Pekerjaan PT.Waskita Jaya Purnama Terkesan Mangkrak

Nelwan (deadline-news.com) Sigi – Pergerakan proyek yang digarap PT. WASKITA JAYA PUNAMA berbingkai River Implovement And Cediment Control In Gumbasa River, Pondo River, And Rogo River, dilebeli dengan pagu anggaran Rp. 245,117,000,000.00, melalui unit LPSE pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang bertenggaer di Satker SNVT Pelaksanaan jaringan Sumber Daya Air, kini 3 paket pekerjaan itu diduga berjalan mundur (step backward) atau berjalan ditemapat/stagnan.

Pantauan deadline-news.com group detaknews.id dan deadlinews.co di dua titik lokasi dimana paket pekejaan proyek infrastruktur pembangunan jembatan dan normalisasi sungai yang terdampak gempa, likuifaksi Pasigala itu yang terletak di Desa Rogo Dolo Selatan (Dolsel) dan Desa Beka Marawola Sigi.

Kedua paket pekerjaan serupa adalah proyek pembangunan talud (groudshill) dan pembangunan jembatan penghubung, namun sayangnya kedua proyek peningkatan infarstruktur itu, secara kasat mata terlihat lersentasi pengerjaannya progresnya belum mencapai bobot 50 %.

Diduduga bahwa pihak penyedia PT.Waskita Jaya Purnama lelet menangani proyek multi years berskala nasional itu.

Betapa tidak, sejak plot teken kontrak kerja pada 22 Juni 2023 sudah hampir setahun yang lalu, bahkan mulai dari aksen tahap clearing hingga ketahap pengecoran backesting ke progres 0% ketitik object item bakal peningkatan ketahapan pekerjaan keprogres berikutnya, pengerjaan proyek garapan perusahaan swasta murni itu bukan BUMN mandek alias berjalan ditempat.

Proyek multi years pasca gempa, tsunami, likuifaksi (Pasigala) itu padahal dilabeli dengan dana ratusan miliar, namun persentasi progres rehab rekon proyek tersebut mandek alias jalan ditempat (going nowhere).

Kini proyek yang dikolah oleh PT. Waskita Jaya Purnama  itu mengalami masa kritis yang cukup parah, diduga dalam pelaksanaan tata kelolah mencakup administarsi terkait advic perusahaan mengalami defisit.

Menyoroti hal itu maka berimbas juga pada dugaan terhadap ketersediaan bahan material bakal kebutuhan kuantitas rekonstruksi fisik bangunan untuk pengerjaan jalur groundahill di dua tempat yang berbeda itu, juga dinilai minor dan tak berimbang terhadap keseuaian elevasi dalam teknis penyediaan bahan baku material untuk produsifitas rancang bangun konstruksi (proyek).

Dalam skala prioritas akomodasi anggaran yang telah digulirkan untuk entitas pelaksanaan dan keselarasan terhadap mobilisasi bahan mterial dan juga konstruksi tidak signifikan.

Belum lagi dengan plot jangaka waktu yang ditentukan, telah hampir mencapai setahun proyek rehab rekon sungai gumbasa, sungai pondo dan sungai rogo kian bergulir kepenghujung kontrak kerja yang telah ditargetkan oleh liding sektor BWSS lll Palu hingga selesai Desember 2024, dan malah kian membuat hasil pengolahan proyek itu makin kesini makin mengalami decreasing atau semaknin menurun.

Sehingga cakupan frase internal atau pada subject plus-mayor ditiap item hasil produk pengerjaan proyek itu nampak nilai capaian persentasi progresnya terkait bobot kuantitatif pengololaan rehab rekon proyek itu, dan juga metode pekerjaanya tersebut lelet tertaih-taih dan sumir, diduga melenceng aturan kerja yang berlaku, hingga hal itu menuai sorotan masyarakat luas.

Betapa tidak proyek yang dibinkai dengan Implovement And Cediment Control In Gumbasa River (IACCIGR), Pondo Ruver And Rogo River digeber oleh PT. Waskita Jaya Purnama, perihal runutan jatuh kontraknya diteken oleh penyedia jasa sejak 22 Juni 2023 melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) PUPR Satker SNVT Pelaksana Jaringan Sumber Air

Menyikapi hal tersebut diduga ada bisik-bisik kong kali kong sama dengan cukong, diduga indikasi internal antara penyedia dan pihak yang berwenang telah bermain mata hingga menyebabkan pergegerkan pryoyek multi yers berbingkai RIACCIGR atau pembangunan Sabo Dam dan normalisasi sungai Gumbasa, sungai Pondo dan Sungai Rogo yang juga penggarapannya sudah hampir setahun itu dibandrol dengan Rp. 245, 117, 000, 000. 00.

Dan kini nasib proyek yang dikelolah PT. Waskita Jaya Purnama tersebut jalan ditempat dan diduga mangkrak.

Kepala Balai Sungai Sulawesi (BWSS) III Palu Dedi Yudha Lesmana yang dimintai tanggapannya via chat di whatsAppnya Kamis (9/5-2024), mengatakan sedang dilakukan percepatan dan terkejar batas akhir kontrak.

“Saat ini sdg dilakukan percepatan pa, Insya Allah terkejar smp dg batas akhir kontrak,”Aku Dedy.

Sementara itu pihak PT.WASKITA JAYA PURNAMA bernama Yudi yang dikonfirmasi melalu chat di aplikasi whatsAppnya sampai berita ini naik tayang belum memberikan jawaban konfirmasi. ***

Management Redaksi deadline-news.com memohon maaf kepada manajemen PT.WASKITA KARYA (BUMN) atas kesalahan penulisan nama perusahaan yang benar PT.WASKITA JAYA PURNAMA BUKAN PT.WASKITA KARYA. 

ANDI ATTAS ABDULLAH PIMPINAN REDAKSI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top