Partai Demokrat Berduka

 

Innalillahi wanna Ilahi Rajion, selamat jalan saudaraku, kalimat-kalimat itulah yang tertulis dimedia sosial baik face book maupun group whatsapp dari sahabat, kawan-kawan, sekretaris Partai Demokrat Sulteng Artha Radjak BM Radjak, SH itu.

Kamis malam (5/3-2020) sekitar pukul 23:08 Ia dikabarkan meninggal dunia setelah mengikuti rapat proses politik di beberapa daerah di Sekretariat DPD Partai Demokrat Sulteng jalan Veteran.

Kabar duka cita itu aku dapatkan dari kawanku Zulfitra. Kamis malam itu telepon genggamku berdering, seorang kawan tumben menghubungiku malam-malam, padahal baru tadi siang kami bersama di warung kopi Masjid Raya. Adakah yang penting sehingga pak Zul menghubungiku malam-malam, kataku dalam hati.

Deringan pertama aku tidak mendengarnya, karena handponeku lagi aku bisukan suaranya. Pada saat aku terbangun buang air kecil, aku lihat ada panggilan tak terjawab masuk dari kawanku Zulfitra big bos media online Posrakyat.com.

Penasaran, ada apa gerangan Zul menghubungiku malam-malam, padahal tidak biasanya. Lalu kurai handponku yang tergeletak diatas meja belajar anakku. Kucaba menelpon balik kawan Zul itu, namun tidak diangkatnya, mungkin sudah tertidur atau lagi sibuk.

Berselang 5 menit kemudian Zul menelpon balik lagi di handpone Samsung milik. Anakku berkata Atta..Atta..Atta (Bapak..Bapak..Bapak) ada telpon masuk coba angkat aku takut, lalu kuangkat telepon dari kawan Zul.

Alangkah terkejutnya, bagaikan disambar petir ditengah malam, Zul mengatakan ke saya, maaf pak Andi, Pak Sekretaris Demokrat meninggal barusan dan sekarang lagi di rumah sakit Tentera. Mendengar informasi dari kawan Zul itu, spontan aku mengucapkan Innalillahi wanna Ilahi Rajion!

Memang Sekretaris Demokrat Bapak Artha Radjak BM Radjak itu beberapa waktu lalu telah dirawat di RSUD Undata poliklinik Jantung, dan baru kurang lebih sebulan keluar dari rumah sakit itu.

Dua hari lalu saya semeja dengannya di warung kopi Sudimari. Kelihatannya memang kondisi kesehatannya turun drastis. Bandannya kelihatan kurusan, wajahnya agak pucat, namun tetap kalimat candaan keluar dari mulutnya sambil tersenyum dengan ciri khasnya.

Ia menyapaku apakabar Lah? Begitu ia menyapaku setiap bertemu. Kebetulan kami pernah bersama-sama di manajemen redaksi Nuansa Pos. Sehingga ia sering menyapaku dengan nama pendek saja yakni Lah.

Dulu dia diangkat jadi Pemimpin Redaksi di Tablod Nuansa Pos ketika itu. Tulisannya enak dibaca, dan analisanya tajam. Dia salah satu pengasuh tajuk rencananya Nuansa Pos ketika itu. Akhirnya suatu saat kita semua akan kembali ke padaNYA, selamat jalan kakandaku, guruku dan sahabatku Artha Radjak BM Radjak, Insya Allah sorga tempatmu, Alfatihan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top