“Ini Penghinaan Bagi Saya”
Bang Doel (deadline-news.com)-Pasangkayusulbar-Sebanyak 38 orang tenaga honorer medis RSUD Pasangkayu dari 96 orang mogok kerja. Setelah mogok kerja kurang lebih 24 jam, mereka menemui Bupati Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat (Psky-Sulbar) Ir.H.Agus Ambo Djiwa, MP di rumah jabatannya Ahad (31/12-2017).
Kedatangan mereka mempertanyakan nasibnya setelah jasa medis yang diambil dari BPJS setiap pasien diduga dipotong oleh pihak manajemen RSUD Pasangkayu.
Bukan itu saja, tapi para tenaga honorer medis yang menempati posisi yang sangat dibutuhkan itu meminta pihak direktur dan manajemen RSUD Pasangkayu transparan.
Tenagah honorer yang mogok itu yakni yang menangani teknis seperti radio grafer (Elektrokardiogram) dan perwat.
Untuk tahun 2017 ini, kurang lebih Rp, 3 miliyar lebih hasil jasa medis yang dihimpun dari pasien BPJS. Dan itulah yang dibagi-bagi kepada tenaga honorer yang tahun-tahun sebelumnya para tenaga medis honorer ini mendapatkan sekitar Rp, 5 juta. Namun tahun ini sangat kurang, sehingga para honorer tenagas medis itu menduga ada pemotongan sejak RSUD itu dipimpina Direktur yang baru itu.
Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa dihadapan para tegana medis honorer mengatakan tindakan mogok kerja yang saudara-saudara lakukan adalah penghinaan bagi saya selaku Bupati.
“Ini penghinaan bagi saya selaku Bupati. Masa sudah mau 10 tahun saya jadi Bupati baru kalian mogok kerja. Inikan bisa dibicarakan baik-baik jika ada kekeliruan. Kalian bisa mengadu ke saya, jangan langsung mogok, kasihan pasien.
Coba kalian pikir, 24 jam mogok, banyak pasien terlantar. Sementara tugas kalian menolong orang sakit. Jangan gara-gara uang Rp, 1 miliyar, pasien kalian korbankan.
“Mana kalian pilih seandainya ada uang Rp, 1 miliyar, sementara ada orang butuh pertolangan kalian, karena si pasien itu bisa matu jika kalian tidak layani.
Ditanya apakah sikap para tenaga medis honorer yang melakukan mogok itu bernuansa Politik? Jawab Bupati saya belum melihat kesitu, tapi sepertinya memang murni aspirasi tenaga honorer medis itu.
Disinggung dengan adanya aspirasi tenaga honorer medis melakukan mogok kerja, apakah ada kemungkinan menjelang tahun baru RSUD Matra juga dipimpin direktur baru. Kata Bupati masih dilakukan evaluasi, apakah perlu pergantian Direktur RSUD Pasangkayu atau perbaikan dan pembenahan internal saja.
“Kami akan melakukan evalusia dulu, kalau memang diperlukan ya kita ambil tindakan. Karena jangan sampai keslahan satu orang berdampak ke banyak orang,”tegas Bupati.
Menurut Bupati Agus para honorer yang mogok itu meminta transparansi pengelolaan manajemen RSUD Pasangkayu.
“Sebagai bupati selama ini saya selalu terbuka untuk melayani. Apalagi soal kehidupan orang lain (Gaji),”ujar Bupati Agus.
Kata Bupati Pasangkayu 2 periode itu, Guru dan medis itu sangat dibutuhkan masyarakat. Makanya tenaga medis jangan mogok kerja, karena ini kepentingan orang banyak, ini soal keselamatan orang sakit. ***