pengangkut pasir sempat tergelincir dibahu jalan bekas urukan, kemudian sebelah ban oto truck itu kejeblos dilobang hampir beberapa jam lamanya.
“Namun beberapa saat kemudian atas kerja sama mereka sesama sopir dan juga dibantu oleh beberapa orang warga walhasil, oto truck tersebut berhasil ditarik dengan selamat, “ungkapnya.
Menurutnya, pad kontur tanah bahu jalan tersebut, diketahui hanya tanah menumpang atau material tanah timbunan saat pengaspalan terdahulu, sehingga saat tanah itu melulu diguyur hujan, lalu membuat materialnya pun labil dan rapuh, hingga menyebabkan sepanjang bahu jalan berlobang itu kondisinya pun makin bertambah parah dan berpotensi rawan kecelakaan.
“Bukan hanya itu saja, lobang-lobang yang menganga ditepian jalan atau permukaan tanah bekas galian itu, tingkat kedalaman dan panjangnya juga berfariasi. Diketahui sepanjang jalur jalan atau bahu jalan yang sudah klier penimbunannya, dimana spill materialnya juga tidak padat dan setiap turun hujan pasti mengalami penyusutan, hingga membuat lobang-lobang itu makin panjang dan cukup parah. Selian itu pihak penyedia proyek juga tampak menggunakan Soil Compaktor atau alat berat pemadat tanah kapasitasnya yang kurang memadai, “protesnya.
Salah seorang rekan Alimin (Kadaus Padende) yang meminta namaya tak disebutkan, sampai saat ini pihak penyedia belum juga menimbun lobang-lobang dibahu jalan tersebut, dan dibeberapa titik permukaan tanah di bahu jalan bekas timbunan pipa disepanjang jalur perlintasan jalan poros itu, membuat para pengemudi takut melewati bahu jalan yang bergolombang dan berlobang itu.
“Parahnya lagi, ketika diguyur hujan tanah yang mengalami longsoran itu, atau tanah disekitaran liang-liang yang menganga lebar itu, disaat turun hujan kondisinya sangat becek, hingga membuat para pengendara roda dua enggan melewatinya, takut tergelincir dan jatuh, “ucapnya.***